“Kenapa kau bersembunyi? Apa kau memang sepecundang itu hingga takut saat anak buahku mengumpulkan orang-orang desa?” tanya Ahmar tajam. Prayoga terkekeh pelan. “Siapa yang mengatai siapa pecundang? Hei, bukankah seharusnya kau berkaca? Kau yang membawa segudang orang dan mengintimidasi orang-orang hanya untuk kepentingan pribadi memangnya bisa disebut dengan tindakan gentle?” tanya balik Prayoga dengan nada tidak bersahabat. Tentunya, anak buah Ahmar tidak senang dengan apa yang dikatakan oleh Prayoga, dan berniat untuk memberikan pelajaran. Namun Ahmar lebih dulu memberikan kode agar semuanya tetap berada di tempat. Setelah itu, Ahmar tertawa keras dan membuat semua orang yang mendengarnya mengkerut takut. Bahkan para gadis yang sejak tadi menatapnya dengan memuja tid