Bunga baru saja keluar dari ruang dekan. Ya untuk ke sekian kalinya, ia menekan si dekan untuk segera mengeluarkan Fadiya dan Fiandra. Namun si dekan tak bergeming. Mana mungkin ia mengeluarkan mereka? Permainan politik di sini memang kuat. Tapi kalau disuruh memilih, ia lebih senang jika Bunga yang dikeluarkan. Karena gadis itu terus membuat onar di sini. Kini malah mendesaknya pula. Ia tak bisa mengambil keputusan apapun. Sekitar dua jam kemudian, ia menerima panggilan penting. Tentu saja telepon dari presiden. Jika sebelumnya hanya lewat asistennya, kali ini presiden yang langsung berbicara. "Saya sebenarnya tidak mau ikut campur, Nasrull. Tapi kamu tahu lah. Cucu saya harus fokus belajar di sana. Kalau ia merasa terganggu dengan orang-orang itu apalagi sampai melukainya, saya sebag