"De lu ngapah gak jujur aja si sama bang rey" ucap revan, iya kini tinggal tia dan revan yang berada dirumah. Sepuluh menit lalu, rey pergi ia bilang ada urusan
"Lu mau buat nyawa orang ilang?" Ucap tia
"Yak gak mau si" ucap revan
"Lebih baik bohong bang, demi kebaikan. Kalo gue jujur yang ada besok-besok ada berita di koran soal pembunuhan" ucap tia sambil mengunyah kentang yang berada di mulut nya
"Haha iya juga si. Kaga lucu juga tiba-tiba rey masuk bui gara-gara adik perempuan nya" ucap revan sambil tertawa ringan
"Nah ntuh lu tau. Kadang-kadang pinter juga lau bang" ucap tia
"Lagi lu juga si berulah, di suruh pake marga gak mau. Belagu" ucap revan
"Ah lu udeh tau alesan nya, jadi gak usah gue jelasin ken" ucap tia
"Iyaiya nonaaa" ucap revan, lalu mereka tertawa bersama. Mereka berdua menghabiskan waktu di ruang keluarga dengan movie maraton, tak terasa waktu sudah menunjukkan jam sepuluh malam.
"Anjir ogebbb, itu di belakanggggg lu pembunuh" teriak tia dengan histeris ketika melihat adegan menegangkan
"Ala kuping gue meledak" ucap revan, dengan mengusap-usap kupingnya yang sedikit berdengung akibat teriakan maut adiknya, sedangkan tia hanya menyengir tanpa dosa.
"Hey kalian kenapa belom tidur?" Ucap rey, ketika memasuki rumah di suguhi oleh dua adiknya yang belum terlelap.
"Tuh si ara ngajak movie maraton" ucap revan
"Tidur de" ucap rey lembut, sedangkan tia hanya cemberut. Padahal lagi seru, tapi apa mau di kata kalo abang pertama nya yang sudah menyuruh.
"Baiklah bos" ucap tia lesu, lalu ia berdiri dan menaiki tangga.
"Bye. Good night abang-abangku sayang" ucap tia sedikit berteriak ketika di atas tangga
"Night To queen" ucap revan
"Too sayang" ucap rey. Setelah tia naik keatas, revan pun membersihkan bekas cemilan dan makanan yang berserakan. Lalu ia bergegas menuju ke atas untuk tidur, mata nya sudah tidak kuat untuk melek.
"Van sini dulu" ucap rey, ketika melihat revan ingin menaiki tangga
"Ah ada apa si bang, ngantuk nih" ucap revan, sambil menguap.
"Lu yakin tia di sekolah gak ada yang ganggu" ucap rey
"Anjir, jawab apa ini. Kalo jujur nyawa ilang, kalo bohong. Mana bisa di bohongin Abang Rey" batin revan
"Woy" ucap rey, ketika melihat adiknya seketika bengong dan melamun akibat pertanyaannya
"Eh iya apa" ucap revan
"Tia ada yang ganggu gak?" Ucap rey
"Kaga ada bang" ucap revan
"Bener?" Ucap rey dengan tatapan tajam
"Iya selaw ae apa, kan ada gue" ucap revan
"Yaudah sana molor" ucap rey, dan di angguki oleh revan. Lalu revan berbalik arah ke arah tangga sambil mengelus d**a bertanda ia selamat dari interogasi abang nya.
--------- S K I P ---------
Seorang gadis masih terlelap dari tidur yang mengasikan, tetapi tak lama alarm berbunyi dan mengusik tidur seorang tia, mengusik telinga nya.
"Hoaaaaaamm" tia menguap ketika tersadar dari tidur nya, dan ia masih stay duduk di atas kasur dengan selimut masih bersarang di setengah tubuhnya. Setelah mengumpulkan nyawa yang terpencar entah kemana, ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dan lalu bergegas memakai seragam sekolah nya.
20 menit berlalu, ia telah siap dengan segalanya. Lalu ia menuruni tangga untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah.
"Emang tia cantik, emang lagi cantik. Cantik cantik gini ko tia masih jomblo" senandung tia ketika menuruni tangga
"Eh udeh ada abang rey" ucap tia
"Morning queen" ucap rey dengan senyuman
"Morning abang" ucap tia, lalu mengecup pipi abang nya.
"Kaya ada yang kurang" gumam tia
"Kenapa de?" Ucap rey
"Deh bang van kemana?" Ucap tia
"Masih di atas" ucap rey, dan tia hanya ber oh ria sambil mengangguki jawaban abang pertamanya
"Helo epibadihhh gaisss" ucap revan sedikit berteriak ketika menuruni tangga, sedangkan tia dan rey hanya gelemg kepala ketika melihat kelakuan revan.
"Di sekolah aja lu sok cool" ucap tia, sambil mengingat bagaimana revan menjaga image nya ketika di sekolah, seolah menjadi cowo cool.
"Ah suka gitu lu de" ucap revan
"Udeh udeh, makan dulu. Keburu telat kalian" ucap rey. Lalu mereka melanjutkan sarapan mereka dengan hening, hanya ada suara sendok yang beradu dengan piring.
8 menit berlalu, mereka telah selesai dengan sarapan mereka
"Bi tolong bereskan" ucap rey
"Baik tuan" ucap bi iyem
"Bang, mom dad kapan balik?" Ucap revan
"Kemungkinan 2 minggu lagi" ucap rey
"Yah ko lama banget" ucap tia
"Biasa temu kangen sama tante irena juga" ucap rey, dan diangguki oleh tia
"Jadi kangen bang david" ucap tia
"Wah iya kangen bro gue" ucap revan
"Bang tia berangkat ya" ucap tia
"Abang anter" ucap rey, dan tia hanya mendengus kasar
"Loh lu bukannya mau meeting bang" ucap revan, dan sedangkan tia agak sedikit bernafas lega
"Bisa di tunda ko" ucap rey, sambil mengambil jas nya dan menaruh nya di tangan kiri nya
"Tia bisa sendiri bang, kan ada bang van juga. Tia gamau yak abang jadi gak disiplin gara-gara tia" ucap tia dengan muka andalannya, muka cemberut
"Gausah nganter kek, bismillah. Nurut kek nurut. Semoga berhasil" batin tia berdoa.
"Oke oke, baik kali ini kamu menang" ucap rey, dan tia hanya tersenyum ke menangan. Dan mereka berjalan ke garasi barengan.
"Dah bang" ucap tia, sambil melambaikan tangan ketika melihat abang pertamanya sudah melajukan mobilnya.
"Terimakasih lu sama gue" ucap revan
"Ahhh terimakasih abangggg. Terbaik emang" ucap tia, lalu mencium pipi abang kedua nya.
"Dasar bocil" ucap revan sambil mengacak rambut tia dengan lembut
"Ih rusak dah rambut gue" ucap tia, setelah itu mereka memasuki mobil masing-masing. Ya tia memilih memakai mobil jazz merah, walau banyak mobil mahal dan ternama ia hanya tak ingin menunjukkannya. Hm mungkin belum waktunya.
"Gue duluan de" ucap revan, lalu ia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.
"Dasar pembalap stres" gumam tia
30 menit berlalu, tia telah sampai di sekolah bergengsi keluarga nya. Ia lalu memarkirkan mobil nya tepat di samping mobil abangnya, ya karena tidak ada lagi dan itu yang menurut nya pas.
"Untung gak telat" gumam tia, sambil melirik jam yang ada di tangannya. Lalu ia berjalan menuju kelas nya, ia berjalan dengan senyum manisnya yang membuat siapapun jatuh hati saat itu juga.
Hai tia
Pagi tia
Udeh sarapan belum tia
Makin hari makin cantik
Hari ini pake skincare apa
Tia ko makin manis si
Hay tiaaaa
Itulah sapaan para siswa yang masih berada di koridor sekolah, tia hanya tersenyum sesekali menyapa balik. Ia tia cantik dengan cara nya sendiri, tak seperti cewe lain ketika cantik dengan kesombongannya dan ke angkuhannya, tia cantik dengan sifat humble nya dan semua seisi sekolah tau itu, bahkan ia tak memilih dalam berteman.
"Tiaaa tungguuuuu" ucap seseorang, ya tia kenal betul suara cempreng ini.
"Hutan kali teriak" ucap tia ketika menengok ke belakang
"Si kunyuk malah teriak" ucap rima
"Toa banget anjir" ucap siska
"Et sombong amad" ucap rayna
"Lu mah sehari gak teriak kek nya kurang ya na" ucap rima
"Nah entuh lu tau" ucap rayna
"Tia lu tadi di anter?" Ucap siska
"Gue bawa mobil" ucap tia, dan diangguki oleh mereka bertiga
"Eh lu pr udeh belom ti" ucap rayna
"Pr yang mana?" Ucap tia
"Mtk, pelajaran pak botak" ucap rayna
"Oh , udeh ko" ucap tia
"GUE NYONTEKKKKK DONG" Ucap rayna, rima , siska secara bebarengan dengan sedikit teriak. Tanpa mereka sadari, mereka menjadi tontonan penghuni koridor sekolah
"Anjir toa" ucap tia, sedikit tersenyum kikuk akibat ulah teman-temannya yang sedikit ember.