Sona terkejut bukan main. Jangankan Sona, bahkan Ratih yang berdiri yang tak jauh dari mereka juga terkejut. Sosok Panca tak merupa Panca lagi, sebab emosi pria itu tampak naik ke ubun-ubun hingga berani melakukan hal seperti itu. Sona terdiam, dadanya berdebar-debar dengan kencang saat dirinya masih mencoba untuk merealisasikan apa yang sebenarnya terjadi. Sungguh, yang di depanya ini benar kah ia Panca? Panca suaminya yang terkenal lemah lembut sejak dulu? Jujur saja, Sona tak mengenalinya lagi. Panca benar-benar merupa sosok lain yang tak Sona kenal sosoknya. Perempuan itu memegangi pipinya yang kebas akibat buntut dari tamparan yang diberikan sang suami. “Mas …,” panggil Sona pelan. “Jangan panggil saya, Sona. Kamu sudah lancang karena membiarkan putra saya sendirian dan membiarkan