Hampir tengah malam Meisya turun ke ruang tamu, dia berniat untuk membawa Sakha dan Mika ke kamarnya untuk tidur. Sementara Ando jangan ditanya, pria itu sedang berada di kamar mandi dan berkata akan menyusul sebentar lagi.
Televisi masih menyala, Meisya berjalan mendekat dan mematikan TV. Ia lalu mengecup kedua pipi Mika dan Sakha bergantian. Kemudian dia membawa Sakha ke dalam gendongannya untuk dia bawa ke kamarnya terlebih dahulu. Tak lama kemudian Meisya kembali untuk membawa Mika yang tertidur pulas, namun ia melihat Ando baru saja turun dari tangga lantai atas dengan hanya memakai bathrobe. Memperlihatkan bagian d**a bidangnya yang agak terbuka.
Meski pria itu semakin bertambah umur, namun ia masih bisa menjaga bentuk tubuhnya agar tidak buncit. Ando terlihat menunjukkan senyum manis saat melihat istrinya menatapnya selama beberapa saat. Tentu saja dia dengan sengaja memperlihatkan d**a bidangnya untuk dinikmati Meisya, karena dia tahu kelemahan istrinya yang menyukai bentuk badannya.
"Mau menyentuhnya lagi?"
Meisya seketika langsung memalingkan wajahnya dari Ando saat menyadari bahwa dia malah terpaku pada d**a bidang pria itu. Apa lagi ada beberapa bercak kemerahan di sana, menunjukkan hasil karyanya beberapa saat yang lalu. Wajah Meisya memerah, namun dia hanya berdehem sesaat dan berjalan ke arah ruang tamu dan duduk di sana.
Ando masih saja tersenyum semakin lebar, ia sebenarnya masih ingin menggoda istrinya, namun ia mengingat kalau dia harus membawa Mika terlebih dahulu ke kamarnya untuk dia tidurkan dengan aman sebelum kembali bermesraan dengan istrinya.
Dengan mudah Ando membawa tubuh mungil Mika ke dalam gendongannya, membuat gadis kecil itu menggeliat sesaat dan kembali tidur dengan pulas tanpa terganggu oleh gendongan ayahnya.
Meisya yang duduk di ruang tamu terus menatap suami dan anaknya hingga mereka berdua menghilang dari pandangannya ketika memasuki kamar Mika. Membuat wanita itu tersenyum pelan, sesaat melupakan semua rasa resah dan curiga yang sempat menderanya setelah foto yang dikirimkan oleh Meri padanya.
Meisya lalu melihat bahwa di atas meja ruang tamu ada ponsel milik Ando yang rupanya tertinggal di sana. Merasa ragu sesaat, Meisya memberanikan diri untuk mengambil dan membuka ponsel milik Ando. Dengan mudah dia membuka pola dan password di ponsel Ando, karena pria itu menggunakan tanggal lahirnya.
'Apa ini?'
Kening Meisya mengerut sesaat ketika dia mendapati beberapa panggilan tak terjawab dari seseorang bernama Ny.Rena.
'Kenapa ada wanita yang menelpon Mas Ando berkali-kali di jam malam seperti ini? Belum lagi ini masih hari libur bukan?'
Perasaan ragu yang sempat hilang kini kembali muncul ke permukaan, Meisya menjadi semakin penasaran dan ingin mengetahui lebih dari pada ini. Ia dengan segera kembali membuka aplikasi w******p di ponsel Ando, lalu dia melihat riwayat panggilan telepon.
Pada saat itulah ekspresi di wajah wanita itu semakin suram. Ada cukup banyak panggilan telepon yang terhubung dengan seseorang bernama 'Ny.Rena' tersebut. Bohong jika Meisya mengatakan bahwa dia tidak cemburu, istri mana yang senang mengetahui suaminya sering berhubungan dengan wanita lain sekalipun itu rekan kerja atau kliennya sekalipun.
Meisya tanpa ragu lalu membuka foto profil yang digunakan oleh seseorang yang diberi nama Ny.Rena tersebut oleh suaminya. Melihat sosok cantik dan anggun dari wanita yang berhubungan dengan suaminya membuat Meisya merasa semakin kesal dan cemburu.
'Apa Mas Ando suka sama tipikal wanita dewasa, anggun, dan elegan kayak gitu?'
Meisya lalu melihat pada dirinya sendiri. Meskipun dia sudah melahirkan dan memiliki anak, namun penampilannya masih lebih identik dan modis selayaknya anak kuliahan. Dia tidak begitu pandai menggunakan make-up dan berdandan selayaknya orang dewasa, karena dia menyukai model make-up Korean look yang natural dan tidak memerlukan effort berlebih untuk mengaplikasikannya di wajah juga tidak sulit untuk membersihkan wajah setelahnya.
"Sayang, kamu lagi apa?"
Ando berjalan mendekat ke arah Meisya, lalu ia melihat Meisya yang tengah memegang ponsel miliknya membuat kedua mata pria itu agak terkejut dan berjalan semakin dekat ke arah Meisya. Ando langsung duduk di samping Meisya dan memeluknya dengan erat.
"Kamu lagi apa Sayang?" Meski merasa agak takut istrinya mengetahui sesuatu yang belum siap dia ceritakan pada Meisya, namun Ando tidak ingin bertindak gegabah dengan langsung merebut ponselnya yang tengah dipegang oleh Meisya.
"Gak ada Mas, cuman pengen lihat-lihat aja. Ayo kita foto berdua Mas."
Entah apa yang tengah dipikirkan oleh Meisya saat ini, dia langsung saja membuka kamera ponsel tersebut dan mengarahkan selfi berdua dengan Ando. Meisya dengan sengaja mencium pipi pria itu saat kamera selfi menjepret potret mereka berdua, membuat Ando agak terkejut karena Meisya biasanya tidak pernah bertindak seberani ini untuk mengabadikan foto mereka dengan inisiatif menciumnya terlebih dahulu.
Namun setelah itu Ando hanya tersenyum dan merasa lega karena Meisya tidak bertanya apa-apa dan mungkin masih belum mengetahui masalahnya. Dia tidak ingin menyeret Meisya dalam masalah rumit yang mengenainya, karena orang yang tengah disinggungnya saat ini bukan sembarang orang dan Ando tidak ingin hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada keluarga kecilnya jika sampai orang itu juga akan mengincar anak dan istrinya nanti.
"Aku mau jadiin ini sebagai foto profil kamu boleh kan Mas?"
Belum sempat Ando menjawab, Meisya dengan cekatan langsung memasang foto yang diambilnya secara dadakan tadi untuk dia jadikan sebagai foto profil nomor w******p suaminya. Setelah selesai Meisya menunjukkan senyum manisnya, dia lalu mengembalikan ponsel Ando dan tanpa ragu menyandarkan kepalanya pada pundak pria itu.
"Tumben kamu manja kayak gini hm?" Ando mengelus puncak kepala Meisya dengan lembut, ada rasa nyaman dan tidak ingin waktu ini berlalu dengan cepat.
"Lagi pengen manja-manjaan aja sama Mas Ando, emangnya gak boleh?"
"Gak masalah dong, justru Mas seneng kalo kamu mau lebih inisiatif kayak gini. Maaf ya kalau akhir-akhir ini Mas sering lembur dan jarang ngasih waktu buat kamu."
"Iya nggak apa-apa Mas, aku berusaha buat ngerti kok. Tapi satu hal yang aku minta, jangan ada hal yang kamu sembunyikan dari aku ya Mas. Terus yang paling penting, jangan sampai ada kamu hianatin aku sama anak-anak di rumah. Mungkin kamu sebagai kepala keluarga yang harus bekerja di luar, tapi bukan berarti kamu bisa main-main sama wanita lain di sana tanpa sepengetahuan istri dan anak kamu."
Entah sengaja atau tidak, Meisya seakan tengah mengingatkan Ando akan insiden saat dia terpergok tengah makan bersama kliennya saat itu di restoran.
"Mas ngerti, lain kali kalau memang ada acara ketemu sama klien di luar jam kerja Mas bakal kasih tahu kamu. Mas usahakan ya Sayang, apa kamu cemburu?"
"Bukannya aku cemburu Mas, cuman rasanya kayak nggak nyaman aja lihat suami sendiri sama wanita lain di luar jam kerja, sementara aku sendiri sebagai istri kamu nggak tahu apa-apa sama sekali. Bahkan dia siapa juga aku nggak tahu, kalau orang lain yang lihat mungkin mereka gak bakalan mikir kamu lagi ketemu sama klien karena kita nggak pernah tahu apa yang bakal dipikirkan sama orang lain. Aku nggak mau ada salah paham di antara kita karena terlalu banyak mis komunikasi, padahal kamu sendiri yang dari awal menegaskan kalau dalam hubungan kita harus sama-sama saling terbuka satu sama lain."