Cerita Gio

1275 Kata

Kedua mata bulat yang selalu memancarkan ketulusan kini redup tak ada binar khasnya yang cemerlang. Netranya yang selalu tampak bercahaya kini menatap kosong. Padahal banyak orang disekelilingnya yang berusaha mengajaknya bicara. Di hari ke empat pasca bangun dari koma, Siva dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Seluruh alat-alat medis yang menempel di tubuhnya telah dilepaskan. Bahkan selang oksigen pun tak lagi dipakainya. “Nduk, makan dulu ya.” Siva pun mengangguk. Hanya Ibu yang dia percaya tak ada yang lain. Bapak yang notabennya sebagai orang tuanya saja tidak dipercaya oleh gadis itu. Setiap kali Bapak ingin menggantikan Ibu, Siva menangis ketakutan, dia memohon agar tak ditinggal sendirian bersama orang asing. Bapak sudah menjelaskan berulang kali jika beliau adalah Ayah kandu

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN