Persembunyian

1825 Kata
“Tetapi aku merasa auramu yang aku lihat berbeda,” “So, who are you? You’re not Atlas,” Lanjut Enola dengan nada yang amat sangat pelan dan kembali menatap ke arah Atlas dengan tatapan datar yang mengintimidasi laki-laki tersebut. Atlas tidak bergeming, is hanya menatap balik Enola dengan tatapan tak kalah datar juga. “Apa itu penting jika aku memberi tahumu siapa aku?” Atlak melempar pertanyaan kepada Enola dengan nada yang dingin. Mendengar hal itu Enola sedikit terkekeh pelan, tubuhnya ia senderkan sebari mengalihkan pandangannya dari Laki-laki tersebut. Terkadang Atlas heran, gadis yang baru saja ia temui ini dan kebetulan meminta untuk duduk di depannya tadi terlihat sedikit pemalu atau semacamnya. Namun kenapa sekarang ia seperti mempunyai perbedaan perilaku yang berbeda? Iya gadis tersebut mempunyai rasa mengintimidasi yang tinggi sampai-sampai Atlas sangat tidak nyaman, dan Atlas mengakui itu. “Ayolah Atlas, aku tidak akan terkecoh begitu saja. Lagi pula sejak awal kau datang kau memang sangat mencurigakan di tambah dengan aura yang ada di tubuhmu itu,” Kata Enola santai. “Sejujurnya aku juga ingin bertanya kepadamu,” Enola kembali menatap Atlas. “Kenapa kau menukar jiwa Atlas dengan jiwamu?” Atlas menghela nafas, merasa muak jika terus menerus di tanya atau di wawancarai dengan seseorang yang tidak ia kenal seperti ini. “Who are you girl? Aku rasa itu bukan urusanmu, dan ya…..” Atlas membalas tatapan gadis itu. “Hal pribadi seperti ini bukan untuk di beri tahu ke semua orang,” “Aku rasa kau tidak sebodoh atau setolol itu untuk memahami dan mengerti hal yang berhubungan dengan privacy seseorang, apa itu benar Enola?” Enola kembali tertawa kecil, kepalanya menggeleng pelan. “Atlas, apa aku harus menjelaskan semuanya kepadamu dan memberi tahumu bahwa apa yang sedang kau pikirkan sekarang itu apa? Ayolah! Denganku kau sama sekali tidak ada privacy bung!” Kata Enola bangga. “Bahkan Atlas temanku, Yara, Carlos dan semua orang saja jika dekat-dekat denganku sedikit takut. Karena aku bisa membaca pikiran mereka semua,” Lanjut Enola dengan senyuman kecil di sertai smirk di wajah uniknya. “Dan kau masih saja mengelak dan membohongiku di saat aku tahu apa pikiranmu sekarang? HAHAHAHA itu konyol!” Enola menggeleng gemas sebari tertawa kencang. “Aku tahu kau sedang merasa panik dan ketakutan dengan adanya hal tanggung jawab yang sangat besar yang sebentar lagi akan datang dan ada di hadapanmu bukan?” “Apa aku benar Atlas?” Tanya Enola untuk yang kesekian kalinya. Atlas langsung menoleh, ia menyipitkan kedua matanya. Namun baru saja menjawab ucapan gadis aneh itu Carlos dan Yara datang, mereka berdua membeku melihat Atlas dan Enola sudah berhadapan dan mereka berdua saling memandang dengan tatapan yang mengintimidasi sekaligus Carlos dan Yara bisa merasakan euphoria ketegangan di antara mereka berdua. “Enola kau….” Yara menggantungkan ucapannya, gadis itu sudah semakin yakin bahwa Enola sudah mengetahui ini dengan situasi yang bisa Yara baca. Ayolah! Semua hal yang kita sembunyikan atau siapapun itu tidak bisa di sembunyikan dari gadis yang memiliki kedua iris mata yang unik tersebut. Enola mengangguk pelan, senyuman kecil itu terlihat. “Ya…. Aku sudah mengetahuinya Yara, sebagaimana teman baru mu itu terus saja mengelak,” Carlos menggeram, “f**k!” Ucapnya tiba-tiba membuat mereka bertiga menatap ke arah Carlos. “Kita pergi dari sini, dan kita semua membahas hal ini secara tertutup di tempat yang tidak di jangkau semua orang,” Kata Carlos lagi sebari menarik lengan Atlas, sedangkan Yara pun menarik lengan Enola agar gdis itu mengikuti mereka bertiga. Enola terkejut, dirinya berusaha mungkin mengikuti langkah Yara yang sudah melangkah cepat. “Yara pelan-pelan!” Pinta Enola gang sesikit kesusahan saat melangkah. Yara menggeleng, “Tidak Enola, ini situasi yang sudah sangat genting,” “Apa maksudmu?” Kata Yara tidak mengerti. “Intinya identitas Atlas yang baru kau ketahui ini harus kau simpan rapat-rapat dan jangan sampai semua orang di akademi bahkan para petinggi ini tahu kalau dia bukanlah Atlas teman kita,” “Kenapa?” “Karena pertukaran jiwa Atlas yang kita kenal dengan Atlas yang berasal dari dimensi lain itu ada hubungannya dengan akademi yang sedang tidak baik-baik saja,” Jelas Yara secara singkat dan intinya. Mendengar hal tersebut Enola kembali terkekeh, “Sudah kuduga, semua memang tidak beres dan tidak sangat masuk akal!” Setelah mereka berempat berjalan cepat dan menjauh dari gedung utama, akhirnya Carlos memberhentikan langkahnya. Pandangannya jatuh kepada Yara. “Yara, bisa kau melakukan hal itu?” Pinta Carlos. Yara mengangguk pelan, “Kau bisa membantuku sedikit untuk melihat sekeliling Carlos?” Mohon Yara dengan sopan, kemudian kedua matanya melihat ke arah Enola. “Kau juga Enola,” Enola memutar bola matanya, “Ya, aku sudah tahu tugasku seperti apa,” jawabnya malas. sebari berjalan mengikuti langkah Carlos dan melihat ke sekeliling mereka bertiga. Atlas melihat perlakuan mereka bertiga, dan berfikir sejak kapan Carlos dan Yara dekat dengan gadis aneh itu. Dengan kedua mata yang melihat kepada Yara yang tengah mengeluarkan beberapa serangga dari tangannya dan mengumpulkan serangga yang entah dari mana datangnya, itu cukup membuat Atlas sedikit melongo melihatnya. Iya itu terlihat sangat keren, belum lagi saat Yara sedikit menggerakan kedua tangannya seperti menuntun semua serangga yang tengah bertebrabgan secara rapi yang tidak jauh di antara mereka bertiga. Serangga tersebut mengerubungi mereka bertiga, membuat lingkaran besar untuk menutupi mereka semua. Sial! Ini pemandangan yang amat sangat indah bahkan Atlas bersumpaj bahwa ini semua benar-benar sangat luar biasa! Yara benar-benar istimewa ternyata. Setelah semua serangga berhasil menutupi keadaan mereka berempat, akhirnya kedua tangan Yara yang sedang menari-nari di udara tiba-tiba saja menepuk kencang satu sama lain. Hanya sekali tepukan tetapi mampu membuat serangga yang tadi penuh mengelilingi mereka sekarang menghilang secara sekejap. Tunggu? Ke mana semua serangga itu? Dan juga apa tempat yang bisa membuat kuta tersembunyi? Mereka masih di tempat terbuka sebagaimana tidak ada orang yang berlalu lalang di sana. Atau jangan-jangan, Atlas langsung menoleh ke arahnya menatap Yara dengan tatapan takjub. “Jangan bilang kau kita…” Yara tersenyum kemudian mengangguk, “Ya kau benar, kita bersembunyi di balik serangga-serangga yang telah aku kumpulkan,” Jelas Yara lembut. Sedangkan Enola dan Carlos berjalan beriringan kepada mereka berdua. Tidak peduli dengan kehadiran mereka berdua yang sudah berdiri tepat di sebelah tubuh kanan dan kiri Atlas, laki-laki itu masih terfokus kepada Yara. “Dan semua orang tidak akan melihat serangga yang tadi sebanyak itu terbang di sini?” Tanya Atlas memastikan. Yara mengangguk, “Kau bemar Atlas, semua orang tidak akan melihat persembunyiam yang aku buat ini. Karena sejujurnya aku akan membuat tempat seperti itu jika ada sesuatu yang sangat penting dan rahasia seperti sekarang ini. Atlas mengerti sekarang, baiklah ini memang sudah waktunya dirinya berfikir untuk ke depannya dan yang pasti menanyakan siapa gadis yang telah ikut dengan mereka bertiga? “So, bisakah aku memulai pertanyaan kepada kalian?” Celetuk Enola dengan kedua tangan yang terlipas di depan dadana, baru saja berniat ingin membuka suara, Enola sudah mendahuluinya sehingga membuat Atlas memutar bola matanya. Sial! Gadis ini benar-benar tidak tau ebretika atau apa sih? Semua orang pandangannya tertuju pada Enola, iya mereka menunggu ucapan yamg akan di lontarkan gadis tersebut. “Bisa kalian jelaskan kenapa Atlas menukar jiwanya seorang diri?” Tamya Enola to he point dan itu cukup membuat Atlas, Yara dan Carlos saling pandang. “Kalian berdua benar-benar mempercayai gadis ini?” Bukannya menjawab Atlas malah melemparkan balik pertanyaan kepada Carlos dan Yara. Carlos menghela nafas lanjang, ia paham dengan ke khawatiran Atlas saat ini, karena sejujurnya di waktu yang seperti sekarang tidak ada yang bisa di percaya atau dapat di percayai. Karena bagaimana pun situasi sedang tidak baik-baik saja. Yang ada di pikiran Atlas saat ini mungkin Enola sekarang seperti halnya manusia mata-mata jahat atau semacamnya seperti halnya Kavior yang jelas laki-laki itu adalah laki-laki yang sangat merepotkan dan laki-laki yang sedang di curigainoleh Yara, Carlos dan Atlas. Carlos merangkul Atlas, seakan-akan dirinya memberi ketenangan kepadanya. “Aku rasa kau sedang merasakan paranoid Atlas,” Tawa Carlos pelan. “Tenanglah, Enola bisa kau andalkan dan bisa kau percaya,” “Ya walaupun terkadang gadis itu sedikit menyebalkan dan merepotkan, seperti halnya Yara lah. Mereka tidak jauh beda,” “Shut’s up Carlos!” Ucap Yara dan Enola bersamaan, kedua gadis itu secara tidak langsung menunjukan kebenaran yang di ucapkan Carlos barusan. Astaga! Padahal belum sampai beberapa menit Carlos berucap seperti itu, tetapi mereka berdua secara tidak langsung menunjukan yang di ucapkan laki-laki tersebut benar. “Hah! Terserah kau saja,” Ujar Carlos tidak peduli, pandangannya ia alihkan kepada Atlas yang telah. “Jadi sekarang apa yang harus kita bahas sekarang?” Atlas kembali berdecak, kedua matanya melirik ke arah Enola yang masih menatapnya juga dengan tatapan malas. Terlebih lagi gadis itu menuggu jawaban dari pertanyaan yang ia lemparkan kepada Atlas, Carlos dan Yara. “Aku masih tidak yakin,” Celetuk Atlas tiba-tiba. “Tidak yakin soal apa lagi?” Tanya Yara. Atlas hanya bergeming, tidak menjawab namun pandangannya masih menatap lurus ke arah Enola, sedangkan gadis tersebut yang sudah paham dengan hal itu memutar bola matanya jengah. “I think’s this guy not sure about me,” Kata Enola to the point. “Kau masih meragukanku dalam hal apa? Penghianatan?” Enola sedikit terkekeh pelan. “CIH! Kau bisa tanyakan kepada Carlos dan Yara sebenci apa aku terhadap penghianatan atau semacamnya,” “Aku rasa, kau terlalu mempunyai rasa ketakutan yang amat besar Atlas,” Lanjut gadis itu. “Kau tahu, Atlas yang ku kenal dan entah di mana dia sekarang, dia selalu mengandalkanku apapun yang terjadi, secara kepercayaan yang dia kasih kepadaku sepenuhnya membuatku sulit untuk menghianati laki-laki tersebut,” “Jadi, buanglah perasaan itu jauh-jauh, atau hal yang sedang kau rasakan sekarang akan menjadi boomerangmu suatu saat nanti,” Jelas Enola. Atlas kembali terdiam, pikirannya mencerna semua ucapan gadis itu. Alhasil ia menghela nafas panjang. Baiklah, mungkin memang dirinya yang bersikap terlalu berlebihan. Tetapi coba kalau kaliam berada di posisi Atlas, semua rasa ketakutan ke khawatiran dan situasi yang ada akan sulit membuat Dirinya percaya dengan orang asing terlebih di dimensi yang berbeda seperti ini. “Kau sudah percaya bukan denganku sekarang?” Tanya Enola yang baru saja membaca pikiran Atlas. “Jadi, bisa kau jelaskan di mana Atlas sekarang dan kenapa kalian bisa salig bertukar jiwa seperti ini?” Gadis itu memutar bola matanya jengah, “Demi tuhan ini terdengar tidak masuk akal menurutku,” “Aku tidak ingin menjelaskan keseluruhan kepadamu, kau bisa bertanya kepada Yara dan Carlos untuk lebih jelasnya,” Jawab Atlas singkat karena merasa malas untuk menjelaskan panjang lebar lagi kepada Enola. “Namun jika kau ingin tanu Atlas di mana, ia sedang berada di duniaku. Menjalani kehidupanku yang terkesan membosankan,” Mendengar itu Carlos, Yara dan Enola saling pandang sedikit mencerna semua ucapan yang baru saja di ucapkan oleh laki-laki itu. “Menjalani kehidupanmu?” Tanya Yara. “Untuk apa?” Atlas menggeleng, “Aku tidak tahu, Vion mengatakan itu kepadaku kemarin,” “Apa Vion?! Vion mengetahui hal ini?” Potong Enola terkejut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN