Tempat indah

1752 Kata

“Amira,” panggil seseorang, itu adalah bibinya. Yang mana membuatnya langsung berdiri. “Bisa kita ngomong berdua?” Amira menatap sang suami yang menggelengkan kepala. “Saya ikut,” ucap Dharma tetap melingkarkan tangannya di pinggang sang istri. “Kalau begitu, bisa ikut saya dulu?” Bibinya membawa mereka ke salah satu kamar, itu kamar bekas Amira dulu. Kamar yang terpencil. Berada di belakang hingga membuat Amira sesak saat mengingatnya. Bibinya mengambil sesuatu yang ada di dalam toples kaleng, sejak kapan benda itu ada di sana? di bawah Kasur? “Ini,” ucapnya memberikan salah satu foto yang tersimpan acak di dalam sana. “Itu foto keluarga Ibu kamu. Ibu kamu gak benar benar miskin, dia hanya diusir dari keluarganya. Bibi gak tau gimana ceritanya, tapi mungkin ini penting buat kamu.” A

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN