15

1198 Kata
Pemuda berusia dengan Bella memegang busur panah dan menggunakan kacamata mendekati Bella. "Aku tak suka melihat orang yang terlalu berlebihan dalam melakukan pembunuhan. Sepertinya lawanmu sudah tak bisa melakukan apapun," ujar pemuda Bastian pada Bella. "Sialan," desis Bella perlahan sambil menahan sakit di punggungnya. Ia merasakan sakit akibat panah itu menjalar di sekitar tubuhnya. "Apa kau bilang?" Setelah mengatakan itu Bastian menendang dengan keras dekat punggung Bella yang terkena anak panah. "Aku tak suka perempuan yang berkata kasar." Kemudian Bastian berlalu meninggalkan Bella yang saat ini terjatuh di dekat mayat Tron. Bella tak bisa melakukan apapun lagi, ia tak bisa meraih anak panah yang tertancap dipungungnya. Karena posisinya tepat di tengah. Dan lagi rasa sakit akibat panah itu semakin menjalar dan tak bisa ia tahan. Bella pasrah jika harus mati secepat itu di tempat itu, mau bagaimanapun pilihan terbesar ketika mengikuti ujian adalah mati. Kemudian pandangan Bella semakin samar dan buram. Tak ada lagi benda yang terlihat di depannya, semuanya nampak abstrak dan mulai gelap. *** Sebelum malam berganti, babak pertama menyisakan 52 orang. Yang berarti sudah ada tujuh orang yang telah dinyatakan kalah, entah mati atau disikualifikasi. Sementara itu Bastian kini tengah mengistirahatkan tubuhnya, malam hari saatnya ia menikmati bekal dan menanjakan tubuhnya. Masih ada 28 hari sampai ujian selesai. Saat itu ia duduk di bawah pohon, malam itu lagi-lagi hari cukup cerah dan awan terlihat jarang, bulan nampak bertengger diatas begitu gagah. Bastian menikmati makan malamnya, tapi telinganya mendengar suara yang menganggu dari balik semak-semak. Suara itu semakin mendekat, bukan langkah kaki manusia, lebih tepatnya hewan berkaki empat. Bastian menaruh makannya bersiap merubah busur panahnya menjadi pedang dengan ujung runcing. Ia tak bisa kabur, membuat suara keributan malah akan menimbulkan masalah lain. Kemudian ketika ia sudah bersiap, lima ekor serigala keluar dari semak-semak dengan mulut penuh luir, seperti begitu kelaparan. Bastian bersiap, tapi hanya bisa berjaga. Ia mulai mundur perlahan mejaga jarak dengan hewan-hewan buas yang berkelompok itu. Saat terus mundur, tiba-tiba kaki Bastian menyentuh akar pohon yang menyembul dari tanah, hal itu membuat Bastian terjatuh ke tanah. Melihat hal itu para serigala sambil mendekat sambil mulutnya yang lapar seolah mengatakan betapa bahagianya mereka. Empat ekor serigala, dua sisi kanan dan kiri berhenti, sementara seekor serigala di tengah terus berjalan dan kemudian mencari ancang-ancang seperti ingin melompat, lalu.... Bastian menutup matanya dengan kasar, ia tak ingin merasakan sakit akibat cabikan dan gigitan hewan itu, tapi tak ada yang terjadi. Bastian kembali membuka matanya perlahan, ingin mengetahui apa yang terjadi, namun pandangannya terhalang seseorang. Bastianmenghembuskan napasnya, ia terlalu takut dengan hewan-hewan itu sampai menjatuhkan senjatanya ketanah. Namun, ia mulai melega saat ada seseorang yang membantunya. Bastian melihat sekilas serigala yang tadi hampir menerkamnya sudah terkapar tak berdaya dengan simbahan darah di atas tanah begitu saja. "Sembunyi di balik pohon!" teriak seseorang pada Bastian dengan nada memerintah, tanpa ucapan kedua kalinya Bastian langsung menuju balik pohon. Sekarang hanya ada orang itu dan keempat serigala itu yang mulai berkeliling, mutari tubuh orang itu. Dari balik pohon Bastian bisa melihat dengan jelas. Satu persatu serigala mulai menyerang Shatoru tapi bisa di tahan dengan gagang pedang, serigala itu berjatuh tapi tak lama kemudian kembali bangkit. Entah kenapa orang itu tak langsung menebas serigala-serigala itu seperti yang pertama. Bastian dari balik pohon berharap orang itu cepat menghabisi para serigala itu. Tapi, orang itu hanya menghindar dan bahkan kadang memukulnya dengan pangkal pedang. Beberapa kali terjatuh, akhirnya para serigala itu pergi yang salah satunya dengan kaki pincang akibat pukulan orang itu. Setelah melihat orang itu berhasil menghabisi dan memukul mundur para serigala, Bastian pun keluar dari persembunyiannya bak seorang gadis yang ketakutan. "Terima kasih," ujar Bastian. Meskipun ia arogan, tapi ia tak segan mengucapkan terima kasih pada orang yang sudah membantunya. "Tidak masalah. Lain kali lawan jika ada hewan mengganggu, cepat atau lambat kau juga akan mati jika terus begitu," ujar orang itu. Bastian mengangguk. " "Namaku Bastian, kau?" Bastian mencoba memperkenalkan dirinya. "Kita berkenalan memang nampak aneh, tapi ini waktu jeda jadi tak ada masalah, namaku Jimmy." Jimmy memperkenal dirinya. "Kau akan pergi malam ini? Beristirahat lah sebentar malam ini bersamaku, besok juga kita akan menjadi musuh lagi," ujar Bastian membuat penawaran. Jimmy mengangguk, lalu keduanyan beristirahat di sana. Jimmy dan Bastian saling menikmati bekal mereka masing-masing, tanpa mengucapkan sepatah katapun. Setelah setelah makan, mereka mulai mengobrol. Dan membicaran diri mereka masing-masing, sebagai balas budi Bastian akan bersikap baik pada Jimmy yang mulai mengasyikkan dirinya. Jimmy peserta dari kota Norch, provinsi ke-7, sementara Bastian dari provinsi yang sama tapi berbeda kota, yakni kota Origon. Provinsi ke-7 memang terkena sebagai provinsi yang cukup makmur. Ada lima kota di sana dengan masing-masing 12 distrik, dan ada tiga sekolah dari lima kota itu. Semua sekolah mengantarkan peserta masing-masing untuk bersaing, meskipun satu provinsi mereka selalu menjadi rival sejak dulu, dan memplokamirkan bahwa sekolah mereka yang paling unggul. "Setelah ini kau akan pergi?" tanya Bastian lagi pada Jimmy. "Aku akan beristirahat di sini sebentar, sampai dini hari. Kita akan bertemu lagi jika sudah waktunya," ujar Jimmy. Bastian mengangguk. Lalu keduanya mulai beristirahat dan menutup mata masing-masing. Jimmy melakukan itu sampai dini hari. Kemudian sebelum Bastian bangun ia akan pergi. Membunuh Bastian saat malam hari adalah melanggar aturan, Bastian pasti mati tapi ia juga akan mati setelah di diskualifikasi. *** Dari semua ujian yang sudah berlangsung selama dua hari dua malam. Pemerintahan terus memantau perkembangan mereka semua. Mereka mengawasi dari kamera yang terpasang di drone yang jumlahnya sangat banyak. Pemerintah sudah melihat apa yang terjadi dengan para peserta, bagaimana perserta itu mempertahankan diri mereka. Hal yang sama juga di lakukan oleh King Lubes sang presiden, ia menyaksikan pertarungan mereka yang saling bunuh seperti melihat opera yang sangat seru dan mendebarkan. Menurut King Lubes, peserta tahun ini cukup membuatnya tercengang karena kebanyakan mereka ahli dalam strategi, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ia bahkan sudah memantau setiap provinsi yang mengadakan acara ujian itu, memang tidak semua provinsi, tapi provinsi-provinsi yang ikut itulah yang terbaik. Begitu menurut Lubes. Ia tak merasa bersalah telah menyelengarakan acara seperti itu, karena itu juga demi rakyatnya. Lubes juga selalu mengatakan bahwa acara itu adalah tradisi yang sudah mengakar di Linkton, ia hanya meneruskan apa yang sudah terjadi sejak dulu. Ia meneruskan apa yang telah di lakukan sang ayah agar negara Linkton menjadi negara yang makmur dan baik. Meskipun ketika ia melakukan itu banyak warga sipil yang memprotes bahkan begitu juga para anggota senatnya, tapi ia pikir itu hanyalah para orang yang anti dengannya, buktinya meskipun sudah banyak protes tetap saja banyak yang mendukungnya, karena mereka sadar bahwa apa yang ia lakukan untuk kebaikan mereka juga sampai saat ini. Lagi pula mereka bisa apa selain mendukung dirirnya? Mereka tak bisa melakukan apapun karena dirinya presiden dan di lindungi oleh para militer yang siap mati untuknya. Dari itu saja ia sudah bisa mengatakan bahwa ia akan selalu di jag dengan kehati-hatian. Ada 20 provinsi yang mengadakan ujian itu, tapi tidak semua provinsi mengikuti ujian itru. Orang-orang dari provinis miskin, penduduk yang memiliki penghasilan rendah dan sebagainya tak perlu melakukan apapun karena ada pembatasan dalam memiliki keturunan dan pekerjaan untuk mereka. Mereka akan terus di paksa bekerja di satu tempat dan melakukan hal itu terus sampai akhirnya mereka memiliki kesejajaran dengan penduduk yang layak mengikuti ujian mematikan itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN