Erwin cukup yakin pendengarannya tidak bermasalah. Dalam keadaan bersimpuh, ia memohon kepada sang ayah mertua agar diberi kesempatan kedua. Namun, alih-alih dikabulkan, pria di depannya itu malah menyodorkan dua hal penting yang harus ia pilih. "Velove atau Salim Group?" ulang Darius penuh penekanan. "Semua keputusan ada di tanganmu." Lama Erwin terdiam. Sebenarnya, memilih adalah hal yang mudah. Tapi, tidak untuk yang satu ini. Nasibnya kali ini bagai memakan buah simalakama. Memilih Velove sama artinya harus kehilangan Salim Group. Pun sebaliknya, memilih Salim Group, artinya ia harus rela melepas Velove dari sisinya. "Kenapa?" tegur Darius saat Erwin tak kunjung memberi jawaban. "Kamu kesulitan memilih?" Sambil beranjak berdiri, dengan polosnya Erwin mengangguk. Mau bagaimana lagi