“Bu Siva tidak mengingat siapapun setelah bangun dari koma.” Satu kalimat yang diucapkan oleh Hans masih terngiang-ngiang di kepala Gio. Bahkan membuatnya tak berani memasuki ruang ICU untuk bertemu dengan gadisnya. Gio takut jika Siva benar-benar melupakannya. Bagaimana dia akan bersikap nanti jika gadis itu tak mengenalnya? Sementara hubungan saja masih belum jelas. “Kenapa tidak masuk?” pertanyaan Bapak membuat Gio terperanjat kaget. Beliau baru saja keluar dari ruang ICU. “Apa Siva sudah siuman, Pak?” pertanyaan yang harusnya tak perlu ditanyakan oleh Gio. Saking bingungnya membuatnya terlihat seperti orang bodoh. “Em, maksud saya—” “Masuklah! Gantikan Ibu, beliau belum makan malam,” sahut Bapak. Gio langsung menganggukkan kepala, kemudian masuk ke dalam ruang dimana gadisnya ber