Kesombongan Kris

1489 Kata
Kris pulang dengan  hati yang riang, setelah menelpon Sarah, ia melajukan mobilnya  dengan cepat menuju ke apartemennya.  Ia sangat bersemangat untuk bertemu dengan Sarah kembali.   Setelah menerima telpon dari Kris, Sarahpun pergi untuk tidur di kamarnya. Karena kelelahan dalam sekejap Sarah tertidur.   Sarah terbangun saat azan subuh berkumandang,  sebagai seorang muslim ia segera menunaikan kewajibannya. Selesai menunaikan sholat subuh, Sarah memutuskan untuk tidur kembali. Dengan mudahnya ia tertidur  dan terhanyut dalam alam mimpi.   Sementara itu Kris di apartemenya merasa tidak sabar untuk bertemu  dengan Sarah. Hingga ia memutuskan untuk menjemput  Sarah di apartemennya.   “Sepertinya menjemput sekretaris gak ada akhlakku lebih baik daripada aku tidur kembali usai sholat subuh,” gumam Kris sambil membayangkan kekesalan sekretarisnya itu menyambut kedatangannya.   Diambilnya gawainya dengan logo apel digigit, dihubunginya sopir pribadinya Kusno. Setelah beberapa kali percobaan sambungan telpon tidak juga terhubung, hingga emosi Kris naik ke ubun-ubun.   “Awas saja dia!, sekali lagi telponku tidak diangkat Kusno, kupecat  dia, biar dia merasakan susahnya mencari pekerjaan lagi. Berani dia, tidak mengangkat telpon dari bosnya yang kaya raya ini,” omel Kris sendiri dengan sombongnya.   Akhirnya, sambungan telponpun terhubung,tanpa salam dan basa-basi, Kris langsung saja mengomeli Kusno.   “Berani kamu ya!, lama baru mengangkat telpon bosmu yang kaya raya tujuh turunan ini!, mau kamu  saya pecat dan jadi gembel, hah!,” omel Kris kepada Kusno.   Kusno yang baru saja terbangun dari tidur indahnya menyahut, “Maaf bos, saya sedang bermimpi bertemu dengan bidadari yang cantik, saya fikir bunyi telpon dari bos tadi suara setan yang mengganggu saat saya sedang bersama dengan bidadari itu, bos!”   “Kusnoooo!!!, berani kamu menyamakan saya dengan setan, mau cari celaka kamu!,” bentak Kris, ia merasa tidak terima wajahnya yang sangat tampan disamakan dengan setan.   “Ma...maaf bos, saya tidak bermaksud menyamakan bos dengan setan, bos itu kan tampan sekali  dan menjadi pujaan banyak wanita, karena saya tahu  banyak wanita yang klepek-klepek di bawah kaki bos,” puji Kusno. Ia tahu, bosnya itu sangat suka sekali dipuji ketampanan dan kekayaanya, “Dasar bos narsis,” ucap Kusno dalam hati. “Nah, itu kamu tahu!, baikalah untuk kali ini kau saya maafkan, tapi ingat lain kali tidak ada maaf bagimu, eh kok jadi kaya judul lagu ya!,” tambah Kris.   “Saya mau kamu menjemput saya sekarang juga, tidak pakai lama, dan saya ridak mau mendengar alasan apapun dari kamu.”   Kusno menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mendengar perintah dadakan bosnya, karena sebelumnya ia hanya mendapat perintah untuk menjemput sekretaris bosnya itu di apartemennya jam 8 pagi. Sementara sekarang,Kusno melirik ke arah jam weker yang terletak di atas meja di samping tempat tidurnya menunjukkan pukul 05.30 pagi.   “Maaf bos, sayabelum mandi,masih bau jigong. Nanti  bos kebauan, izinkan saya mandi dulu,ya bos.” Izin Kusno kepada bosnya.   ‘Kamu dengar tidak, apa kata saya tadi, saya tidak terima alasan apapun. Tunggu..., kamu benar, kalau kamu tidak mandi, nanti mobil mahal saya tercemari bau busuk badan kamu. Saya beri waktu kamu 5 menit untuk mandi, dalam 15 menit kamu sudah harus ada di basement apartemen saya.   Tuut!, sambungan telpon diputuskan Kris.   “Astagfirullahadzim, mandi fotocopy dong bos,” omel Kusno dalam hatinya. Ia hanya mencuci muka dan menggosok giginya, lalu disemprotkannya parfum ke tubuhnya, hingga tercium aroma wangi. “Nasib-nasib mempunyai bos ajaib, untung sabar,” tambah Kusno dalam hatinya.   15 menit kemudian Kusno telah tiba di basement apartemen Kris. dihubunginya bosnya melalui gawai.   “Bos, saya sudah berada di parkiran apartemen bos,” kata Kusno.   “Oke, saya akan segera meluncur ke bawah,” sahuut Kris.   “Siap, bos Q!.”   Kris segera keluar dari apartemennya menuju kebasement dengan naik lift. Tak sampai 5 menit ia telah tiba di basement apartemennya. Dengan memakai jas hitam dan celana hitam, tak lupa kacamata hitam bertengger di  wajah tampan Kris.   Tok...tok...   Kusno yang sedang menunggu kedatangan Kris sambil bermain game online melalaui gawainya, tidak menyadari kedatangan bos narsisnya.   Mendengar pintu mobil diketuk, Kusno segera menghentikan permainan game onlinenya. Astagfirullahadzim, ini benaran bos Kris, bukannya agen khusus dari Amerika itu?.Kenapa bos, memakai pakaian serba hitam seperti mafia saja.” KataKris.   Pletak!, Kris memukul pundak Kusno dengan topi yang dipakainya.   “Tadi kamu menyamakan saya dengan setan, sekarang kamu mengatai saya seperti mafia, kalau saya mafia benaran sudah mati kamu ditangan saya!,” bentak Kris kepada Kusno.   Kris lalu membuka pintu mobil dan duduk di jok belakang.   “Tidak hanya sekretaris saya, sekarang kamu juga ikut-ikutan berani mengata-ngatai saya, bosmu ini yang ketampanannya melebihi Opa-opa dari negeri Ginseng. Sepertinya saya harus memberikan pelatihan dasar kepada kamu dan juga karyawan yang lainnya, agar tidak adalagi yang berani dengan saya. Lihat saja nanti, kalian semua akan mendapat pelatihan kehormatan yang keras dari saya,” kata Kris.   “Sekarang cepat jalankan mobilnya!, antarkan saya keapartemen  sekretaris saya!.”   “Baik, bos!.”   Mobilpun segera meluncur membelah jalanan kota Jakarta. Lalu lintas yang masih lengang membuat mobil yang dikemudikan Kusno dengan cepat sampai di basement apartemen Sarah.   Begitu mobil telah terparkir, Kris segera keluar dari dalam mobilnya, “Tunggu saya di sini!, jangan kemana-mana!,”   “Siap, bos Q.”   Kris melangkahkan kakinya dengan gagah, menuju ke arah satpam yang sedang berjaga di apartemen tersebut,   Melihat penampilan Kris yang seperti penjahat, dengan pakaian serba hitam-hitam, ditambah kacamata hitam, semakin meyakinkan penampilan Kris yangmemang tampan seperti mafia dari negeri Italia. Satpam komplek apartemen Sarah memandang curiga ke arah Kris.   Ia segera bangkit dari duduknya, “Selamat pagi pak!, ada yang bisa saya bantu?,” tanya satpam dengan name tag Renggono, tersebut dengan nada suara yang dibuat menyeramkan untuk mengintimidasi tamunya yang berpenampilan seperti penjahat.   Tanpa basa-basi Kris mengelluarkan segepok uang dari dalam saku jas hitam yang dikenakannya.   “Bukakan pintu kamar apartemen 101 untuk saya, yang terletak di lantai 5 sekarang juga!,” perintah Kris kepada Renggono.   Sambil membuka isi amplop coklat yang diberikan oleh Kris, satpam itu berkata. “Maaf pak, anda melecehkan saya dengan mem...” Renggono membulatkan matanya melihat duit dengan  warna merah segepok dari dalam amplop coklat tersebut.   “Saya bukan orang jahat, saya orang kaya yang harta kekayaannya tidak habis tujuh turunan,” ucap Kris dengan sombong. Karena ia berprinsip, tidak apa ia sombong tokh memang kenyataannya seperti itu, masalah buat loe?, yang seharusnya malu itu mereka yang sombong dan berpura-pura mampu, padahal kenyataannya tidak.   “Wanita yang ada di kamar 101 adalah sekretaris saya. Saya sudah mencoba menghubunginya berulang kali, tetapi tidak juga terhubung juga,padahal pesawat kami akan berangkat sebentar lagi,” bohonng Kris kepada Renggono.   Renggono membersikan tenggorokkannya, “Ekhem, dengan senang hati saya akan mengantarkan bapak menuju ke apartemen nomor 101. Renggono kemudian mengambil card access system cadangan dari dalam laci yang terkunci.   Renggono dan Kris berjalan menuju ke arah lift yang akan mengantarkan mereka menuju kelantai 5 tempat kamar 101 berada.   Tak berapa lama lift berbunyi ting, tanda mereka telah sampai ke tujuan. Kris dan Renggono segera ke luar dari dalam lift. Mereka berjalan menuju apartemen dengan nomor 101.   Renggono membuka pintu apartemen Sarah dengan menggunakan card access system cadangan yang di bawanya.   Ceklek, dengan mudah pintu terbuka, “Silahkan pak!, dan permisi saya harus kembali ke pos jaga,” pamit Renggono kepada Kris.   Kris segera memasuki apartemen Sarah, diamatinya sekeliling apartemen Sarah. Saat kunjungannya semalam ia tidak sempat mengamati apartemen Sarah.   “Hmm, apartemen ini tampak rapi dan bersih sekali, tetapi kenapa apartemen ini sepi sekali?, kemana penghuninya,” gumam Kris.   Ia lalu melangkahkan kakinya menuju ke satu-satunya kamar yang ada di   apartemen itu.   Ceklek, dibukanya pintu kamar Sarah dengan mudah.Kris mengedarkan pandangannya, dilihatnya Sarah sedang tertidur dengan lelapnya sambil memeluk guling, dengan selimut tebal bergambarkan tokoh kartun Naruto membungkus tubuhnya.   Kris terkekeh melihat hal  itu, “Ternyata kamum penggemar tokoh kartun Naruto, astaga pantas saja kamu bersifat kekanakkan, apa kamu gagal move on ya!, dari masa kecil kamu,” tanya Kris pada angin. Kris kemudian merebahkan tubuhnya di samping Sarah, disingkapnya selimut yang menyelimuti Sarah, ia lalu ikut berbaring di samping tubuh Sarah. Di peluknya Sarah, “Seharusnya kamu itu tidurnya memeluk saya bukan guling,” bisik Kris di telinga Sarah dengan pelan.   Dihidunya aroma rambut  Sarah yang menguarkan aroma vanilla. Krispun ternyata tidak dapat  menahan kantuknya, ia ikut tertidur di samping Sarah.Niat hatinya hanyalah rebahan sambil memeluk Sarah. Namun, ternyata kantuk menyerangnya.   Sarah merasa terusik  dari tidurnya,  kuduknya meremang seakan-akan ada orang yang berada sangat dekat dengannya.   Dirabanya perutnya, karena ia merasakan ada seseorang yang memeluknya dari arah belakang. Mata Sarah membulat ada tangan dengan bulu tangan, yang menandakan sang pemilik tangan adalah laki-laki.   Dada Sarah berdebar kencang, adrenalinnya terpacu.   “sialan, ternyata ada penyusup yang berani masuk ke dalam apartemenku dan menumpang tidur. Berani dia memasuki daerah kekuasaanku. Cari sakit nih orang, belum tahu dia kalau aku adalah pemegang sabuk hitam taekwondo dan juga pencak silat,” kecam Sarah sombong dalam hatinya.   Sarah kemudian mengumpulkan energi tenaga dalam yang dimilikinya, dipegangnya  tangan penyusup tersebut, dengan segenap kekuatannya, Sarah melakukan teknik bantingan kepada sang penyusup.  Hingga penyusup itu terjatuh kelantai yang ada  di kamar Sarah.    Sang pemyusup berteriak kesakitan.   “Sarahhhhhh!!!”     
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN