Gio sedang menatap wajah cantik nan teduh di depannya dengan lekat. Ditelitinya satu persatu bagian wajah gadis kesayangannya. Mulai dari kening, mata, hidung, pipi hingga bibir dan semuanya sempurna. Setelah hari ini dia akan menjauhi Siva untuk sementara waktu. Mempersiapkan segalanya dengan baik sebelum bertandang kembali ke Solo. Selama dua tahun ini Gio selalu asal datang dengan membawa banyak oleh-oleh, berharap orang tua Siva tersentuh dengan barang bawaannya, ternyata caranya salah dia tetap mendapatkan penolakan. “Om dimakan sotonya,” tutur Siva dengan suara lembut. Terdengar menyejukkan di kedua telinga Om Duda. Gio menggeser mangkuk kecil ke arahnya, kemudian mengambil tempe goreng sebagai lauk. Siang ini dia sengaja menculik Siva dari sekolah tanpa sepengetahuan putrinya. I