12. Tidak Pernah Tau

1060 Kata
Bunyi jam istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, namun seorang gadis masih terlelap didalam kelas dengan tangan yang menjadi bantal nya. "Eughhh" gumamnya, sambil merentangkan tangan nya. Lalu ia celngak celinguk ke kanan dan ke kiri begitu terus selama beberapa detik. "Loh ko ilang?" Ucap tia ketika melihat keadaan kelas sepi, dan teman-temannya pun tidak ada. "Di culik alien kali ya? Tapi ko gue gak di culik?" Ucapnya kembali,sambil menghendikkan bahu nya. Tanpa pikir panjang, ia memutuskan untuk keluar kelas kali aja masih ada pesawat alien yang ingin memberi nya tumpangan, itu pikirannya. Ia berjalan dengan airpods nya yang bertengger di telinga nya, dengan mulut komat kamit mbah dukun baca mantra. Eh ko malah nyanyi kalian~ Bruk "Aw..." Ucap tia mengeluh sakit pada bahu nya "Lu jalan liat-liat kek" lanjut nya "Lu gak salah?" Ucap seseorang bersuara lembut, yang ia yakini ini perempuan. Tak lama kemudian menatapnya. "Gak lah. Yang nabrak lu ko" ucap tia "Heh b**o jelas-jelas lu yang meleng" ucapnya sedikit keras, tanpa sadar banyak siswa siswi yang menatap langsung ke arah mereka "Siapa yang b**o?" Ucap tia, sambil memainkan alisnya "Lu lah" ucap nya kembali "Lu kan? Bukan gue" ucap tia dengan tersenyum, oh ini permainan lama. Sedangkan lawan bicara nya mengepalnya tangannya kuat-kuat untuk segera menampar atau menjambak rambut tia, tia yang melihat hanya tersenyum  simpul dalam hati. Bakal ada perang nih Tia ko berani ya Dia kan queenbullying tau Wah videoin videoin gais Gue megang tia ah "Kenapa mau tampar gue?" Ucap tia, sambil memegang kepalan tangan yang sudah melayang di udara. Tia mengeratkan pegangannya sehingga membekas merah, lalu ia hempaskan dengan kasar. "Denger Ariel, apapun perdikat lu di sekolah ini, apapun jabatan orang tua lu. Satu hal yang harus lu tau GUE GAK PERNAH TAKUT SAMA PREDIKAT ATAU BAHKAN JABATAN" ucap tia dingin, cuaca mendadak menjadi mencekam  di sekitar, banyak bisikan yang hadir dari mulut siswa-siswi. "Bye" lanjut nya lalu mengkiss bye ariel yang sudah pasti diam mematung, dengan menahan rasa malu. "b******k. Bakal gue buat perhitungan" ucap ariel yang masih menatap punggung tia menjauh "BUBAR LU SEMUA. KENAPA PADA NGLIATIN" ucap ariel membentak ketika melihat ia menjadi bahan tontonan, seketika para siswa-siswi pun berpaling muka seolah mengobrol . Sedangkan, di sisi lain tia berjalan santai dengan senyum di bibir nya yang manis. Ia menyapa balik ketika ada yang menyapa, ia tia sudah menyadang predikat anak baru yang cukup berani menantang siapapun yang menganggu nya. Yaa, penghuni sekolah sudah tau sisi tegas nya seorang tia, sisi berani nya seorang tia. "Tiaaaaaa" teriak seseorang yang tia sangat hapal, lalu ia menengok ke arah sumber suara yang sedikit menggelegar tersebut. "Berisik anj" gumam tia sambil menyengir ketika temannya itu menjadi bahan tontonan, sedangkan kedua teman yang lainnya berbarengan menoyor. Lalu tia berjalan mendekati meja yang sudah di tempati temannya "Lu mau mesen apa ti?" Ucap siska, sedangkan tia diam tak bergeming "Lu mau minum apa?" Ucap rayna, dan ia masih setia dian "Tiaa lu mau apaa?" Ucap rima, dan tia masih bungkam seribu bahasa "Masih peduli sama gue?" Ucap tia, sambil memainkan ponselnya untuk sekedar melirik sosmed miliknya. Sedangkan ketiga temannya main mata saling melirik. "Masih gak mikir?" Ucap tia "Kita salah apa si?" Ucap rayna, sambil meminum jus jeruk yang telah ia pesan "Iya, perasaan kita gak salah deh" ucap rima, dan di angguki oleh siska "Gak salah? Yakin?" Ucap tia, dan ketiga temannya mengangguk berbarengan, sedangkan tia memutar bola mata nya dengan jengah "Kenapa ninggalin gue di kelas?" Lanjut tia, seketika ketiga temannya tertawa terbahak-bahak melihat temannya ini begitu lucu "OH JADI NONA TIAAAA LAGI NGAMBEK CERITA NYA" ucap siska sedikit berteriak, sedangkan tia terlonjak laget ketika mendapat teriakan maung tersebut. Bagaimana tidak, sudah berapa kali ia di buat malu gara-gara teman-temannya ini. "Kalo ada pesawat sekarang, gue buat lu ke segitiga permuda" ucap tia "Eh jahat" ucap siska "Jahatan kalian, udeh ninggalin, sekarang di jadiin bahan tontonan penghuni sekolah" ucap tia, sedangkan teman-temannya baru menyadari setelag menengok kanan kiri. "Apa kalian liat-liat" ucap rima, dan seakan mengerti penghuni sekolah pun melanjutkan aktifitas makan mereka "Iya maaf deh ti, lu gue bangunin puled banget si" ucap rayna "Iya lu kebo banget anjir" ucap rima "Gue udeh banting-banting panci emak gue, tetep aja lu molor" ucap siska "Lah g****k, emang tadi lu bawa panci emak lu?" Ucap rayna "Tau gitu gue bawa penggorengan emak gue" lanjutnya , tidak lama ia mendaoat pelototan tajam dari ketiga temannya. "Sekalian aja lu bawa kompor" ucap tia "Wah bener tuh. Sekalian maen masak-masakan di kelas kalo boring" ucap rayna "Sumpah bukan temen gue" ucap siska "Sumpah gue gak kenal" ucap rima "Sumpah lu kebangetan pinter" ucap tia menyindir secara halus "Haha iyalah gue pinter, kalo gak pinter mana mungkin gue masuk 10 besar" ucal rayna membanggakan diri, sedangkan ketiga temannya menepuk jidat nya secara berbarengan. "Kaliaa.." "Udeh na udeh, mending lu beliin gue es jeruk. Otak gue ngebul nih" ucap tia segera memotong perkataan rayna, sebelum kepintarannya menjalar lebih dalam. Lalu rayna pun berdiri untuk membelikan. "Rayna kenapa gitu si?" Ucap rima "Kebanyakaan makan baso tikus dia" ucap siska "Et g****k" ucap tia, lalu ia tertawa karena kerecehan temannya "Nih" ucap rayna yang datang dengan membawakan es jeruk pesanan tia. "Tencu ray ku" ucap tia, lalu mengkiss bye ke arah rayna "Ti" "Ti" "Tia" "Hah apa si" ucap tia sambil menyeruput es jeruk nya "Lu abis tubir ya ama ariel?" Ucap rima "Kok lu tau?" Ucap tia dengan santai "Berita lu udeh heboh di time line sekolah" ucap rima, lalu tia menyemburkan minumannya dan sialnya rayna yang tekena "Tiaaa jorok ihhhh" ucap rayna "Eh maaf" ucap tia "Eh tapi beneran lu tubir?" Ucap rayna, dan tia hanya mengangguk saja. Ia tak menyangka bahwa adu mulut nya akan menyenar begitu cepat, bahkan sudah masuk time line sekolah. "Gila lu ti" ucap siska "Hah gila kenapa gue?" Ucap tia dengan nada membingungkan, sambil mengerutkan dahi nta "Idih ajigileee temen gue" ucap rayna "Lah pada kenapa si?" Ucap tia "Lu berani banget anjirr" ucap rima "Emang apa yang harus di takutin si" ucap tia "Eh ti, dia itu denger-denger anak orang kaya dan terpandang loh" ucap rayna "Masalah nya sama gue?" Ucap tia "Orangtua nya pasti gak terima kalo anak nya di permaluin kek gitu" ucap siska "Bodoah" ucap tia, sedangkan teman-temannya hanya geleng-geleng kepala, ya mereka tidak percaya bagaimana tia biss seberani ini. Sedangkan mereka yang notabennya termasuk terpandang, membuat masalah dengan level di atas mereka sama juga membunuh mereka sendiri "Kalo nyokap bokap lu liat video ini gimana?" Ucap rima Uhuk Uhuk "Mampus, kenapa gue gak pikir kesitu?" Batin tia cemas. Bukan ia takut di marahi, bukan ia takut akan di buatkan kasus. Ia cemas, kalo video ini sampai ke orangtua nya, bisa bahaya ia bahkan tak bisa membayangkan jika keluarga ariel akan di buat gelandangan oleh orangtua nya. Oh sungguuh itu tidak menyenangkan bagi tia.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN