Pembalasan Siva

1206 Kata

Siva membuat sambal teri seperti sedang menumbuk padi. Jika, cobek itu bisa menjerit pasti sudah meminta tolong agar dijauhkan dari pemiliknya. Rasa kesal bercampur grogi menjadikan gadis polos itu berubah menyeramkan. Gio saja tidak berani mengatakan apapun. Hanya diam sambil menikmati bakwan jagung yang telah tersaji di meja makan. “Bunda ...” panggil Naura yang baru bangun tidur. Tangan kecilnya mengucek mata dan bibirnya melengkung ke bawah. “Ada hantu di rumah ini,” rengeknya. Siva buru-buru mencuci tangan menggunakan sabun, lalu menghampiri si cantik yang sudah terisak pelan. “Mimpi buruk lagi?” tanyanya dengan suara lembut. Naura mengangguk dan menyandarkan kepalanya pada Siva. “Aku mimpi dikejar sama hantu.” “Pasti sebelum bobok tidak berdoa dulu. Iya ‘kan?” “Iya, Naura lupa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN