46

1233 Kata
Makan malam itu berlangsung dengan banyak pembicaraan mengenai apapun itu, keduanya yang memiliki pemikiran luas dan pintar selalu bisa mencari topik untuk mencairkan suasana. Aster yang biasanya pendiam dan kaku di tempat kerja bisa begitu terbuka saat bersama Nichole, sedangkan Nichole merasa bahwa Aster adalah lelaki unik yang tak pernah ia temukan selain dirinya. Disatu sisi dalam pembicaraan itu Nichole masih memikirkan tentang pertemuannya dengan ayah dan ibunya tadi siang, meskipun mereka datang sejak malam tapi baru memiliki waktu dengannya siang hari berikutnya. Wajar saja jika kedua orangtuanya begitu sibuk dengan urusan dan pekerjaan, mereka datang bukan sekedar saja tapi juga melakukan pekerjaan. Nichole memahami itu, meskipun ia anak tunggal dari milyader, tapi ia merasa tak pernah senyaman itu, hidup dengan banyak harta dan kekayaan yang melimpah tak menjamin dirinya bisa tenang dan menikmatinya. Malah ia sering keluyuran keluar setiap saat jika ia mua, berkeliling kota dan menikmati pemandangan yang tak seindah yang dibayangkan. Kadang jika ia benar-benar tak ingin pulang kerumah ia akan pergi kerumah teman-temannya berkunjung sampai ia lupa waktu dan akhirnya menjadi heboh saat ajudan ayah dan ibunya mencari. Wajar saja jika mereka melakukan hal itu, karena Nichole adalah satu-satu anak dari keluarga besar kaya raya yang memiliki separuh bisnis di Linkton. Dan siang itu ketika keduanya datang, mereka membicaran tentang Aster. Ayahnya, Tuan David hanya selalu berpesan pada Nichole bahwa harus memberitahu Aster dengan apa yang ia perbuat, Aster bisa saja menghancurkan dirinya dengan sikap naifnya yang terlalu mementikan ego karena jeratan masa lalu, ia tak seharusnya begitu. “Ini yang terbaik untuk Aster dan juga kamu,” ujar tuan David saat ia dan istrinya Tyar berkunjung. “Ibu dan ayah ini bukan hanya mertua Aster, kami sudah anggap Aster seperti anak kandung kami, maka dari itu kami peduli. Sayang, Aster akan termakan oleh kenaifaannya sendiri nantinya jika tak memikirkan yang jauh,” imbuh sang ibu. Sebagai seorang istri pastinya Nichole akan khawatir dengan semua yang telah di lakukan oleh Aster, apalagi Aster selalu saja nekad dengan melakukan apapun yang menurutnya benar. Konsep pemikiran Aster mungkin tak pernah sejalan dengan orang-orang pemerintahan ataupun panitianya yang lain, Nichole berusaha memahami itu keadaan karena ia adalah seorang Istri. Saat itu Nichole hanya mengangguk mendengarkan ucapan kedua orangtuanya itu. Ia tahu bahwa apa yang dilakukan Aster memang bukanlah sebuah kesalahan kecil, tapi juga sudah mulai menimbulkan keresahan untuk dirinya dan Nichole sendiri. Nichole tak ingin terjadi apapun pada Aster, tapi ia juga tak bisa mencegahnya, Aster punya alasan yang cukup logis mengapa ia melakukan hal itu. Meskipun kata logis itu hanya sekedar mengatakan, bahwa ia selalu teringat dengan adiknya, tentang kematiannya dan kedua orangtuanya. Jika ia memaksa Aster untuk menghentikan apa yang ia lakukan, ia hanya tak ingin Aster menegurnya dan mengatakan, “Kau tak pernah tahu rasanya ditinggalkan.” Memang Nichole tak pernah tahu rasanya ditinggalkan, ia tak tahu bagaimana rasanya berjuang demi kematian, dan ia tak tahu bagaimana rasanya melihat keluarganya hancur dalam waktu singkat. Jika ia ingin dendam ia bisa melakukan hal itu tapi Aster tak pernah melakukannya, ia bisa mencoba untuk bangkit, tapi luka selalu meninggalkan bekasnya sendiri. Yang bisa di lakukan Nichole saat ini hanya memberikan semnagat yang baik untuk Aster, mengatakan perlahan bahwa yang ia lakukan sebenarnya bukan hal yang baik. Tidak semua hal bisa sejalan dengan apa yang ia pikirkan, meskipun Nichole yakin jika hal itu tak mudah untuk diterima oleh Aster nantinya Kini yang bisa Nichole lakukan hanya memberitahu yang terbaik, bukan menggurui tapi mengatakan sebagai seorang istri yang peduli pada suaminya, ia tak ingin Aster terkena masalah lebih dalam nantinya, ia ingin Aster baik-baik saja dan tak terlibat satu perkara apapun itu, baik dengan ayahnya maupun pemerintah. “Besok, aku harus pergi ke Capital City untuk rapat para ketua panitia,” ujar Aster setelah menyelesaikan makannya yang membuat piring itu kosong. “Aku perlu mempersiapkan apa?” tanya Nichole yang mulai membereskan alat makan itu. “Tidak perlu, aku berangkat siang dan hanya perlu membawa berkas, Remi sudah mengurusnya,” kata Aster. Ia kemudian berdiri dari duduknya, menghampiri Nichole yang membersihkan piring. Aster memeluknya dari belakang sambil menaruh dagunya di pundak kanan Nichole. Nichole menggoyangkan pundaknya untuk membuat Aster tak lagi menyandarkan dagu, tapi Aster terlihat tak peduli dengan hal itu. “Piring ini tak bisa mencuci sendiri, jadi jangan menggangguku,” kata Nichole. “Cucianmu hanya sedikit, kau bisa mencucinya nanti,” ujar Aster. “Lagipula kenapa kau selalu menolak untuk mencari asisten rumah tangga, aku lihat kerjaanmu berat di resto. Biar ada yang mengurus rumah ini dan ketika kau pulang, kau tak perlu mengurusnya lagi.” “Tidak. Aku hanya mengurus satu bayi besar yang manja dan satu set rumah kucingnya, kenapa aku harus merasa capek dan mencari asisten.” Nichole mengatakan itu smabil menyindiri Aster yang selalu bergelayut manja dengannya. “Sekarang bayi besarmu ini ingin tidur, mari tidurkan aku,” ucap Aster semakin memeluk erat Nichole. Mendnegar hal itu, Nichole membalikkan tubuhnya dan menghadap tepat di depan Aster. Kemudian ia melap wajah Aster dengan tangannya yang sedikit basah. “Apa aku juga perlu memberikanmu s**u dengan menepuk bokongmu agar kamu tidur,” kata Nichole. “Perlu, lakukan itu. Ayo sekarang,” ucap Aster dengan nada yang di buat manja. Jika para bawahannya tahu dengan sikap Aster yang berbeda dengan saat di kantor, mungkin mereka akan berpikir berulang kali untuk menghormatinya, apalagi Aster saat bersama Nichole nampak seperti anak yang begitu ingin dimanja. “Sudah pergi sana.” Nichole melepaskan pelukan Aster yang membuat Aster memajukan bibirnya. “Aku akan mandi dan pergi tidur, jangan lupa aku menunggumu.” Setelah mengucapkan hal itu Aster berlalu pergi menuju kamarnya. Nichole hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Aster itu. Padahal jika ia ingat saat awal-awal mereka berkenalan, Aster begitu cuek dan pendiam. Mencari pembahasan adalah sesuatu yang lebih sulit dari menyelesaikan Algoritma. Nichole yang terbiasa begitu ceria harus berhadapan dengan es batu yang tak mungkin meleleh. Namun, tak menunggu berpa lama, Aster bisa bersikap begitu manja dengannya seolah tak ingin melepaskan Nichole. Nichole menyukai hal itu, karena ia mencinta Aster dengan tulus. Berubahnya Aster juga membuat dirinya merasa nyaman dan selalu terlindungi. Orangtuanya memang tak salah mengatakan bahwa Aster adalah laki-laki yang tepat meskipun awalnya ia menolak keinginan pernikahannya dulu. Bagiamana tridak menolak jika Aster saat itu tak memiliki pekerjaan, seorang laki-laki pengangguran yang terlihat seperti orang yang memeiliki beban hidup yang sangat berat. Maka dari itu sebelum ia meminta Aster harus memiliki pekerjaan agar orangtuanya yakin melepaskan dirinya yang seorang putri tunggal dari seorang pengusaha kaya raya. saat inu Nichole sudah selesaikan membersihkan dirinya, lalu ia berjalan menuju kamarnya. Di sana sudah ada Aster yang menunggu sambil membaca sebuah buku, yang entah tentang apa. Melihat Nichole masuk ke kamar. Aster kemudian hanya bisa tersenyum simpul, lalu mengedipkan matanya pada Nichole, Nichole tahu apa yang di inginkan suaminya itu, hal-hal yang pasti membosankan. Nichole kemudian mengganti pakaiannya dengan baju tidur agar tidurnya nyenyak dan lebih enak nantinya, setelah itu ia tidur dan mulai menyusup keselah-selah d**a Aster. Seperti biasanya ia hanya ingin lebih dekat dengan Aster mengatakan bahwa ia cinta dan begitu peduli padanya, mendukung setiap apa yang akan di lakukan Aster meskipun itu tak selalu baik. Aster pun mencoba untuk menenangkan dirinya dengan semua masalah, ia tak ingin Nichole terlibat dengan masalahnya karena itu akan menyakiti hati dan perasaan Nichole nantinya. Meskipun Nichole tak membicarakan apapun, tapi ia yakin bahwa ada satu masalah yang mengganggunya temasuk kedatangan kedua mertuanya tadi kerumah mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN