Apartemen Sarah
Mendengar suara teriakan dari pria yang berhasil dibanting dan dijatuhkannya ke lantai, otak Sarah segera merespon. “Sepertinya suaranya aku kenal, apa jangan-jangan...”. Bergegas Sarah bangkit dari kasur, dilihatnya pria yang berhasil dibantingnya ternyata adalah bosnya sendiri.
"Astagfirullahadzim, ngapain bos di kamar saya. Pake ikut tidur dan meluk-meluk segala." Teriak Sarah kepada Kris.
"Kamu ini benar-benar sekretaris yang keterlaluan. Berani kamu dengan bos sendiri, main banting-banting aja. Awas saja ya kamu!, kalau ada badan saya yang cedera parah. Hukuman untukmu akan saya tambah, lihat saja nanti." Ancam Kris kepada Sarah.
"Sekarang, cepat bantu saya berdiri!," Perintah Kris kepada Sarah.
"Dia yang salah main nyelong peluk-peluk, eh dia juga yang mau nuntut. Memang benar ternyata harus kembali ke pasal 1, atasan selalu benar, dan bawahan selalu salah" dumel Sarah dalam hatinya.
Dengan berat hati Sarah mengulurkan tangannya kepada Kris, untuk membantunya bangkit berdiri.
Namun, di kepala Kris ternyata terbersit ide jahil untuk mengerjai sekretarisnya, Sarah. Pada saat Sarah menerima uluran tangannya, secara tiba-tiba Kris mengencangkan tarikan tangannya pada tangan Sarah hingga terjatuh ke dadanya, kemudian di balikkanya tubuh Sarah hingga berada di bawah tubuh kekarnya.
Kris lalu melakukan jurus kuncian kepada Sarah, yang membuatu Sarah tidak dapat berkutik.
"Kamu fikir hanya kamu yang bisa beladiri, saya juga bisa tau!." Bisik Kris lembut di telinga Sarah. Lalu Kris menjilat dan menggigit lembut telinga Sarah.
Sarah berusaha berontak di bawah kungkungan tubuh Kris. Namun, Kris bergeming dari posisinya. Bahkan kini lidahnya menyusuri leher jenjang Sarah.
Sarah yang terus bergerak-gerak di bawah tekanan tubuhnya, membuat ‘Dede kecil’ Kris menjadi 'on'.
"Sialan kau Sarah!," umpat Kris. Bisa diam tidak kamu, atau kamu mau saya perkosa di sini," ancam Kris kepada Sarah.
Sarah terpaku ditempatnya. Namun, ia menyadari Kris mengendurkan kuncian pada lengannya, dan hal tersebut dimanfaatkan Sarah dengan mudah untuk melakukan serangan balik. Digeliatkannya badannya. Hingga kuncian Kris pada lengannya terlepas. Sarah segera melakukan kuncian pada kaki Kris, digigitnya lengan Kris hingga membuat Kris menjerit kesakitan. Setelahnya Sarah bangkit berdiri dengan senyum mengejek ke arah Kris.
"Sarah!!!," jerit Kris dengan emosi. "Berani kamu menggigit saya, ternyata kamu selain sekretaris abal-abal, kamu juga sekretaris kanibal. Dengan segenap kekuatannya Kris segera bangkit.
"Baik, ternyata kamu menantang saya, kamu pemegang sabuk hitam pencak silat dan taek wondo bukan, saya juga pemegang sabuk hitam taek wondo, mari kita bertarung, tantang Kris kepada Sarah."
“Siapa takut bos!, kalau saya berhasil mengalahkan bos, saya tidak perlu merayu dan menggoda rekan bisnis bos,” sahut Sarah.
“Deal,!, tapi kalau kamu kalah kamu harus mau menjadi perayu da penggoda rekan bisnis saya yang lainnya.”
“Gila bos, memangnya gak ada hukuman yang lain apa?, apa bos mau buka penerimaan jasa layanan merayu dan menggoda, saya kan sekretaris bos bukan perayu dan penggoda.” Sahut Sarah dengan berani kepada Kris.
“Sayatidak perduli, sudah jangan banyak omong, ayo kita bertarung. Jangan bilang kamu takut dengan saya.”
“Buat apa saya takut sama bos, ayo kita bertarung.”
Mereka berdua kemudian mengambil kuda-kuda dan mempelajari lawannya untuk mencari kelemahannya agar bisa dijatuhkan dan dikalahkan.
Sarah yang terlebih dahulu mengambil inisiatif untuk melakukan serangan kepada Kris.
Mereka berbalas serangan dan tangkisan. Mereka juga berbagi tendangan dan kuncian. Suara benda-benda yang terjatuh juga suara-suara berisik dari petarungan mereka berdua ternyata begitu keras hingga terdengar ke apartemen yang ada di sebelah apartemen Sarah.
Penghuni apartemen tersebut segera menghubungi petugas keamanan apartemen, dan kebetulan yang menerima pengaduan tersebut adalah Renggono. Isi laporan tersebut menyebutkan terjadi perkelahian di kamar apartemen dengan nomor 101.
"Astaga, gaswat ini, kalau laki-laki yang kuantarkan ke apartemen nomor 101 itu ternyata adalah seorang penjahat." Gumam Renggono, was-was. Ia takut bakalan dipecat, kalau ketahuan memaasukkan penyusup ke dalam apartemen itu dan menyebabkan penghuninya sampai kenapa-kenapa.
Dengan terburu-buru Renggono segera menuju lift yang dengan cepat mengantarnya ke lantai 5, tempat dimana kamar bernomor 101 berada.
Begitu lift yang membawanya tiba di lantai 5, Rengono segera menuju apartemen 101, dibukanya pintu apartemen yang ternyata masih tidak terkunci, setelah dibuka olehnya. Dilihatnya lelaki yang tadi diantarkannya sedang berkelahi. Mereka saling melakukan serangan dan tangkisan.
Sesaat Renggono tertegun melihat pertarungan tersebut, “Waduh, seru ini, kapan lagi nonton live tarung beladiri.” Namun, Renggono kemudia tersadar tujuannya datang ke apartemen 101 ini.
Renggono lalu berseru kepada mereka berdua, "Berhenti!, atau saya tembak anda tuan!," ancam Renggono kepada Kris, pria misterius yang mengaku sebagai bos dengan harta melimpah.
Kris menghentikan serangannya kepada Sarah, dengan wajah datar ditatapnya Renggono.
Namun, ternyatakesempatan itu tidak disia-siakan oleh Sarah. Pada saat Kris menghentikan serangannya, Sarah melakukan tendangan salto yang tepat mengenai sisi wajah Kris.”
Sambil mengacungkan dua jari Sarah berucap, “Peace, bos. Maaf saya tidak sempat menghentikan serangan saya,” kata Sarah dengan senyum kemenangan tersungging di bibirnya.
Dengan menahan sakit di kepalanya akibat tendangan salto Sarah,Kris mendekati Sarah. Kemudian, ia lmerangkul Sarah yang berdiri disebelahnya, "Anda tidak perlu khawatir, kami tidak sedang berkelahi, kami sedang menguji ilmu bela diri saya dan sekretaris saya yang sayangnya juga kekasih saya," kata Kris berbohong.
Sarah terbatuk mendengar perkataan Kris. “Sejak kapan saya mau jadi kekasih bos g***o,” omel Sarah dalam hatinya.
Untuk meyakinkan Renggono, Kris lalu mencium sudut bibir Sarah lembut, yang disambut dengan pelototan mata dari Sarah, yang dibalas Kris dengan kekehan.
Kris yang merasa kecanduan dengan bibir Sarah, kembali mencium Sarah dengan lembut dan lama.
Renggono memelototkan matanya, "Enak saja mereka mempertontonkan kemesraan di depan mataku. Setelah dibuatnya aku hampir terkena serangan jantung," dumel Rengono dalam hatinya. Dimasukannya kembali pistolnya ke dalam sarungnya, yang terletak di pinggangnya. Lalu diambilnya pentungan yang juga terselip di pinggangnya.
Di pukulnya pelan bahu Kris, "Lain kali kalau mau bertanding, jangan di dalam apartemen tuan, berisik!, mengganggu ketenangan penghuni apartemen lainnya." Setelah berkata seperi itu, Renggono memutuskan untuk meninggalkan apartemen 101.
Kris berteriak kepada Renggono, "Berani kamu memukul orang kaya, seperti saya. Akan saya tuntut kamu.
Namun, Renggono bergeming dia tetap melangkahkan kakinya. “Halah orang kaya, tapi edan,” ucap Renggono dalam hatinya.
Sarah tertawa, disindirnya Kris, "Duh, kasihan sekali bos Q yang kaya raya dicuekin sama rakyat biasa, lalu Sarah berlari menuju ke kamar mandi, ia merasa badannya menjadi gerah dan lengket, setelah pertarungannya dengan Kris tadi.
Setelah Sarah masuk ke dalam kamar mandi, Kris segera membuka koper Sarah yang terletak di samping ranjang. Feelingnya mengatakan kalau Sarah tidak menuruti perintahnya untuk membawa gaun dan pakaian seksi yang telah dibelikannya.
Kris berdecak kesal, tidak ada satupun pakaian yang di belikan Kris, ada di dalam koper Sarah.
Kris mengeluarkan seluruh isi koper Sarah dengan kesal. Dibiarkannya pakaian itu berhamburan di atas tempat tidur.
Gawai Kris berdering, dilihatnya id penelpon yang memanggilnya adalah Kusno, sopir pribadinya.
"Ada apa Kusno?," tanya Kris dengan nada datar.
"Maaf bos, sejam lagi jet pribadi bos akan lepas landas," lapor Kusno.
"Oke, 15 menit lagi kami akan turun ke bawah," lalu sambungan telponpun diputus oleh Kris secara sepihak.
Sarah, cepat mandinya!, kita harus segera ke bandara. Kalau kamu belum selesai dalam 5 menit saya akan masuk ke dalam kamar mandi,” lagi-lagi Kris mengancam Sarah.
Selesai mandi, Sarah mengganti pakaiannya di dalam kamar mandi, karena ia tidak mau bos germonya melihat ia berganti pakaian.
Begitu keluar dari kamar mandi, Sarah memelototkan matanya, ke arah Kris. Ia mendengus kesal melihat pakaiannya telah dikeluarkan Kris dari dalam koper dan dibiarkan berhamburan begitu saja.
“Kenapa bos keluarkan pakaian saya dari dalam koper?.”
"Kamu pura-pura lupa dengan perintah saya. Kamu melupakan gaun malam dan pakaian seksi yang saya perintahkan untuk kamu bawa, cepat kemasi pakaianmu, kita harus segera berangkat menuju bandara.
Dengan muka cemberut, Sarah berjalan kelemari pakaian miliknya dan dimasukkannya pakaian yang dibelinya dengan uang dari bosnya di butik La Fame.
Setelah selesai berkemas Kris dan Sarah segera berjalan meninggalkan apartemen Sarah.
Mereka berdua saling diam selama berada di dalam lift, tak ada yang ingin membuka percakapan. Tak lama kemudian, lift tersebut membawa mereka ke basement. Kemudian mereka berdua menuju ke mobil Kris yang terparkir, dengan Kusno yang setia menanti.
Melihat kedatangan bosnya Kusno segera ke luar dari dalam mobil dan membukakan pintu bagian belakang mobil untuk Kris dan sarah.
Sarah dan Kris lalu masuk ke dalam mobil dan duduk di jok belakang.
Kusno melongo melihat penampilan bosnya berubah, “Rasanya tadi saat bos ke luar dari mobilb ini, wajah bos baik-baik saja. Kenapa sekarang muka bos jadi bonyok begitu. Sebenarnya apa sih yangn dilakukan si bos sampai wajahnya menjadi seperti itu,” gumam kusno dalam hatinya.
Kusno lalu memberanikan diri untuk bertanya kepada Kris. “Maaf bos Q, kenapa wajahnya jadi bonyok," tanya Kusno kepada Kris setelah mereka semua berada di dalam mobil.
"Saya tadi sedang latihan bela diri, dan ternyata musuh saya curang" kata Kris kepada Kusno, sambil melirik ke arah Sarah.
Sarah mencebikkan bibirnya ke arah Kris.
Kusno hanya menganggukkan kepalanya, seoalh-olah ia mengergti apa yang dikatakan bosnya. Kemudian mobil yang dikemudikan Kusno melaju dengan sangat kencang. Membuat Kris mengingatkan Kusno.
"Kusno umur saya masih muda, saya masih ingin menikmati kekayaan saya bersama istri dan anak-anak saya kelak."
“He..he..he...., maaf bos Q, saya baru saja menonton Rossi, saya jadi ingin ngebut seperti juara dirinya, bos," kata Kusno, ia lalu memelankan laju mobil.
Dan 30 menit kemudian mereka telah tiba di bandara. Kris dan Sarah segera turun dari dalam mobil berjalan menuju ke arah lobi bandara. Kris membiarkan Sarah kerepotan dengan bagasinya, tanpa ada niatan sedikitpun untuk membantu sarah.
Sarah menggerutu dalam hatinya, “Dasar Bos, gak peka.”
“Bos, help me dong, bantuin saya membawa bagasi saya.” Kata Sarah kepada Kris yang berjalan jauh di depannya.
Kris menolehkan kepalanya ke arah Sarah, “Enak saja, saya ini atasan kamu.” Namun, ternyata ucapan Kris tersebut mendapatkan tatapan cemoohan dari pengunjug bandara yang kebetulan berada di dekat mereka.
Dengan kesal, Kris berbalik dan mengnambil koper milik Sarah dan membawakannya.
Sarah tersenyum ke arah Kris, “Thankiyu, bos Q,” ucapnya.
“Oh iya, kamu pasti belum pernah pergi ke luar negeri dengan jet pribadi bukan?, kamu saya perbolehkan untuk selfie di dalam jet pribadi saya. Baik hati bukan saya," ucap Kris dengan sombong, yang sudah merupakan ciri khasnya.
Sarah mengerutu kecil, "Ya Allah, sadarkan bos hamba dari kesombongannya yang tiada habisnya, aamiiin."
"Saya mendengarnya Sarah, asal kamu tahu bagi saya sombong itu tidak apa, karena saya mampu, iri itu tanda tidak mampu," kata Kris, "Kamu jangan iri dengan saya, kamu bisa gila nanti kalau iri dengan saya."
Tidak ingin memperpanjang perdebatan dengan bosnya, "Iya bos Q, anda selalu benar dan saya selalu salah." Ucap Sarah sarkas kepada Kris.
Sarah mengikuti Kris berjalan menuju ke arah jet pribadinya yang terparkir. Kemudian mereka segera masuk ke dalam jet pribadi milik Kris tersebut. Kris memerintahkan kepada Sarah untuk duduk di sebelahnya.
Seorang pramugari cantik datang menghampiri mereka berdua, "Permisi, apakah tuan ingin makan atau minum sesuatu," tanya pramugari dengan name tag Lala.
Teringat kalau mereka berdua belum makan, Kris memesan roti dengan 2 cangkir teh untuk mereka berdua.
Tak lama kemudian gawai Kris berdering, ternyata dari pilot yang akan menerbangkan jet pribadi milik Kris.
“Hallo tuan, Kris. Pesawat akan segera lepas landas.”
“Silahkan!,” kata Kris.
Sang pilot telah melaporkan kepada petugas menara bandara, bahwa pesawat pribadi dengan nomor K.001.0004 akan segera lepas landas.
Pilot kemudian memberikan pengumuman kepada seluruh penumpang untuk mengenakan sabuk pengaman mereka, karena pesawat akan segera mengudara.
"Kamu masih ingat bukan dengan ucapan saya, kalau kamu akan belajar merayu saya. Perjalanan kita panjang. Sekarang kita mulai pelajaran merayu, kamu harus mendengarkan dan mengikuti instruksi saya dalam merayu." Kata Kris kepada Sarah.
Dengan tergagap Sarah berkata, “Iiiya bos, saya ingat.Tapi gak sekarang juga kan bos, saya takut naik pesawat bos.” Ucap Sarah dengan suara gemetaran.
Kris terkekeh mengejek Sarah, “Ternyata sekretaris ‘Xena’ku ternyata takut naik pesawat.”
“Silahkan, terus saja mengejek saya bos. Nanti saya akan balas mengejek bos, akan saya temukan kelemahan bos.”
Tanpa Sarah sadari, sebenarnya Kris mengejek dirinya untuk mengalihkan Sarah dari rasa takutnya saat pesawat lepas landas.
“Apakah sekarang kamu masih takut,” tanya Kris kepada Sarah.
“Tidak bos, saya sudah tidak takut lagi. Terimakasih ya bos, ternyata bos sengaja membuat saya kesal biar saya tidak merasa ketakutan saat lepas landas.”
“Saya terima ucapan terimakasih kamu.”
“Sekarang obati wajah saya, ambil peralatan P3K yang ada di kamar saya.”
Sarah berdiri dari duduknya, diarahkannya kakinya menuju ke kamar Kris berdasarkan petunjuk bosnya itu. Dibukanya kotak P3K, kemudian diambilnya betadine, kapas dan alkohol untuk mengobati luka dan memar di wajah Kris akibat pertarungan mereka.
Sarah kembali duduk disebelah Kris diolesinya alkohol dan betadine di wajah Kris yang luka-luka. Saat Sarah mengobati Kris tatapan mata mereka berdua bertemu. Mereka berdua terpaku dengan tatapan mata mereka.