9 "Ibu, hari ini jadwal agak longgar, hanya ada dua klien, dan nanti siang ada acara makan siang bareng sama Pak Abdi dan rekan-rekannya sebagai tanda terima kasih kita pada mereka ini ibu tempat dan sajian apa aja sudah saya pilih." Redanti melongo menatap wajah Silvi, setelah peristiwa ciuman yang mengerikan itu rasanya ia masih belum siap bertemu dengan laki-laki itu lagi, ia tak mau Abdi semakin memenjara hatinya. "Makan siang? Makan siang gimana? Siapa saja yang ikut? Bukan cuman kami berdua kan Sil?" Pertanyaan bertubi-tubi Redanti membuat Silvi tertawa. "Ya nggak lah Bu, barusan saya nelepon Mbak Neta, sekretaris Pak Abdi, nanti yang ikut selain Pak Abdi ya Mbak Neta, Pak Rafa dan Pak Ardi, Ibu trus saya." Jawaban Silvi membuatnya lega, paling tidak dia bisa sedikit menghindar u