Yudha tertegun di ruangan kerjanya. Hatinya benar-benar resah. Wajah tampannya terlihat kusut karena Sudah dua hari ini kurang tidur. Berkali mengurut kening yang terasa nyut-nyutan tidak karuan. Entah sudah berapa kali pria itu menghela napas. Meski otaknya meyakini Haifa baik-baik saja, tapi hatinya tidak lah demikian. Secara logika Yudha percaya Haifa sudah dewasa untuk bertahan dan tetap selamat, tapi jiwanya tidak sanggup membayangkan perempuan yang jarang ke luar rumah itu, berjalan sendirian tanpa tujuan dan tanpa uang. Hatinya tak rela jika wanita yang pesona dan ketulusannya mulai menghiasi hati dan mimpinya terdampar di tempat yang tidak seharusnya. Haifa sudah tidak memiliki orang tua, meski masih memiliki kakek dan beberapa orang kerabat juga beberapa teman. Yudha tahu k