Atlas dan Annete

1789 Kata
“Kau kenapa?” Tanya Atlas sebari masih menikmati makanan itu dengan lahab dan melihat Annete yang seperti membeku menatap Atlas. Sepertinya bukan membeku sih hanya sedikit heran saja kenapa Atlas bersikap hangat kepadanya. Jelas-jelas ia itu tahu bahwa Atlas selalu bersikap dingin bahkan cuek juga kepadanya setiap hari. Tapi, bukankah Annete harus bersyukur sekarang? Karena bagaimana pun kungkin laki-laki tersebut sudah memaafkannya. Iya mungkin iya dan munkin dugaan Annete juga benar. Annete tahu, sangat amat tahu bahwa Atlas adalah tipikal orang yang memang tidak tegaan terlebih lagi dia adalah orang yang lembut juga seerti halnya ini. Atlas yang ia kenal memang seperti itu bukan? Annate menggeleng pelan kepalanya lalu tanpa permisi gadis tersebut langsung memeluk tubuh Atlas dengan cepat sehingga membuat Atlas terkejut seketika. “Terima Kasih!” Ucapnya sebari mengurangi jarak yang di lakukan Annete tadi. Atlas yang terkejut pun entah tidak tahu harus bersikap seperti apa dan merespon seperti apa juga, ia tersenyum kikuk sebari tidak tahu harus bersikap sekaligus menjawab seerti apa kepada gadis yang tengah di hadapannya. Terlihat Annete menghela nafas panjang, sedangkan Atlas yang hampir menghabiskan makanan yang ia makan secara lahab itu sesegera mungkin ia habiskan dan setelah tersebut ia taruh di atas meja. Memberi kesempatan Anneete untuk berbicara yang entah apa yng akan di bicarakan oleh gadis tersebut. “Aku tahu selama ini aku salah Atlas,” Ucwpnya dengan nada yang sangat pelan namun masih mampu terdengar ileh laki-laki itu dengan baik. “Dan aku sadar apa yang aku lakukan kepadamu, seperti hal nya mencampakan atau semacamnya yang berhubungan seperti itu terlebih diam saja di saat kau di rundung oleh teman-temannya pacarku dan aku tidak berkutik sama sekali, aku tahu bahwa aku itu salah,” Ucap Annete yang mengucapkan permintaan maaf itu benar-benar mengungkapkan jujur dari hatinya yang sangat amat terdalam. Dan ya, Atlas yang mendengar hal tersebut sebenarnya agak sedikit terkejut sekaligus heran sih sebenarnya. Apa kata gadis itu barusan? Di rundung? Oleh kekasihny? Jadi jiwa yang entah ke mana perginya fan malah Atlas yang isi sekarang ini jadinya sering di rundung setiap hari, baiklah Atlas mengerti saat ini. Kenapa ia hanya ada satu orang saja yang berkunjung di rumahnya terlebih lagi. Orang yang telah Atlas isi jiwanya seperti tidak punya kehidupan yang lain seperti kehidupan yang seru atau indah lah minumal. Tapi ayolah, tidak semua hidup itu harus di sama ratakan dengan kehidupan Atlas yang jauh sempurna di dimensinya bukan? Iya, itu benar. Atlas benar-benar tidak tahu seluas apa di dunia ini terlebih kagi juga tidak semua kehidupan orang lain bahkan manusia di muka bumi ini sama persis dengan kehidupan milik Atlas bukan? “Jadi, seseorang yang mempunyai tubuh ini sejak dahulu sering menjadi bahan rundungan?” Tanya Atlas langsung tanpa basa-basi atau terlalu banyak bertele-tele. Annete yang mendengar penuturan Atlas sedikit mengerutkan keningnya heran. Tunggu, ini maksudnya apa? Dirinya sedikit tidak paham dan tidak mengerti dengan apa yang baru saja di katakan oleh Atlas. “Maksudmu?” Tanyannya sebari memasang wajah aneh dan sedikit kebingungan. Atlas menghela nafas panjang, baiklah ini akan merepotkan karena bagaimana pun juga semua yang telah Atlas lalui bahkan ia lewati sebenarnya tidak masuk akal juga, jadi ya bisa di bilang jika memang Atlas menceritakan semunya kepada gadis yang tengah duduk di hadapannya itu sulit untuk di pahami dan sekaligus sulit untuk di mengerti. Terkecuali ya memang gadis tersebut oercaya dengan istilah dimensi lain bukan? Iya, itu benar. “Aku tahu ini terdengar sangat tidaj masuk akal bagimu,” Jelas Atlas pelan sebari dengan nada yang sangat hati-hati sekali. “Tetapi, aku bukankah Atlas yang kau kenal atau semacamnya,” Lanjutnya kagu sebari sedikit menghembuskan nafas. “Intinya, jiwaku dan jiwa Atlas yang kau kenal itu sedang tertukar sekarang,” Setekah Atlas menjelaskan hal semacam itu kepada Annete, jelas sebenarnya Annete sedikit terkejut dan tidak percaya bahkan berniat untuk beranggapan bahwa Atlas sedang memberikan hal kelucon kepadanya karena sebenarnya ia tahu bahwa Atlas selalu bersikap seperti itu. “Kau bercanda bukan?” Kekeuhnya pelan sebari raut wajah yang masih merasa bingung juga, dan ya mendengar jawaban Annete seperti itu cukuo membuat Atlas tersebyum kecil karena dugaannya juga sebenarnya dangat benar bahwa Annete tidak akan oercaya kepadanya. Seperti yang di ucapkan Atlas barusan, semu ini terlihat sangat tidak masuk akal. “Baiklah, begini. Siapa nama mu?” Tanya Atlas lagi, dan itu kangsung membuat Annete menjawab cepat. “Annete,” “Okay Annete, apa kau oercaya dengan hal yang berbau sains? Misalnya begini……,” Atlas menggantungkan ucapannya mencoba mencari tata bahasa yang bisa dan dapat di pahami oleh Annete nantinya walaupun ia berharap besar kalau otaknya atau IQ gadis tersebut mampu menangkap penjelasan yang di lakukan oleh Atlas. “Kau tahu dunia paratel? Atau bisa di bilang ada beberapa dimensi lain di dunia ini, alhasil tidak hanya kita saja yang hidup di dunia,” Jelas Atlas sevara singkat padat dan jelas dan juga tentunya laki-laki itu sangat berharap bahwa Annete bisa memahaminya secara sekejap. Gadis tersebut beum menjawab, masih diam dan terlihat seperti haknya berfikir keras. Dan tentunya Atlas memberikan dan membiarkan gadis itu untuk berfikir juga secara langsung. “Maksudmua seperti halnya isekai?” Tanya Annete memastikan. Isekai ya? Mungkin ya sebelas dua belas seperti itu. Tidak terlalu buruk juga dan mungkin memang iya itu benar adanya. Itu sama smdengan dimensi kain juga kan isenai itu? Iya, mungkin benar juga. Baiklah tidak terlalu sulit sepertiny dan Atlas akan mudah kembali menjelaskan juga kepda gadis tersebut. “Ya, semacam itu,” Ganting Atlas lalu mengambil sehelas air minum dan menghabiskannya langsung. Ia tahu bahwa semua ini tidak lah di mengerti dan ya semua harus pelan-pelan untuk di pahami. “Tidak ada bedanya namun sama juga seerti yang kau sebut,” Lanjut Atlas. “Intinya aku bukanlah Atlas temanmu atau apalah itu namanya. Pokoknya bukan,” Atlas menegaskan dan penuh penekanan di sana. “Aku hanya Atlas yang bernama Atlas Helios, sedangkan temanmu? Iya mempunyai marga apa ?” Mendengr hal tersebut Annete sedikit mengerutkan keningnya, Atlas Helios? Nama mereka kan sama? Ayolah! Apakah Atlas sedang melakukan lelucon kepadanya. Annete sedikit tertawa menggekengkan kepalanya. “Kau bercanda?” Tanya Annete kali ini. “Kau sedang melakukan lelucon macam apa sih Atlas?” “Kau juga kan bernama Atlas Helios, ya tuhan! Kau sedang mencoba mengujiku ya?” Celetuk Annete lagi dan Atlas yang kendengr hal itu sedikit melebarkan kedua matanya. Terkejut memang mendengr apa yang baru saja ia ucapkan namun Atlas juga tidka menyalahkan gadis tersebut sepenuhmya bukan? Alhasil mau tidak mau Atlas hanya menghela nafas lagi dan juga mau tidak mau Atlas has menjelaskan kembali sekaligus menjelaskan ulang kepada gadis yang masih merasa kebungungan saat ini. “Annete, ayolah. Aku mohon jangan menganggap aku adalah Atlas Helios temanmu okay?” Pinta laki-laki tersebut dengan rasa sabar yang sudah ia rasakan dengan perasaan yang sangat anat sabar sih sebenarnya. Baiklah, mari fokus karena bagaimana pun ini bukanlah hal yang mudah untuk masuk ke dalam pikiran orang-orang awam seoerti ini bukan? Dan Atlas rasa Annete ini bukanlah tipikal gadis yang bodoh-bodoh banget sebenaenya. Lalu kenapa? Kenapa ia terlihat bodoh sih sekarang ini di mata Atlas. Apa karena penilaian dirinya ini memang salah? Sial! Entahlah ini sangat membingungkan sekali, dan lagi Atlas juga sudah tidak tahu harus memperjelas menggunakan bahasa seperti apa. “Lalu jika kau memang bukan Atlas, lantas kau siapa? Hantu? Oh! Itu malah terdengar tidak masuk akal sepertinya,” “Ya, itu lebih terdengar tidak masuk akal bodoh,” Balas Atlas gemas. Mendengar hal tersebut Annete hanya menghela nafas panjang sebari memutar bola matanya jengah, “Terserah kau deh akan berbicara seperti apa. Yang pasti kau bisa jelaskan kepadaku kau siapa? Maksudku begini aku tahu kau itu seorang Atlas Helios yang namanya hampir sama seerti nama sahabat laki-lakiku,” “Akan tetapi kau berasal dari dunia lain alias isekai bukan? Atau dimensi? Ah intinya itu. Terlebih lagi kehidupan kalian sepertinya memang berbeda jauh bukan? Lalu kau bisa menjelaskan lebih matang kepadaku?” Tanya Annete dengan melontarkan pertanyaaan yang membungungkan berturut-turut dan itu cukuo membuat Atlas pening dan bingung hrus menjelaskan dari mana terlebih mana lagi. . . . Awal perjodohan konyol bersama dokter bernama Justin, pria yang berusia 28 tahun yang dilakukan ayahnya sebelum ayahnya meninggal dunia, awalnya Joe belum mengetahui perjodohan tersebut, karena ayahnya tidak membicarakan hal ini kepadanya, ah! Bagaimana untuk berbicara bersama bertemu saja jarang-jarang. Dengan Justin yang sudah dikasih amanah untuk menemui Joe dan menjelaskan detail perjodohan tersebut kepada Joe sendiri, sedikit ekstrum memang. Akan tetapi memang itu yang harus dilakukan olehnya karena Joe sudah tidak punya kerabat keluarga lagi. Bukan tidak punya, hanya saja mantan istri Dikta yang bisa dibilang ibu dari Joe berada di rumah sakit jiwa akibat depresi dengan masalah rumah tangga mereka. Setelah Justin berhasil menemui Joe dengan cara tidak sengaja perlahan-lahan Justin mendekati gadis itu. Sebagaimana gadis itu awalnya sedikit risih bahkan ketakutan disaat Justin gencar mengikutinya akhirnya diwaktu Justin menjelaskan detail kenapa ia mengikuti Joe bahkan berusaha untuk mengobrol dengannya adalah permintaan ayahnya sebelum meninggal. Joe memang sedikit kesal dengan sikap ayahnya yang seenak jidat karena memilih pasangan hidupnya sesuai apa yang dia mau, ayolah! Ini sudah 2019 dimana perjodohan adalah hal kuno yang sudah jarang dilakukan di kalangan masyarakat. Entah, Joe tidak habis pikir, awalnya Joe memang menolak keras perjodohan ini karena umur mereka yang sangat berbeda jauh satu sama lain namun dengan Justin yang menjelaskan bahwa kenapa Justin menyetujui perjodohan ini hanya satu, dia jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Joe. Konyol? Sangat! Bahkan Joe bergidik ngeri saat mendegar hal itu, lantas Justin yang sudah yakin dengan perjodohan konyol tersebut ditambah ini adalah permintaan terakhir Dikta. Mau tidak mau akhirnya Joe mengiyakan hal tersebut. Dari waktu ke waktu setelah Joe menyetujui perjodohan Justin pun bersikap posesif seakan-akan Joe benar- benar milik Justin seorang, seperti halnya apa yang Joe lakukan selalu di pantau dan parahnya Justin mengirim 2 bodygoard yang sudah di siapkan khusus untuk Joe. Muak? Jangan ditanya, kalian pasti tahu jawabannya. Selama berbulan-bulan seperti itu pun Joe akhirnya nyaman dengan semua tindakan Justin, dan semakin lama semakin tumbuh perasaan tersebut sebagaimana kadang hatinya menolak untuk mengakui itu karena Joe yang masih terjebak dengan cinta masa lalunya bersama adik dari Justin Kenzo yaitu Gisha. Dunia memang sesempit itu ya? Awalnya Joe tidak tahu bahwa Gisha adalah adik dari Justin karena Gisha tidak pernah menyebutkan marganya disekolah sebagaimana cowok itu lumayan terkenal. Tetapi setelah Joe sudah merasakan benih-benih cinta kepada Justin, Gisha menjelaskan semuanya bahwa Justin itu adalah kakaknya. Dunia bagaikan hancur seketika sesudah Joe mendengarkan penjelasan Gisha yang sebenarnya, ditambah Gisha pun menjelaskan kenapa ia memutuskan hubungannya dengan Joe saat dulu itu bukan karena Alin lebih menarik dibanding kan Joe, akan tetapi ada alasan dimana Alin yang tahu rahasia Joe yang sudah ia tutupi bertahun-tahun dan hanya dirinya, Satya dan Arga yang tahu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN