Erwin mengerjapkan mata dan plafon ruangan tampak sedikit asing baginya. Mengingat-ingat sejenak, hingga akhirnya ia tersadar kalau saat ini sedang berada di kamar Velove. Tanpa terasa Erwin tersenyum. Menurunkan pandangan, ia mendapati Velove yang masih terlelap tidur dalam keadaan memeluk erat tubuhnya. Lebih dari itu, mereka berdua bahkan berada di dalam selimut yang sama. Begitu dekat. Begitu menempel layaknya kulit mereka diolesi oleh perekat. Dan jangan lupa juga, keduanya bahkan belum sedikit pun mengenakan pakaian setelah selesai memadu kasih semalam. Dalam keheningan, Erwin mengulurkan tangannya. Mengusap pipi mulus Velove, sembari menyampirkan anak rambut yang tampak menutupi wajah cantik istrinya itu. Lagi, sambil memandangi wajah Velove, Erwin tersenyum sumringah. Ada pe