"Kamu yakin nggak mau baca dulu isi berkas yang sedang kamu tanda tangani itu seperti apa?" Melihat Erwin yang begitu santai membubuhkan tanda tangan di setiap lembar kertas yang baru saja Adrian sodorkan, membuat Darius tertawa. Entah karena memang cuek atau sudah berpasrah diri, Erwin memang tampak sekali seperti orang yang sudah tidak perduli. Mungkin saja sudah lelah. Atau bisa juga Erwin melakukan hal ini karena sudah menyiapkan rencana lain. "Apa lagi yang perlu dibaca, Pa?" kata Erwin dengan suara yang datar. "Ah, maaf kalau lancang. Maksud saya Pak Darius Wijaya," ralat pria itu buru-buru. "Jelas-jelas ada nama notaris tertulis di sudut paling atas kertas. Itu artinya saya baru saja menandatangani surat perceraian, kan? Jadi untuk apa lagi di baca? Toh, nggak akan merubah apa pu