Menuju titik terang

2005 Kata
Vion masih belum melepaskan pandangannya pada Valerie yang sudah melangkah jauh dari posisi dirinya dan Atlas. Melihat kepergian gadis itu secara langsung dan melihat punggunga Valerie semakin wajtu semakin menghilang akhirnya laki-laki itu bisa bernafas lega. Alhasil pandangannya saat ini jatuh kepada Atlas dan terfokus kepada laki-laki itu yang tengah menatap dirinya datar dan Vion tahu bahwa sebenarnya Atlas sedang merasa kebingungan sekarang. Senyumnya terukir kecil di wajah tampan Vion, dengan tubuh yang ia sengaja senderkan di dinding membuat dirinya menghela nafas pelan. “Bagaimana keadaanmu saat ini?” Kedua manik matanya menatap ke arah Atlas. “Luka tusuk itu sudah tidak terlalu parah bukan?” Atlas mengangguk mengiyakan, “Ya, sedikit lebih baik, seperti yang kau bilang,” Vion mengerti, “Itu pasti, aku rasa Yara tidak akan membiarkanmu kesakitan terlalu lama. Gadis itu terlalu bersikap berlebihan kepadamu sejak dulu,” Kekehnya pelan. Atlas hanya bergumam membalas pernyataan yang di ucapkan laki-laki bernama Vion itu, demi tuhan ia benar-benar tidak tahu siapa laki-laki yang tengah berdiri tepat di sebelahnya sebari menatap dengan tatapan yang mengintimidasi. Jujur Atlas tidak nyaman dengan hal ini sebenarnya, tapi bagaimana lagi dia harus lebih bersabar untuk bersikap normal agar semua orang tidak curiga dan mengetahui bahwa ia bukanlah Atlas yang orang-orang kenal. “Mungkin kau bertanya-tanya bukan sekarang?” Setelah beberapa detik mereka terdiam, Vion kembali membuka suara dengan nada yang terkesan ke lewat serius. “Mengapa kau bisa terbangun di dunia yang berbeda dari tempat tinggal asalmu?” Entah kenapa mendengar laki-laki itu berucap perkataan tersebut membuat tubuh Atlas langsung menegang, kedua manik mata indahnya membalas tatapan Vion yang tengah menatapnya datar dengan iris mata berwarna hijau miliknya. Sial! Apa-apaan ini? Mengapa laki-laki tersebut bersikap seolah-olah tau apa yang tengah dirinya alami sekarang? Dan juga, laki-laki sialan bernama Vion ini siapa? Kenapa sedikit mencurigakan sekali? Astaga! Apa boleh Atlas berharap sekarang bahwa Carlos atau Yara datang untuk menjemput atau semacamnya? Ia benar-benar tidak ingin melakukan kesalahan, karena jujur dia tidak tahu bahwa sebenarnya Vion ini laki-laki yang bisa dia percaya atau tidak. Kekehan kecil Vion terdengar membuat Atlas langsung menoleh cepat ke arahnya, “I’m not villain Atlas,” ia tersenyum miring. “Yang ada aku berniat untuk membantu sekaligus memberitahu yang sedang terjadi dan menjawab semua pertanyaan yang saat ini telah bercabang di pikiranmu,” “Apakah yang aku ucapkan ini benar atau salah?” Rasanya Atlas ingin mengeluarkan semua makian dari dalam mulutnya sekarang karena jujur rasanya kepala laki-laki itu terasa seperti ingin meledak. “Kau masih terlalu terkejut apa memang kau masih berfikir tentang ucapanku yang teralalu mendadak dan terlalu cepat karena i-“ “Shut’s up!” Potong Atlas langsung dengan nafa yang sedikit meninggi. “Just shut’s up!” Melihat itu Vion langsung terdiam, menatap lurus Atlas yang terlihat kebingungan dan sedikit ketakutan dengan apa yang telah ia alami sekarang, dan dia bisa memaklumi hal itu karena bagaimana pun untuk di pahami secara logika dan secara rasional aja tidak bisa karena bagaimana pun hal seperti itu tidak ada di dunia ini. Perbedaan dimensi, perlintangan dimensi, apalah itu namanya Vion tidak terlalu paham dengan hal ini semua. Akan tetapi yang jelas, secara teknis dan mendetail ia sedikit paham dengan ucapan dan penjelasan professor Khalid beberapa waktu yang lalu saat dirinya masih berada di dalam ruang pribadi professor. “Baiklah, aku akan diam seperti yang kau minta. Kau cukup memanfaatlan waktu yang ada untuk memenangkan dirimu sekarang dan aku akan menunggu hal itu,” Kata Vion sebari menjatuhkan tubuhnya ke tempat duduk yang tersedia tidak jauh dari posisi mereka berdua. Atlas tidak menjawab, laki-laki itu memilih diam sebari melihat Vion yang tengah mendudukan tubuhnya. Dan sekarang dia memilih diam, memikirkan banyak hal sekarang di kepalanya, sebenarnya ini semua di luar perkiraan Atlas dan ia kira apa yang telah terjadi ini hanyalah sebuah kebetulan belaka. Ternyata tidak, ini semua seperti sudah di rencanakan bahkan beberapa orang ada gang mengetahui ini salah satunya Vion. Atau jangan-jangan semua orang mengetahui hal yang Atlas alami sekarang. Atlas memijat kepala pelan dengan jari-jari miliknya, langkahnya mendekat ke arah Vion yang sedang menatap ke arah depan dengan pandangan kosong, seperti halnya sedang memikirkan sesuatu. Tubuhnya ia dudukan tepat di sebelah laki-laki itu. Sadar akan kehadiran Atlas, Vion langsung menoleh ke arahnya. “Sudah merasa tenang dan baik?” Tanya Vion dengan senyuman tipis. Atlas mengangguk kaku, “Lumayan, sebagaimana aku sedang merasakan panik yang luar biasa sekarang,” Mendengar itu Vion tertawa renyah, menggelengkan kepalanya pelan sebari berusaha memberhentikan tawanya, “Kau tidak perlu sepanik itu Atlas, bersikaplah tenang dan biasa saja agar semua orang tidak curiga akan kehadiranmu,” “Maksudmu?” Vion berdecak, sebari berdehem pelan untuk menjelaskan kepadanya tentang pengalaman dan permasalahan yang sedang terjadi di akademi sekarang dan itu cukup berat dan agak sedikit membuat pening. “Iya, sebenarnya perpindahan kau ke dimensi ini secara mendadak, yang tahu hanyalah aku dan professor Khalid,” Jawab Vion, Atlas tidak menjawab laki-laki itu sengaja diam agar Vion melanjutkan ucapannya. “Tunggu,” Vion memicingkan kedua matanya sebari menatap ke arah Atlas, “Aku sedikit curiga bahwa yang mengetahui hal ini bukanlah aku dan professor Khalid saja, apa tebakanku benar?” Hash! Baiklah, mau tidak mau Atlas harus berkata jujur kepada Vion bukan? Baik atau buruknya itu bagaimana nanti, karena sejujurnya hal ini masih abu-abu menurut Atlas, dia masih belum bisa berfikir jernih jika pikirannya saja berkecamuk tidak jelas dengan permasalahan ini semua. “Kau benar, tidak hanya kalian berdua yang tahu tentang perpindahanku ke dalam dimensi ini,” Atlas menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. “Yara dan Carlos mengetahui hal ini,” Okay, Vion paham itu bahkan sepertinya ia tidak perlu khawatir jika mereka berdua tahu permasalahan ini, karena bagaimana pun mereka berdua bisa di percaya dan bisa di andalkan. Untuk bersikap berkhianat juga seperti ya tidak mungkin karena mereka memiliki satu visi dan misi dengan Atlas. “Itu tidak masalah, mereka berdua berhak mengetahui hal ini. Karena bagaimana pun mungkin Yara dan Carlos bisa di andalkan nantinya,” Ucap Vion santai. “Bagaimana dengan Valerie? Apa dia tahu?” Tanya Vion lagi, jujur untuk pertanyaan yang ia lemparkan di atas. Dirinya berharap bahwa Valerie tidak mengetahui hal ini karena sejujurnya Vion masih belum bisa mempercayai semua orang selain Carlos, Yara dan Atlas selama ia bekerja dan mengabdi menjadi asisten professor Khalid. Atlas menggeleng seraya menjawab pertanyaan Vion, “Tidak, di tidak tahu dengan hal ini. Hanya saja gadis itu terlihat sedikit curiga dengan sikapku yang sedikit…..aneh?” Ia menaikan kedua kedua pundaknya tidak peduli. Sebenarnya untuk bersikap peduli dengan gadis bernama Valerie saja itu tidak terlalu penting juga, itu bukanlah hal yang harus di khawatirkan bukan? Karena bagaimana pun mengurus gadis seperti Valerie dan berhubungan dengan seorang gadis sepertinya juga bakal merepotkan. Karena kalau tidak merepotkan minimal mungkin ia menjadi pengkhianat dan bisa menusuknya dari belakang. Seperti halnya Annate, hah! Membayangkan dan mengingat gadis itu saja cukup memuakan bagi Atlas. Rasanya, laki-laki tersebut tidak ingin berhubungan dengan orang-orang yang seperti itu lagi. Tidak! Karena jujur ia hanya ingin fokus mencari tahu apa yang terjadi pada dirinya dan Atlas bisa kembali ke dunianya secara baik-baik. Iya, Atlas hanya ingin pulang dan menjalani hidup yang normal lagi. “Itu terdengar lebih baik,” Kata Vion. “Cukup jaga rahasia keberadaanmu dari Valerie atau dari teman-temanmu yang lain terkecuali Carlos dan Yara, mereka semua boleh tahu keberadaanmu jika semua permasalahan ini selesai. Kau mengerti?” “Aku mengerti jika itu berhubungan dengan identitasku sekarang, karena bagaimana pun jika aku mengungkapkan hal tersebut sekarang bukanlah itu bisa membuat pernasalahan yang sedang terjadi semakin melebar dan memperkeruh keadaan?” Atlas menyenderkan tubuhnya, pandangannya menatap ke atas langit-langit koridor secara sekilas karena ia langsung menatap Vion kembali secara datar. “Tetapi bisakah kau jelaskan kenapa aku bisa di sini dan apa alasannya? Di tambah permasalahan apa yang harus aku selesaikan di sini?” Rentetan pertanyaan ini terus mengalir dari mulut Atlas tanpa ia tahan sedikit pun, sedangkan Vion yang sudah siap menjawab pertanyaan itu hanya menghela nafas kasar. “Mungkin ini akan menjadi percakapan yang sangat lama, yang jelas aku akan menjelaskan inti dari permasalahan ini. Karena sejujurnya waktu sudah sangat mepet untuk makan malam yang akan mulai sekitar beberapa menit lagi,” Vion sedikit memajukan tubuhnya, mengalihkan pandangannya dari Atlas dengan tubuh yang ia tumpu dengan kedua tangannya itu cukup membuat posisinya nyaman untuk melakukan obrolan yang sangat berat saat ini. “Kau ingat saat kau melakukan perjalanan pulang dari sekolahmu? Orang itu adalah aku. Yap! Aku sudah sering memantaumu beberapa waktu ini dan yang pasti itu atas perintah professor Khalid,” “Awalnya aku masih tidak paham dan mengerti kenapa professor Khalid melakukan hal ini dan menyuruhku, alhasil aku hanya menjalani perintah saja awalnya,” “Sampai pada akhirnya, di titik yang membuatku semakin penasaran adalah di saat Atlas asli berhasil mendapat pusaka emas dan itu membuat professor Khalid terlihat lega dan ia langsung menyuruhku untuk menukar keberadaan dirinya dengan keberadaanmu di sini, di dimensi ini lebih tepatnya,” Vion mengusap wajahnya kasar, tarikan nafas itu terlihat. Bahkan ia memilih untuk menyenderkan tubuhnya juga, dan jika Atlas nilai sepertinya laki-laki yang ada di sebelahnya ini sedang merasa kelelahan atau memang merasa kebingungan dengan situasi yang belum bisa ia pahami sekarang? Entah, Atlas tidak tahu. Yang jelas ia benar-benar ingin keluar dari ini semua, secara cepat atau lambat. Jika kalian berfikir Atlas egois, ya itu benar Atlas sedang bersikap egois sekarang bahkan ia benar-benar tidak peduli dengan hal yang terjadi di dunia ini. Maksudnya menurut laki-laki itu kni semua bukan urusan Atlas dan tanggung jawab dirinya sepenuhnya karena bagaimana pun ini semua adalah tanggung jawab Atlas si pemeran utama karakter di n****+ terkenal itu, sedikit konyol jika hal ini adalah menjadi tanggung jawabnya, karena itu sangtlah tidak masuk akal bukan? “Semenjak aku bertanya mepada professor Khalid, ada apa sebenarnya. Penuh dengan rasa pertimbangan besar karena ia tengah menguji kesetiaanku kepadanya sampai pada akhirnya professor Khalid menceritakan semua itu kepadaku. Dari awal bahkan sampai selesai,” Vion menoleh kepada Atlas, menatap kedua manik matanya secara seksama. “Dan itu cukup membuatku sangat terkejut mendengarnya,” “Jadi intu permasalahannya keseluruhannya sekarang adalah?” Tanya Atlas to the point. Ayolah ia sedang tidak ingin melakukan percakapan yang bertele-tela karena jujur ia sudah sangat lelah sekarang. Sangat amat lelah, apa laki-laki ini tidak mengerti dengan hal itu? Hah! Menyebalkan. “Dari semua apa yang kau lakukan, dan pernasalahan yang terjadi di akademi sekarang. Yang bisa di bilang belum ada titik terang sama sekali, kau adalah kunci untuk permasalahan ini semua,” Vion menghela nafas, “Dengan suatu alasan yang ada,” Mendengar penjelasan itu Atlas membelalakan kedua matanya, sedikit terkejut sepertinya dengan hal yang baru saja Vion ucapkan. “Tunggu?! Maksudmu?!” Vion mengangguk, “Iya, semua masalah yang sedang terjadi adalah tanggung jawabmu,” laki-laki itu sesikit terkekeh pelan. “Sepertinya kau tidak terlalu bodoh untuk memahami ini semua Atlas,” Akhirnya Vion bangkit dari duduknya, “Aku baru bisa menjelaskan dan menceritakan sedikit tentang hal ini kepadamu, yang pasti kau sudah mengetahui inti dan semua kebingungan yang tengah kau pikirkan sudah terjawab bukan?” Tangannya menepuk pundak Atlas pelan, “Kau tidak perlu terlalu khawatir kawan, aku tahu kau bisa menjalani dan menyelesaikan ini semua secara baik-baik,” Senyuman Vion kembali mengembang. Atlas terdiam, laki-laki itu hany menatap datar kepada Vion tanpa membalas senyuman memuakkan yang ia tunjukan kepada Atlas. Iya, Atlas sedang merasa muak sekarang dan tentunya kesal. Bahkan ia merasa emosinya sedang memuncak sepertinya. “Lantas, di mana Atlas yang asli? Atlas yang orang lain kenal?” Tanya Atlas yang ingin tahu. Lagi-lagi Vion tersenyum, “Dia sedang berada di duniamu, menyelesaikan permasalahan milikmu yang penih dengan rundungan tidak masuk akal,” “Kau tidak perlu khawatir, Atlas bisa mengatasi semua orang-orang yang ada di duniamu. Aku yakin itu, dan saat kau pulang nanti semuanya akan berubah,” Okay baiklah, Atlas mengerti sekarang. Jadi intinya sekarang semua yang mereka berdua lakukan saling menguntungkan untuk kehidupan mereka berdua di dunia yang berbeda bukan? Baiklah, itu yang ia tangkap dan mengerti sekarang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN