Perizinan

1867 Kata
Semua siswa dan siswi akademi keluar dari ruang makan secara guntai. Muka kusut, lelah bahkan kekecewaan di wajah mereka sangat terlihat jelas sekarang ini. Iya, bagaimana pun wajah mereka yang sedang terlihat itu di akibatkan oleh pengumuman yang di berikan oleh professor Khalid saat makan malam tadi. Yaitu pengumuman di mana perizinan misi yang di peruntukan siswa siswi untuk melakukan misi ternyata banyak yang tidak di setujui oleh kedua orang tua bahkan wali anggota keluarga mereka semua. Mungkin memang iya, di antara mereka semua sudah banyak yang merencanakan atau berlatih sedini mungkin untuk misi yang di lakukan besok pagi. Akan tetapi, ternyata tanpa sepengetahuan mereka ini para petinggi tidak semena-mena menyuruh mereka tanpa sepengetahuan kelurga yanga ada di rumah. Melainkan malah sebaiknya, dan itu cukup membuat mereka semua sedikit ada yang beberapa kecewa dengan hasil final yang seperti itu. Dan salah satunya yang tidak di izinkan berangkat untuk melakukan misi ini adalah Valerie, itu jelas dan itu sudah pasti sejak awal. Karena bagaimana pun semua orang tahu akan hal itu terutama Atlas, Enola, Yara dan Carlos. Valerie deretan bangsawan kelas atas, mana mau mereka membiarkan putri satu-satunya ini yang juga di percaya penerus kepemimpinan perkumpulan para bangsawan di biarkan mengukuti misi yang nyawanya adalah taruhannya? Itu tidak akan masuk akal bukan? Namun dengan Valerie yang sudah mengetahui beberapa hal yang sedang terjadi dan sekaligus kemungkinan terbesar yanh akan terjadi di masa dean, mau tidak mau Valerie harus melakukan dan mengikuti misi ini kan? Tanpa alasan apapun, tanpa adanya hambatan bahkan larangan dari keluarganya sendiri. Demi tuhan! Valerie tidak peduli bahkan membiarkan dan bersikap acuh tak acuh dengan surat yang sudah ada di tangannya. Di mana itu adalah surat perizinan yang sudah di tanda tangani oleh kedua orang tuanya bahwa Valerie di larang untuk mengikuti misi tersebut. Sial! Menyebalkan. Ia memang harus berhadapan dengan professor Khalid sekarang, karena dirinya wajib mengukuti misi ini karena sejujurnya Atlas membutuhkan kekuatannya yang semua orang tidak tahu. Begini, jika professor Khalid memang tidak bisa ia temui. Minimal dirinya bertemu dan berbicara dengan Vion, yap! Hanya laki-laki itu yang bisa membantunya menyampaikan hal ini kepada beliau bukan? Oh! Dan juga ke empat temannya ini juga memikirkan hal yang sama, mencari alasan yang pasti agar Valerie tetap mengikuti misi ini tanpa sepengetahuan keluarganya atau kedua orang tuanya. “Kau sedang mencari siapa?” Tanya Yara kepada Atlas yang sejak tadi laki-laki itu keluar dari ruang makan menoleh ke kanan dan ke kiri seperti halnya mencari seseorang. Atlas belum menjawab, ia masih tetap menoleh kanan dan ke kiri untuk berbicara dengan orang yang sudah ia niatkan sejak awal. Yap! Kalian benar, siapa lagi kalau bukan Vion. Entah, mungkin memang inin membahas perihal perizinan Valerie untuk mengukuti misi ini atau ada perihal lain yang memang perlu di bahas dengannya. Sejak awal Atlas memang ini bertanya atau sekedar mengobrol dengan professor Khalid dan menanyakan apa yang sebemarny terjadi sekaligus menceritakan apa yang ia lihat kemarin, di mana semua kerajaan timur habis di makan oleh kobaran lautan api. Karena apapun itu Atlas merasa bahwa Professor Khalid wajib mengetahui apa yang dirinya lihat kemarin. “Vion!” Panggil Valerie saat kedua matanya menemukan sosok yang ia cari sejak tadi. Tidak jauh dari posisi mereka berlima, laki-laki itu menoleh ke sana kemari saat mendengar namanya di panggil. “Di sini!” Lanjut Valerie sebari melambaikan tangannya ke arah Vion. Vion menangkap Valerie dari pandangannya, kemudian tersenyum seraya merespon gadis tersebut. Dengan langkah yang tadi sempat berhenti, laki-laki tersebut melanjutkan langkah dan mengarah kepada Valerie dan teman-temannya begitu pun Atlas yang terihat seperti menunggu kehadirannya. Iya, sepertinya Vion sedikit bingung dengan adanya mereka tiba-tiba memanggil Vion secara mendadak seperti ini. Karena biasanya mereka jarang seperti itu terkecuali jika memang itu penting dan perlu ada yanh di bahas. Tetapi memang harus jam malam seperti ini? Ini waktu untuk mereka beristirahat karena bagaimana pun besok pagi misi sudah akan di mulai. Dan mereka? Masih saja terjaga sebagaimana jam belum menunjukan di tengah malam memang. “Ada apa Valerie?” Tanya Vion setelah langkahnya sudah berada tepat di hadapan gadis itu dan juga berada di sekitar Atlas, Enola, Yara dan juga Carlos. Valerie belum menjawab, sedikit gugup ingin mengatakan hal ini kepada Vion. Di tambah ia juga tidak harus memulai dari mana dulu karena ia perlu alasan yang masuk akal agar Vion juga bisa membantunya untuk mengikuti misi tersebut. Tetapi sebentar? Bukannya Vion juga tahu lerihal permasalahan yang sedang terjadi bukan? “Ah! Aku ingin membahas ini,” Ucap Valerie sebari menunjukan surat yang sedang di genggam di tangannya. Vion sedikit memincingkan kedua tangannya saat melihat ke arah kertas yang di peganh oleh Valerie. “Surat perizinan?” Tanya Vion memastikan. “Ada apa? Kenapa kau menbahas surat perizinan?” Lanjutnya lagi. “Kau tidak suka orang tuamu tidak mengizinkan kau mengikuti misi ini? Atau bagaimana?” Valerie menghela nafas, kemudian mengangguk pelan mengiyakan ucapan Vion yang baru saja ia ucapkan, “Iya, kau benar,” “Sejujurnya, sejak awal aku ingin sekali mengikuti misi ini. Tetapi dengan adanya peredaran surat perizinan tanpa sepengetahuan murid itu cukup membuatmu kecewa,” Helaan nafas Valerie terlihat sangat jelas. “Ini bukan usulku, yang pasti ini semua berawal dari usul pak kepala sekolah karena banyak para petinggi yang mengkhawatirkan keselamatan para siswa dan siswi di akademi di karenakan tempat yangdi selenggaralan unik misi kedua besok,” “Ayolah, kalian semua tahu kan tentang sejarah gua Lemurian itu seperti apa?” Ucap Vion dengan pandangan yang menatap ke arah mereka berlima secara bergantian. Atlas kali ini membuka suara setelah sejak tadi diam dan mendengarkan percakapan antara Vion dan Valerie, “Iya, kita semua tahu seperti apa sejarah dan legenda terkenal gua itu, tetapi apakah kau tahu di mana tempat itu Vion?” Tanya Atlas kepda laki-laki tersebut. Vion diam, tidak menjawab. Karena sejujurnya laki-laki itu juga tidak tahu di mana tempat Gua Lemurian berada. Karena belum ada orang yang berhasil menemukan itu semua, belum lagi terlalu banyak yang menatakan Gua itu ada di barat lah, ada di dalam kerajaan lah. Atau apalah itu, semua belum pasti. Maka dari itu, para siswa dan siswi yang mengikuti misi ini harus benar-benar mencari gua tersebut dengan baik dan jangan sampai salah. Karena kalau salah pusaka tersebut tidak akan bisa mereka temui. “Tidak, aku tidak tahu pasti Gua tersebut ada di mana. Begitu pun professor Khalid,” Jawabnya jujur. “Tetapi aku dan teman-temanku sudah mengetahui di mana gua tersebut,” Jawab Atlas mantap yang mampu membuat Vion sedikit mengerutkan dahinya. “Kau tahu?” Tanya Vion memastikan, Atlas mengangguk mantap. “Aku tahu, dan aku rasa kau akan terkejut mengetahui fakta yang akan kau dengar nanti,” “Maksudmu bagaimana?” Vion semakin tidak paham dengan apa yang di ucapkan oleh Atlas barusan dan itu benar-benar sulit di mengerti apalagi di pahami oleh dirinya sendiri. “Gua Lemurian…..” Atlas menggantungkan ucapannya sedikit ragu sebenarnya mengucapkan posisi Gua Lemurian tersebut. Namun laki-laki itu memang perlu tahu, dan Atlas hanya menghela nafas panjang sebari menoleh ke kanan dan ke kiri, bersikap seolah berjaga-jaga agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka. Ya terkecuali Valerie, Carlos, Yara dan juga Enola. “Gue Lemurian, terletak di kerajaan utara, di mana tempat tersebut berada di dalam hutan yang terkenal penuh binatang buas,” Lanjut Atlas menjelaskan dengan nada yang amat sangat pelan. Sedangkan Vion yang mendengar hal tersebut, membelalakan kedua matanya. Merespon ucapan laki-laki itu hanya dengan bungkam tanpa ada tambahan kata sedikit pun, karena sejujurnya itu memang cukup membuat Vion sangat terkejut. Ayolah! Kerajaan Utara? Itu tetap akan menjadi masalah yang besar jika para rakyat kerajaan Timur ke wilayah sana tanpa memiliki izin resmi dari para petinggi kerajaan Timur. Sialan! Kenapa ini terlihat dan terdengar sangat rumit sekali sih? Demi tuhan Vion rasanya merasakan kepalanya ingin pecah sekarang karena rasa pening yang sudah menjalar hebat ke kepalany. Terlebih lagi, bagaimana para siswa dan siswi akademi yang memiliki izin untuk mengikuti misi ini bisa datang ke sana tanpa menimbulkan permasalahan dan kerepotan yang entah mungkin akan terjadi. “Kau serius?” Tanya Vion memastikan, kedua matanya memandang mereka berlima secara bergantian. “Dan kalian semua mengetahui hal ini?” Carlos, Yara, Atlas, Valerie dan juga Enola mengangguk mengiyakan pertanyaan Vion yang di lemparkan ke arah mereka. “Kita semua tahu, maka dari itu aku harus ikut menjalankan misi ini, Vion,” Ucap Valerie penuh dengan permohonan yang cukup terlihat jelas dari wajah gadis itu. Vion kembali menatap Valerie, “Tunggu….” Laki-laki itu menggantungkan ucapannya, kedua tangannya ia lipat di depan d**a bidangnya. “Kenapa kau nekat untuk mengikuti misi ini? Sebagaimana kau harus menentang perizinan yang sudah di tandatangani oleh kedua orang tuamu,” Vion menoleh ke arah Atlas, “Atau jangan-jangan Valerie juga tahu?” Lanjut Vion sebari mempertanyakan pertukaran jiwa Atlas asli dan Atlas palsu. Kedua matanya mengarah ke arah Enola, “Dan juga Enola?” Kedua gadis itu mengangguk mengiyakan, “Iya, aku harus mengikuti misi ini apapun yang terjadi dan mengharuskan aku menentang perizinan yang di lakukan kedua orang tuaku,” Jawab Valerie dengan nada yang penuh dengan rasa ambisius. Mendengar hal tersebut entah mengapa membuat Vion merasa aneh. Kedua matanya menyipit sebari menatap Gadis itu heran. “Kenapa? Kenapa kau terlihat sangat semangat dan terlihat ingin sekali andil dengan misi yang jelas-jelas nyawamu dan nyawa kalian adalah taruhannya?” Tanya Vion memastikan. “Valerie, kita semua tahu kekuatanmu itu tidak mampu untuk menjalani misi besok. Jadi aku rasa tidak seharusnya kau harus menentang perizinan bahkan mengikuti misi ini, karena bagaimana pun aku tidak ingin bahkan akadeindi salahkan hanya karena di-,” “Tidak, Vion cukup dengar aku dulu,” Potong Valerie langsung tanpa membiarkan laki-laki tersebut melanjutkan ucapannya. “Sebenarnya selama ini aku menutupi kekuatanku yang asli, hanya untuk berjaga-jaga,” Jelas Valerie dengan nada yang amat sangat pelan. Vion kembali memicingkan kedua matanya dan mengerutkan dahinya, “Apa maksudmu?” Valerie menghela nafas panjang, “Aku bisa membuka portal, dari berbagai dimensi lain, dunia lain bahkan tempat lain,” Jelas Valerie dengan nada yang amat sangat pelan. Mendengar hal tersebut Vion tidak bisa berkata apa-apa bahkan terlihat seperti terkejut dan tidak percaya, kepalanya menggeleng pelan seraya menatap ke arah mereka berlima secara bergantian. “Dan kalian semua mengetahui hal ini?” Tanya Vion kepada mereka berlima. “Ya, kami mengetahui kekuatan milik Valerie yang sebenarnya. Maka dari itu aku perlu Valerie ikut misi bersamaku besok, jadi bisakah kau mengurus lagi tentang perizinan atau kau bisa membahas hal ini dengan professor Khalid agar Valerie aman jika mengikuti misi ini tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya,” Mohon Atlas kepada Vion. Vion diam, belum menjawab. Laki-laki itu masih tidak tahu harus menjawab seperti apa dan mengambil keputusan seperti bagaimana. Karena sejujurnya ini bukanlah permasalahan yang spele begitupun misi ini, banyak yang harus di pikirkan olehnya dan juga professor Khalid. Jadi jika seandainya ia memutuskan seorang diri, ia tidak ingin melakukan kesalahan. “Aku tidak tahu, tetapi aku akan mencoba mengusahakan hal tersebut,” Ucap Vion sehingga membuat mereka merasa lega. Tetapi di sisi lain, tanpa mereka sadar dan ketahui. Kavior yang tidak sengaja berniat untuk masuk ke kamarnya, laki-laki itu mendengar percakapan yang di lakukan Atlas dan teman-temannya begitu pun juga Vion. Baiklah, mungkin Kavior memang membutuhkan orang itu untuk besok.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN