Kris memutuskan kecanggungan diantara mereka berdua dengan berdehem. “Apakah kamu sudah selesai mengobati saya.” Tanyanya dengan ketus.
“Saya sudah selesai bos,” saya akan mengembalikan perlengkapan P3K ini terlebih dahulu ke tempatnya bos,” ucap sambil berdiri. Ia segera berjalan menuju ke kamar Kris dan mengembalikan perlengkapan P3K tersebut ke tempatnya.
Tak lama kemudian, Sarah duduk kembali di samping Kris.
Namun, Kris meminta Sarah untuk duduk menghadap ke arahnya agar ia lebih leluasa memberikan pengarahan kepada Sarah. Sarahpun berpindah posisi duduk, yang awalnya duduk di sebelah Kris menjadi duduk berhadapan dengan Kris.
"Tatap wajah saya Sarah, perhatikan baik-baik apa yang saya peragakan. Kemudian kamu harus melakukan apa yang saya contohkan."
"Siap bos," sahut Sarah dengan jari yang memberikan kode hormat. “Kita mau main hipnotis ya, bos. Kayak acara di televisi gitu bos, kan ada kalimat tuh, ‘Tatap mata saya!’.
Kris mendelik kesal ke arah Sarah, “Bukan Oneng, kita bukannya latihan menghipnotis, tetapi latihan merayu dan menggoda,” sahut Kris dengan emosi.
“Slow, bos Q, jangan mudah emosi kenapa!. Ingat darah tinggi bos” Sahut Sarah sambil tersenyum ke arah Kris. Ia sangat senang melihat bosnya marah, hingga bosnya memecat dirinya.
Kris mendengus sebal, "Wanita ini, selalu saja mengolok-lok," rutuk Kris dalam hatinya.
"Sekarang perhatikan instruksi dari saya baik-baik. Kedipkan sebelah matamu seperti saya, tidak lupa tarik bibirmu sedikit untuk tersenyum. Jangan terlalu lebar, sedikit saja. Berikan kesan misterius hingga lawan priamu menjadi penasaran dan terpikat dengan senyumanmu." Kata Kris kepada Sarah, "Sekarang praktikkan yang sudah saya peragakan sama kamu!. Tambah Kris kepada Sarah."
Dalam hatinya Sarah bergumam, "Gila cakep banget si bos main kedip sebelah mata gitu, benar sih senyumnya...gila ...aku mah meleleh bos Q. Gak kuattt, jantungku rasanya mau meledak melihat senyum si bos."
"Hei!, kamu dengar tidak apa yang saya katakan. Jangan bilang kamu terpesona dengan saya, Saya sudah memperingatkan kamu, ya. Kalau saya ini horang kaya, Sultan gitu lho, level saya akan jatuh, kalau kamu jatuh cinta sama saya." Kata Kris memperingatkan Sarah.
Sarah tersadar dari keterpanaannya. “Gila si bos memang sombongnya gak pernah abis. Soal pamer kesombongan kayaknya si bos gak pernah mati gaya.”Umpat Sarah dalam hatinya.
Sarah kemudian mempraktikkan apa yang diajarkan oleh Kris kepadanya. Ia mengedip-ngedipkan kedua matanya, disertai dengan senyuman yang lebih mirip disebut cengiran dan cengengesan.
Kebetulan pada saat itu ada seorang pramugari yang sedang berdiri di belakang Kris untuk mengantarkan makanan dan minuman pesanan Kris tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lucu Sarah.
Tanpa berbalik menghadap pramugari yang berdiri di belakangnya, Kris berucap dengan kasar, "Siapa yang mengijinkan kamu untuk tertawa, saya menggaji kamu untuk bekerja.”
Dengan ketakutan pramugari itu berlalu, setelah terlebih dahulu meletakkan nampan yang berisi makanan dan minuman yang dipesan Kris ke atas meja dihadapan Kris dan Sarah.
Sarah tersenyum ke arah pramugari tersebut, lalu diucapkannya terimakasih.
“Bos, bisa gak sih, sebentar aja nggak marah-marah terus, kasihan tuh anak orang sampai hampir nangis kena marah sama bos. Nggak semua orang seperti saya loh bos, yang tahan dengan kegalakkan dan mulut lemes bos.”
Kris mendelik marah ke arah sarah, “Berani kamu mengatai saya galak dan mulut saya lemes,” tanya Kris sambil memelototkan matanya ke arah Sarah.
“Itu fakta bos, kalau bos itu galak dan pemarah saya tidak ngadi-ngadi. Oh iya, Bos sudah bikin surat wasiat belum, kalau belum tolong masukkan nama saya, ya bos, sebagai penerima warisan kekayaan bos. Bos kan suka marah-marah, nah, kalau sewaktu-waktu bos terkena serangan jantung dadakan, trus meninggal, harta kekayaan bos yang melimpah itu kan gak bos bawa ke dalam kubur, jadi saya sebagai salah seorang ahli waris bos sangat bersedia untuk menerima harta warisan dari bos” ucap Sarah dengan enteng.
Mendengar kata-kata Sarah, Kris semakin emosi. Matanya melotot semakin lebar, seakan-akan mau keluar. Hidungnya kembang kempis, dari kepalanya seakan-akan ke luar asap akibat kata-kata sekretaris abal-abalnya.
Melihat hal itu Sarah mengacungkan dua jarinya membentuk salam, “Peace, bos Q. Santuy aja dong bos Q, nanti benaran kena serangan jantung loh, yang untung kan saya.” Kembali Sarah berkata dengan santainya. Tanpa perduli dengan tatapan melotot Kris. Dalam hatinya ia bergumam, “Emang enak, mau menjadikan saya sebagai wanita perayu dan penggoda. Awas saja nanti akan saya goda dan rayu benaran si bos. Saya buat si bos klepek-klepek dengan saya.”
Kris menahan emosinya, hidungnya kembali menjadi kembang kempis.
Melihat hal itu Sarah kembali mengejek Kris, “Bos biasa aja kali hidungnya, gak usah kembang kempis, kayak banteng mau menyerang aja. Saya kan jadi takut bos.”
Melihat gelagat tidak baik Sarah berniat untuk kabur. Namun, Kris yang menyadari kalau Sarah berniat untuk kabur mencekal tangan Sarah. Di dekatkannya wajahnya ke arah Sarah.
Dengan mendesis sambil menahan emosi dan kemarahannya, Kris berkata, “Kamu, berani mendoakan saya meninggal?, kamu mau membunuh saya, hah!, biar kamu mendapatkan harta warisan saya. Kamu ini ternyata memang benar-benar wanita matre. Namun, sayangnya kamu jangan perah bermimpi untuk menjadi ahli waris saya.”
Kemudian Kris dengan kasar mendorong sarah, hingga terjengkang di atas sofa yang didudukinya.
Dengan tatapan mata yang juga tajam, Sarah menatap balik ke arah Kris, saya juga tidak menginginkan uang bapak, saya hanya bercanda. Saya hanya mau bos bersikap lebih sopan dan hormat kepada orang lain. Lagi pula setelah saya berhasil merayu rekan bisnis bos untuk menandatangani perjanjian kerjasama dengan perusahaan bos, saya akan keluar dari perusahaan bos, mungkin saya akan menikah dengan rekan bisnis bos, siapa tahu ia jatuh cinta dengan saya. Secara saya ini kan memiliki kecantikkan yang alami dan tidak di buat-buat.”
“Saya tidak mau bekerja dengan bos g***o, seperti bos, yang menjadikan sekretarisnya sebagai pemikat demi keberhasilan perjanjian bisnis.”
“Hah,apa kata kamu, rekan bisnis saya akan jatuh cinta dan menikah denganmu, ha...ha...ha..., kamu membuatu saya tertawa. Mana ada pria yang akan tertarik dengan wanita bar-bar seperti dirimu.”
“Cantik, memang cantik kamu. Namun, akhlakmu itu dibawah standar untuk orang kaya seperti kami.”
“Kamu fikir sikap kamu selama ini sopan kepada saya, sebagai atasan kamu?, tanya Kris balik. “Apa kamu bilang, keluar dari perusahaan saya. Enak saja, kamu fikir semudah itu kamu dapat keluar dari perusahaan, saya tidak akan mengijinkan kamu untuk keluar dari perusahaan.Ingat itu, kamu berada di bawah kekuasaan saya. Jiwa ragamu itu milik saya.”
Sarah melongo mendengar kata-kata Kris, jiwa raganya milik Kris, “Memangnya siapa dia, difikirnya Tuhan, apa dirinya seenaknya saja mengatakan jiwa ragaku berada di bawah kekuasaannya,” omel Sarah dalam hatinya.
“Keluarnya kamu dari perusahaan, saya yang berhak memutuskan. Jadi jangan harap, kamu dapat dengan seenaknya keluar dari perusahaan tanpa seizing dari saya.”
“Bos yang membuat saya bersikap tidak sopan, kalau bos sopan, saya juga akan sopan. Tantang Sarah kepada Kris,” dia sungguh tidak merasa takut sama sekali kepada Kris.
Kris kemudian bangkit berdiri dari duduknya, ia merasa tidak akan ada habisnya kalau ia tetrus berdebat dengan Sarah. “Kita tunda pelajaran menggoda, saya perlu mendinginkan kepala saya yang mau meledak karena ulah kamu.”
Kemudian Kris berjalan menuju ke kamarnya yang ada di dalam jet pribadinya tersebut. “Enak saja, dia mau keluar dari perusahaan. Dia milikku dan tidak boleh jauh dariku, hanya Sarah yang berani menghadapiku, dia juga sangat keras kepala. Aku akan menaklukkannya dan menjadikannya kekasihku, kemudian akan kuhancurkan hatinya, karena sudah berani denganku,” gerutu Kris dalam hatinya.
Sarah terdiam di tempatnya duduk. Perutnya yang belum sempat terisi apapun berbunyi nyaring. Sarah tersenyum kecil mendengar bunyi perutnya, “Wah, cacing-cacing dalam perutku ternyata memberontak minta diisi.”
Sarahpun memakan roti yang ada dihadapannya. Karena Sarah mempunyai selera makan tidak seperti wanita kebanyakkan lainnya, yang makan hanya sedikit, karena takut menjadi gemuk. Semenntara dirinya tidak mempunyai masalah sama sekali. Makan seberapa banyakpun berat badannya tidak akan bertambah dan membuat badannya menjadi gemuk.
Diambilnya roti yang seharusnya menjadi jatah milik Kris,bosnya. Namun, sebelum roti itu masuk ke dalam mulutnya, tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang dengan gesit mengambil roti dari tangan Sarah.
Sarah mendongak, matanya melotot, “Nih, bos gak ada akhlak benar-benar suka bikin kaget, tiba-tiba aja muncul. Bukannya dia mau mendinginkan kepalanya, lah kenapa balik lagi,” gerutu Sarah dalam hatinya.
“Benar-benar kayak Jelangkung nih, si bos, datang tidak diundang pulang tidak diantar,” omel Sarah dalam hatinya sambil tersenyum-senyum sendiri.
“Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?, kesambet Setan mana kamu. Awas ya, kamu jangan kesurupan di dalam jet pribadi saya. Kalau kamu sampai kesurupan, Akan saya lempar ke luar kamu dari pesawat saya.”
“Tenang aja bos, saya gak mungkin kesurupan. Setan-setan pada takut dengan saya, lah mana berani setan dengan saya, kalau bosnya seta nada di depan saya,” ucap Sarah sambil tertawa terbaha-bahak, karena berhasil membalas bosnya.
“Sabar-sabar, ya Allah. semoga sekretaris hamba yang luar biasa menyusahkan ini mendapatkan hidayah dan kembali dari jalan yang tersesat.”
Mendengar perkataan bosnya, Sarah hanya tersenyum saja. Ia merasa malas untuk meladeni Kris lagi. Perutnya masih meronta minta diisi.
“Kenapa?, kaget melihat saya?, saya juga lapar. Enak saja kamu main embat makanan saya.”
Kemudian dengan santainya Kris duduk di sebelah Sarah, “Geser!,” perintah Kris kepada Sarah. Seakan tidak perduli kalau ia dan Sarah baru saja selesai berdebat. Mereka ini benar-benar bagaikan ‘Tom and Jerry’, yang selallu bertengkar dan beradu mulut.
Tak lama setelah Kris duduk, datang seorang pramugari dengan membawa semangkuk sup ayam, untuk Kris.
“Latihan menggoda kita lanjutkan, saya tidak mau kamu merasa keenakkan naik jet pribadi saya.Tanpa melakukan tugas apapun dari saya.”
“Latihan menggoda dan merayu, kali ini, kamu harus menyuapi saya makan.” Perintah Kris dengan nada datar.
Sarah menatap horor ke arah Kris, “Maaf bos, bukannya tangan bos saat ini baik-baik saja dan tidak mengalami cedera?, bos juga tidak sedang sakit kenapa harus disuapi makan? seperti bayi saja,” tanya Sarah mencemooh Kris yang bertingkah seperti bayi manja saja di matanya.
“Saya bilang kita sedang latihan menggoda dan merayu, laki-laki itu akan senang kalau wanitanya memanjakan dirinya.” Bentak Kris kepada Sarah.
“Lah, saya kan bukan wanitanya si bos, kenapa saya harus memanjakan bos. Jangan khawatir, saya nanti akan mempraktikkan menyuapi makan rekan bisnis bos.”
“Ekhem, atau si bos sekarang menganggap saya sebagai wanitanya si bos, bos benaran naksir saya ya!..atau jangan-jangan si bos sebenarnya jatuh cinta dengan saya, tugas merayu dan menggoda rekan bisnis bos itu sebenarnya Cuma akal-akalan bos aja biar lebih dekat dengan saya?,” tanya Sarah kepada Kris dengan berani.
Kris menyentil jidat Sarah pelan, “Kamu itu kepedean banget, sudah saya bilang kamu itu bukan level saya. Wanita pilihan saya itu wanita-wanita yang berkelas. Nggak wanita abal-abalan modelan kayak kamu ini.”
“Memangnya sayamodelan wanita yang bagaimana bos?, siapa tahu saya bisa berubah dan bisa membuat bos tergila-gila kepada saya,” kata Sarah dengan bercanda kepada Kris.
“Kamu itu modelan wanita yang kayak wanita sss yang maunya mendominasi pria. Saya itu sukanya wanita yang lemah lembut. Tutur katanya juga halus, nggak kayak kamu yang ngomongnya kasar.”
“Kamu itu bertingkah udah kayak laki-laki, mana mungkin ada pria normal yang bakalan suka sama kamu.” Tambah Kris lagi.
“Wah, kalau begitu harusnya saya bersyukur bukan wanita pilihan bos, karena sepertinya pilihan bos itu tipe wanita yang lemah. Yang akan terima saja harga dirinya di jajah pria. Saya harus memberikan selamat kepada diri saya sendiri, bukan kriteria wanita bos.”
“Asal bos tahu, juga ya. Saya ini menyukai pria gagah yang baik hati dan tidak sombong. Dan syukurnya semua kriteria pria idaman saya tidak ada pada diri bos.”
Kris mendengus sebal, “Sudah, cepat suapi saya!,” perintah Kris, saya tidak mau menerima bantahan dan penolakan darimu. Dalam hatinya berseru senang, karena ia berhasil mengerjai Sarah.
Sarah menyendokkan sesuap besar sup ke dalam mulut Kris, Krispun menyuap sup tersebut dengan perlahan. Belum selesai Kris menelan sup dalam mulutnya, Sarah kembali memasukkan sesendok sup dengan paksa ke dalam mulut Kris.
Kris melotot ke arah Sarah, “Pelan-pelan kalau menyuapi saya!, kamu lihatkan saya belum selelsai mengunyah, kamu mau membuat saya tersedak ya?.”
“Maaf bos,” sahut Sarah. Dihelanya nafasnya, dalam hatinya ia berdoa semoga diberikan stok kesabaran berlimpah dalamm engghadapi tingkah bosnya yang luarbiasa menyebalkan ini.
“Bos mengunyahnya pelan sekali, jangan-jangan bos pakai gigi palsu ya, dan takut gigi palsunya lepas karena makan cepat-cepat.
Mendengar ucapan Sarah, Kris tersedak dari makannya. Dengan cepat di teguknya air minumnya, setelah hilang tersedaknya ia berkata kepada Sarah, “Kamu ini ya, benar-benar, selalu membuat saya naik darah.”
Sarah meneguk salivanya melihat Kris makan sup tersebut dengan begitu nikmatnya.
Kris tersenyum dalam hatinya, “ok, kelinci masuk ke dalam perangkap,” gumam Kris dalam hatinya.
“Kamu mau sup ini juga?,” tanya Kris kepada Sarah.
Sarah dengan cepat menganggukkan kepalanya, “Iya bos, saya mau juga. Saya masih lapar,” ucap Sarah tanpa malu-malu, daripada kelaparan lebih baik jujur fikir Sarah.
Dengan seringai serigalanya, Kris menatap ke arah Sarah, “Kalau kamu mau sup seperti saya, tapi ada syaratnya. Kamu tahu sendirikan di dunia ini mana ada yang gratis.