BAB – 19 Zeva hanya menoleh sekilas. Kemudian dia melangkah pergi tanpa menoleh ke belakang lagi. Lelaki gendut itu membukakan pintu mobil untuk Zeva dan Arkhan. Mereka pergi diiringi tangisan kehilangan dari Bu Liana. Ziana yang tidak tega berhambur memeluk ibu mertua yang selama ini mengabaikannya. Dia menguatkannya dan memapahnya kedalam. Semenjak kepergian Arkhana, Bu Liana terlihat begitu terpukul. Hal ini bukan hanya karena dia merasa kehilangan cucu yang sangat disayanginya, namun dia tidak tega melihat Anhari yang seperti menarik diri dari dunia luar. Setiap hari dia mendengar tangis Anhari didalam kamar, terkadang lelaki itu melempar-lemparkan barang-barang apa saja yang ada. Brakkk! Pranggg! Terdengar kembali keributan untuk kesekian kalinya dari kamar Anhari. Ziana gemetar