14 "Fa, tidak adakah kesempatan kedua untukku?Aku sadar, hanyalah pria durjana yang sekian lama telah menyia-nyiakanmu. Aku pria lemah yang dengan mudah diperdaya oleh cinta semu seorang Sekar." Aku tersendat. Aku tahu Haifa sakit dan dosaku tak terukur kepadanya, tapi setidaknya di ujung waktu yang tersisa, aku ingin mengatakan yang sesungguhnya, jika sekarang dadaku selalu berdebar jika mengingatnya. Haifa, dua tahun bukan waktu yang sebentar untuk membiarkanmu tak tersentuh, maafkan. Maafkan jika aku terlambat menyadari rasa cintaku padamu. Maafkan jika aku baru mengerti bahwa kau begitu luar biasa. Maafkan aku, pria t***l yang memuja sampah dan melupakan permata. Dadaku berdebar bukan main, saat Haifa perlahan beringsut menjauhiku. Berulangkali mataku mengerjap pada sosok wanita