Bayangan-bayangan di kepala Atlas

1755 Kata
Semua berkumpul, setelah sarapan pagi yang di lakukan bersama itu para petinggi akhirnya berkumpul di dalam satu ruangan. Yang di khususkan untuk rapat atau berdiskusi untuk membahas apapun. Professor Khalid masih terduduk tenanng di tempatnya, tidak lupa di samping tubuh laki-laki itu Vion selaku asisten pribadi miliknya menemani di tengah-tengah keributan yang sedang terjadi. Vion tahu, Viion pun juga paham dengan semua ke khawatiran yang telah di rasakan para petinggi saat ini. Karena sejujurny pertanyataan yang di buat oleh professor Khalid tidak lah lengkap, terlalu beresiko, dan ambigu sehingga semua orang berfikir sangat jauh dan berfikir yang tidak-tidak. “Professor, sebenarnya apa yang telah terjadi?” Tanya Fanma untuk yang kedua kalinya karena sebelumya saat di ruang makan tadi gadi tua itu memotong ucapan professor Khalid. “Sebenarnya kami selaku para petinggi tidak mengetahui hal apapun itu, bahkan saya pikir kau sengaja menyelenggarakan misi ini hanya untuk melatih kemampuan para siswa siswi di akademi,” Fanma menghela nafas panjang, entah kenapa rasa ketakutan yang ia rasakan kembali menjalar ke tubuhnya dan Fama membenci perasaan itu. “Ternyata apa yang kau perintahkan, semua ada alasan dan masalah yang jelas-jelas kami tidak tahu,” “Sejujurnya aku merasa tersinggung bahwa kau tidak mengatakan yang sebenarnya kepada kami semua terebuh dahulu professor,” Katanya pelan. Dan ternyata, itu semua di setujui oleh semu petinggi sekaligus kepala sekolah akademi. “Itu benar!” “Iya, apa yang di ucapkan benar adanya. Aku rasa sebelum professor bertindak seperti ini yang terkesan amat jauh dan beresiko seharusnya professor Khalid berdiskusi dahulu kepada kami,” “Karena sejujurnya, jika para wali orang tua murid mengetahui hal ini dan anak-anaknya di jadikan umpan untuk permasalahan yang ada mungkin mereka juga akan protes dan semacamnya bahkan mereka bisa-bisa menuntut kami semua dan akademi ini professor,” Jelas Ryan salah satu petinggi juga seperti halnya Fanma. Ryan pun yang sedari tadi diam dan akhirnya memberanikan diri untuk berucap bahkan berdiskusi itu merasa lega, karena sejujurnya ia juga merasakan ke khawatiran yang sama bahkan rasa takut yang amat luar biasa jika ada hal terjadi yang tidak terduga pada siswa siswi yang imut serta menjalani misi ini secara suka rela dan tanpa izin orang tua mereka. Ya walaupun reward yang di kasih profeccor Khalid sangatlah berguna dan mahal harganya itu memang sangat adil dengan apa yang mereka jalani nanti. “Ku mohon, tolong untuk tidak bersikap atau mengambil keputusan sendiri professor,” Ucap para petinggi lain. “Berpikirlah panjang! Mereka masih remaja bahkan ada yang masih anak-anak professor,” “Demi tuhan! Aku sedikit tidak sanggup jika mereka semua harus menerima tanggung jawab seberat ini,” Mendengar semua ocehan-ocehan tersebut bahkan sampai yanh kainnya professor Khalid hanya diam, menatap datar kepada mereka semua dengan kedua tangan yang ia kepalkan di depan wajahnya untuk menahan kepalanya. Tidak, ia harus tetap berpegang teguh dengan keputusan yang telah dirinya buat. Mereka tidak tahu, mereka tidak tahu kondisi dan keadaan yang sebenarnya di luar sana dan yang sedang terjadi sekarang. Mungkin menurut kalian professor Khalid sedang bersikap egois, iya itu benar m. Sangat amat benar, tapi semua hal ini ada banyak hal yang professor simpan dan jelas Vion mengetahui ini. Tetapi laki-laki itu tetap menutup mulut secara rapat karena gimana pun ini adalah masalah besar. Lantas kenapa professor Khalid masih menutup semua alasan yang ada? Karena sebenarnya kita tidak tahu pasti semua karakter semu orang di akademi ini. Entah itu para petinggi atau para siswa dan siswi di akademi ini. Yang professor Khalid khawatirkan dan ia takutkan adalah, dia takut beberapa dari mereka anak buah atau boneka untuk memata-matai gerak gerik yang di lakukan professor Khalid. Bahkan jika dirinya mengucapkan yang sebenarnya tadi, kemungkinan mereka bisa saja merubah rencana mereka untuk mengambil semua pusaka legenda yang ada dan di gunakan untuk kepentingan mereka pribadi bahkan untuk menghancurkan kerjaan ini jika itu kemungkinan yang ada. Jika kalian bertanya, kenapa professor Khalid tidak mengucapkan permasalahan ini kepada raja atau duke? Bahkan bisa di bilang permasalahan ini bisa kita serahkan kepada para prajurit. jawabannya tidak semudah itu, semua akan melewati perjalanan yang rumit dan sangat sulit. Lagi pula jika professor Khalid mengucapkan hal tersebut secara gamblang kepada semua orang terutama para pemimpin-pemimpin yang lain seperti halnya Raja, Ratu dan Duke. Mereka akan bersikap curiga kepada dirinya, karena sejujurnya yang mengetahui semua pusaka legenda yang sudah terkenal sejak lama hanyalah dirinya dan para petinggi. “Professor Khalid,” Panggil Gardion yang akhirnya membuka suara. Mendengar namanya di panggil, laki-laki tua itu menoleh, menatap Gardion dengan tatapan yamg sama yaitu menatap dengan datar tanpa berekpresi dan jujur itu mampu membuat Gardion merasa gugup. “Maaf jika aku terdengar sangat lancang, dan tidak sopan,” Katanya sebari menghela nafas panjang. “Aku tahu kau mungkin sedang mengkhawatirkan dan takut dengan sesuatu yang akan terjadi ke depannya nanti. Tetapi apa kau tidak berfikir untuk mendiskusikan hal tersebut kepada kami semua?” Lanjutnya dengan penuh penjelasan yang ada, ya walaupun Gardion tahu professor Khalid itu seperti apa. Tetapi apa tidak ada salahnya menegoisasikan kembali dengan sang pemilik akademi, karena bagaimana pun ia juga sebenarnya tidak setuju jika harus para murid yang menerima tanggung jawab sebesar itu bahkan bisa jadi nyawa adalah taruhan mereka semua. “Tidak,” Jawab Professor Khalid dengan tegas, singkat dan lugas. Seperti dugaan Gardion jawabannya sudah jelas dan pasti ternyata. Gardion menghela nafas, begitu pun para petinggi yang mendengar jawaban professor Khalid yang tidak bisa di negoisasikan, alhasil mereka semua hanya terduduk lemas di bangku mereka masing-masing. “Baiklah, mungkin itu memang sudah keputusanmu yang sudah sangat bulat,” Kata Gardion dengan perkataan yang hati-hati. “Aku tahu kau akan terus melakukan hal itu dan berpegang teguh dengan pilihanmu sendiri jika itu menurutmu baik dan semua rencanamu akan berjalan dengan lancar tanpa harus melibatkan siapapun lagi,” “Tetapi apa kau yakin, mereka semua yang harus melakukannnya? Karena bagaimana pun kau tidak melakukan surat perizininan untuk para orang tua mereka professor Khalid,” “Setidaknya, dengan misi yang akan di lakukan lusa. Kau harus menyebarkan surat perizinan tersebut terlebih dahulu agar jika terjadi sesuatu pada mereka nanti mereka semua todak menyerang akademi dan meminta penjelasan. Professor Khalid terdiam, memikirkan setiap ucapan yang baru saja di katakan oleh Gardion. Saran yang di berikan laki-laki itu sepertinya memang harus di terima karena bagaimana pun jika orang tua murid tidak tahu permasalahan ini mereka bisa saja mengatakan ini kepada raja dan ratu. “Kau benar Gardion,” Jawab Professor khalid sebari menghela nafas panjang. “Aku akan melakukan hal itu,” Kepalanya menoleh ke arah Vion. “Kau bisa mengurusnya kan?” tanyannya kepada laki-laki itu. Vion mengangguk, “Akan aku lakukan sekarang tuan,” . . “Baiklah anak-anakku semua untuk misi kedua ini, aku akan memberi tahu kalian bahwa misi kedua yang harus kalian jalani adalah…..” Professor Khalid menegukkan air liurnya pelan menatap lamat-lamat semua orang yang tengah sedang menatapnya. “Kalian harus pergi ke Gua Lemurian untuk mencari diamond yang sudah di sembunyikan selama berpuluh-puluh tahun di dalam sana,” Lanjut professor tegas dan lugas. Semua orang berkomentar, Atlas yang sedari tadi mendengarkan dan menyimak menoleh ke arah sekitar sebari mendengarkan komentar mereka semua yang beragam. “Apa?! Itu benar-benar konyol!” “Apa Professor Khalid tidak salah memberi kita tempat untuk melakukan misi besar seperti itu? Ini benar-benar beresiko!” “Gila! Ini gila! Kenapa bisa professor Khalid berfikir pendek seperti itu!” “Tidak, aku rasa professor Khalid memang sedang menyembunyikan sesuatu dari kita semua,” Hampir semua orang komentar yang tidak sengaja Atlas dengar kurang lebih seperti itu, suara mereka dan omongan mereka semua berubah-rubah seolah-olah itu masuk ke indera pendengaran laki-laki tersebut. Namun di waktu yang sama, isi kepala Atlas pun rasanya seperti halnya kaset yang rusak. Terlalu banyak gambar jalan setapak yang belum pernah ia datangi. “Bukankah gua Lemurian itu tidak ada yang tahu pasti tempatnya di mana?” Celetuk Yara kepada Atlas dan Carlos. Dengan suara berisik di telinganya dan isi kepala yang terus berputar gambar-gambar rusak, laki-laki itu masih terus berusaha untuk mendengarkan ucapan Yara dan fokus kepada gadis tersebut. “Ya kau benar, semua orang tidak ada yang tahu di mana gua tersebut setelah kejadian perang kedua beberapa ratus tahun yang lalu, dan hanya leluhur saja yang tahu tempat itu ada di mana,” Jelas Carlos yang masih menatap depan ke arah professor Khalid. “Dan itu alasannya kenapa semua orang menganggap gua tersebut gua keramat dan melegenda karena di kenal, gue itu adalah tempat persembunyian para penyihir-penyihir saat mereka di buru oleh orang-orang yang tamal pada jamannya,” Kedua mata Carlos entah kenapa tiba-tiba jatuh menatap ke arah Atlas. Terlihat bahwa laki-laki itu memegang pelipis kepalanya sebari sedikit meringis seperti halnya kesakitan. “Atlas, kau kenapa?” Tanya Carlos dan itu mampu membuat Yara langsung menatap ke Arah Atlas. Dan entah kenapa gadis itu langsung reflek memegang lengan Atlas, menyalurkan kekuatannya kepada laki-laki tersebut agar rasa sakit yang sedang ia rasakan sedikit berkurang. “Apa kau baik-baik saja sekarang?” Tanya Yara khawatir. Atlas mengangguk kaku, “ya, sudah sedikit membaik. Terima kasih Yara,” Ucapnya pelan. “Namun aku merasa terlalu banyak bayangan-bayangan tempat dan jalan setapak yang terus berputar di kepalaku seperti halnya kaser yang rusak,” Carlos memicingkan kedua matanya, “Atlas, bayangan seperti apa yang kau maksud dan jalan yang seperti apa pula?” “Entah, aku tidak tahu. Semua itu tidak pernah aku temui dan entah ada di mana, karena bagiku aku belum pernah mendatangi tempat itu,” Jawab Atlas sebari mengambil gelas yang masih berisikan air setengahnya. “Carlos,” panggil Yara. Laki-laki tersebut menoleh menatap Yara secara seksama. “Apa tafsiranmu? apa kau bisa menafsirkan apa yang ada di kepala Atlas,” Carlos mengangguk ragu, “Sedikit,” ia sedikit mendekatkan tubuhnya kepada Yara dan Atlas. Bahkan ia memberi kode ke mereka berdua untuk saling mendekat, dan mereka menuruti itu. “Aku tidak yakin ini sesuai dengan penafsiranku atau bukan, yang jelas perasaanku mengatakan bahwa bayangan yang ada di kepala Atlas adalah menunu ke tempat gua Lemurian,” Ucap Carlos hati-hati di sertai nada yang sangat pelan. “Kau serius?!” Kata Yara memastikan, gadis itu sedikit tidak percaya dengan apa yang sedang Atlas alami. Gadis itu menoleh ke arah Atlas, kembali mengagumi laki-laki itu untuk yang kesekian kalinya karena jujur kekuatan yang di miliki Atlas sangatlah hebat! Seperti kata pepatah dan arti dari namanya, Atlas benar-benar mempunyai kekuatan hebat itu. Carlos mengangguk, “Cukup jaga dulu perkiraan ini, jangan sampai semua orang mengetahui hal yang telah Atlas rasakan sekarang karena itu sangat amat berguna bagi kita,
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN