“Selamat malam.” Jawab pria itu mencium tangan wanita yang menyapanya dengan senyuman menggodanya itu.
Pria yang dipanggil dengan nama Mr. Black itu lalu menggenggam erat jemari wanita yang menyapanya. Mereka lalu masuk ke dalam diskotik penuh nafsu itu.
Dengan langkah sombong dan wajah sangarnya, pria dengan nama asli Agha itu terus berjalan mengikuti salah satu pelayan pribadinya menuju suatu ruangan khusus yang telah dipesan oleh sekretaris pribadinya, Rey.
“Silahkan Mr. Black. Ini ruangan anda.” Ucap pelayan itu sedikit menundukkan kepalanya seraya memberi hormat.
Agha hanya mengangguk iya. Dia kemudian duduk di sofa empuk nan mewah itu. Tangannya lalu menarik kuat wanita yang dia gandeng sedari tadi, hingga wanita itu jatuh di pangkuannya.
“Aaahhh!” Pekik wanita itu karena terkejut dan juga merasakan sakit di area pergelangan tangannya.
Agha hanya tersenyum bak iblis.
Wanita itu sadar, bahwa pria yang dia tahu dengan nama Mr. Black itu pasti sudah haus dan ingin meminta lebih.
Dia sengaja sedikit menggoyangkan bokongnya untuk menarik perhatian Mr. Black yang ada di hadapannya saat ini. Sesekali dia menggigit bibirnya dengan gerakan sensualnya.
Agha mulai menunjukkan smirknya.
Melihat tingkah wanita yang ada di hadapannya saat ini, membuat Agha yakin bahwa wanita ini adalah pemain kelas kakap. Terlihat dari busana yang di pakai. Caranya berdandan. Dan gerakan sensualnya yang mampu memancing gairah para lelaki hidung belang.
Oh sungguh Agha tidak akan pernah bisa ditipu oleh makhluk wanita seperti yang ada di hadapannya saat ini.
Sebab dia sama sekali tidak pernah bercinta dengan w************n atau wanita bekas pria lain.
Melihat wanita yang ada di hadapannya begitu gencar menggodanya, membuat Agha memunculkan ide nakal di otaknya yang tampan.
Dia meremas-remas b****g wanita yang dia tidak tahu namanya itu. Remasan itu menjalar menuju kedua gundukan padat wanita itu. Denga lihai dia meremasnya dengan gerakan sensualnya, hingga sang empunya mendesah merasakan nikmat.
“Aaahhhhh.” Desah wanita itu memejamkan kedua matanya.
Agha masih dengan wajah datarnya memperhatikan secara detail jalang yang ada di hadapannya saat ini.
Melihat wanita bak jalang itu sudah tersengat listrik akibat perlakuan nakalnya, Agha lalu mendudukannya di sampingnya.
Wanita itu hendak mencium Agha, namun Agha menahan tubuhnya.
Sungguh Agha tidak akan pernah mau berciuman dengan sembarang wanita. Bahkan saat bercinta dengan pekerja seks pribadinya pun, Agha jarang berciuman dengan mereka.
Baginya, nikmat seks adalah melalui organ vital bagian bawahnya bukan mulut dan lidah yang saling menukar cairan penuh nafsu.
Wanita itu hanya diam mendapat perlakuan Agha yang menurutnya sangat manis dan sudah terhanyut oleh jebakannya.
Kedua tangan wanita itu lalu meremas-remas kemeja mahal milik Agha.
Dan Agha sengaja membiarkannya, agar wanita yang ada di hadapannya saat ini benar-benar menikmati sentuhannya.
Agha sungguh sangat memahami siapa dirinya. Sentuhan darinya tidak akan mampu untuk ditolak oleh wanita manapun. Tanpa terkecuali.
Melihat nafsu yang membara di mata wanita yang ada di hadapannya saat ini, membuat Agha mulai menyusupkan tangan kanannya disela paha mulus wanita itu.
Dia mulai meraba-raba paha mulus itu.
“Aaahhh.” Desah w*************a itu.
Agha masih terus melakukan aksinya. Jemari kekarnya lalu perlahan menusuk-nusuk lubang yang ada disana dari luar celana dalam tipis milik wanita itu. Dia yakin, bahwa lubang yang ada di dalamnya pasti sudah tidak sempit lagi.
Dan jika lubang itu sempit, dia yakin kesempitan itu bukanlah kesempitan alami. Melainkan kesempitan buatan karena operasi atau meminum obat perapat v****a.
Oh Agha tentu saja mengerti tentang itu semua. Apa yang tidak dia ketahui tentang seks. Tidak satu pun dia melewatkan pengetahuannya tentang seks dan kehidupan malam.
Jemarinya masih saja terus menusuk-nusuk yang ada di dalam sana seraya menggoda.
Dan benar saja, wanita itu semakin membuka lebar kedua pahanya seakan memberi kode kepada Agha untuk melakukan lebih dari ini.
Agha kembali menunjukka smirknya.
Ketika wanita itu hendak membuka kemeja Agha, Agha secepat kilat menepis kasar tangan wanita itu.
Wanita itu sedikit terkejut, tetapi karena nafsu yang sudah berkobar membuatnya untuk tidak terlalu memikirkannya.
Agha segera menyelipkan jemarinya dari pinggiran celana tipis yang ada di dalam sana. Tanpa aba-aba, Agha memasukkan tiga jarinya sekaligus dengan satu hentakan kuat.
“Aahhkkk Mr. Black. Ooouughhh.” Desah wanita itu menahan sakit di area bawahnya.
Wanita itu terdiam merasakan nyeri di bawah sana sambil melihat wajah bak dewa Yunani yang ada di hadapannya saat ini. Demi mendapat perhatian dari pria yang dia tahu seorang pengusaha terkenal di Dubai itu, dia semakin menggoyangkan bokongnya seraya memberi kode agar Agha menggerakan jarinya di dalam miliknya..
Tanpa menunggu lama Agha mulai menggerakannya dengan kasar, hingga wanita itu tidak bisa lagi menahan rasa nikmat melainkan rasa sakit karena pergerakan jari yang ada di dalamnya seperti mengoyak miliknya dengan kasar.
“Oooughh pelan-pelan Mr. Black, please.” Pinta wanita itu sesekali menggelinjang menahan nyeri.
Namun Agha tetaplah seorang pria yang penuh nafsu dan amarah, dia sungguh tidak suka dengan wanita yang mencoba untuk mendekatinya dengan cara murahan seperti ini.
Dia terus mengobrak-abrik milik wanita itu dengan caranya sendiri.
“Aaahhhh aaahhhh aaahhh”
“Kau menginginkan ini huh ?”
“Oooouughh yesss yesss yesss Mr. Black oouughhh Godd!”
“Come on, I want you come to me”
“Oooughhh Mr. Black. Please, faster..”
“You want like this huh ?”
“Aaahhh yesss yesss yesss aaahh aahhh aahhhh”
Hingga saat wanita itu hendak mencapai pelepasannya.
Agha mengernyitkan keningnya saat mendengar suara seksi seorang wanita dari arah luar yang dia tahu kalau suara itu berasal dari lantai bawah.
“Good night, everybody”
“Terima kasih sudah berada disini. Kalian bisa menikmati malam indah ini dengan penuh suka cita. Dan…”
“Dan kalian bisa sepuasnya berpesta karena aku membebaskan kalian malam ini”
Dia semakin penasaran dengan apa yang sedang terjadi di lantai bawah sehingga semua orang bersorak seakan membalas ucapan wanita tadi.
Melihat wanita yang ada di hadapannya hendak mencapai kenikmatannya, Agha seketika melepas jemarinya dari dalam sana.
Tiba-tiba dia beranjak dari duduknya, tetapi dicekal oleh wanita itu.
“Tunggu Mr. Black. Kita belum menyelesaikan kegiatan kita.” Ucap wanita itu menginginkan Agha untuk segera merasuki jiwanya yang telah terbakar api kenikmatan.
Agha langsung menepis kasar tangan wanita itu, dan mulai menunjukkan smirknya.
“Kau pikir siapa dirimu huh ?” Ucapnya penuh kesombongan.
Tangan kanannya lalu menyambar sebotol wine berharga fantastis yang ada di meja. Dia membuka botol itu dan mencuci tangan kanannya dengan wine di dalamnya. Seraya membersihkan sisa-sisa cairan kental milik wanita itu.
Lalu dia melempar botol wine itu di sofa tempat wanita itu terduduk.
“Mr. Black please. Untuk malam ini saja. Aku sudah tidak tahan, biarkan aku menjamah tubuhmu, aku mohon.” Pinta wanita itu bergemetar dengan wajah tak tertahannya.
Agha menunjukkan senyum kesombongannya. Dia sedikit merundukkan tubuhnya.
“Aku tidak selevel dengan jalang kelas kakap seperti dirimu.” Ucapnya penuh penekanan.
Dia lalu menegakkan tubuhnya lagi.
Sedikit merapikan pakaiannya. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Dengan langkah tegap, kakinya lalu melangkah keluar dari ruangan VVIP yang dia pesan itu.
Wanita yang ada di dalamnya hanya menggelengkan kepalanya saja. Air mata hampir jatuh di wajah nakalnya karena menahan frustasi.
Agha keluar dari ruangan dan masuklah seorang pelayan pria yang akan membersihkan ruangan VVIP milik Mr. Black pelanggan setia mereka itu.
Merasakan miliknya yang seperti minta untuk dipuaskan, membuat wanita itu tidak tahan. Dia segera berdiri dari duduknya. Dan mendekati pelayan pria itu.
Dia lalu menaikkan gaunnya ke atas. Dan menarik tangan pria itu untuk duduk di sofa.
Pelayan pria itu sedikit bingung dengan wanita yang dia tahu merupakan pekerja seks kelas kakap yang hanya bisa disewa mahal oleh para pengusaha kelas menengah ke atas.
Tanpa bernegosiasi, wanita itu mulai membuka suaranya sambil membungkukkan tubuhnya di sofa.
“Cepat masukkan milikmu. Aku sudah tidak tahan.” Ucap wanita itu sudah menungging tepat di hadapan pelayan pria itu.
Glek!
Pelayan pria itu susah untuk meneguk salivanya sendiri.
“Apa kau tidak mau yang gratisan. Cepat!” Pinta wanita itu menggeram dan frustasi.
Dengan sigap pelayan pria itu tidak mau membuang kesempatan yang menurutnya sangat langka.
Dia segera membuka celana panjangnnya. Dan mengeluarkan miliknya yang lumayan panjang dan memasukkannya pada milik wanita itu.
“Aaaahhh Mr. Black.” Desah wanita itu mendongakkan kepalanya.
Pelayan pria itu sungguh merasakan denyutan serta cairan yang sangat hangat seperti memijit miliknya sangat kuat
“Cepat genjot milikku!” Ucap wanita itu dengan frustasi yang luar biasa karena tidak bisa menggoda Mr. Black yang dia inginkan itu.
“Aaahhhh aahh aahhhhh yaaaa lebih dalam lagi…”
“Hhhhh hhhhh hhhhhhh ooouughh”
“Lebih dalam lagi sialan!!!”
“Hhhhh hhh hhhhh”
Pelayan pria itu semakin gencar menggerakan miliknya. Kedua tangannya sudah meremas kasar kedua gundukan milik wanita itu.
Wanita itu menikmatinya dan memejamkan kedua matanya seraya menikmati, jika yang melakukan itu adalah Mr. Black yang dia inginkan.
Hampir setengah jam mereka melakukan itu, tanpa menutup pintu ruangan VVIP dan tidak menghiraukan orang yang berlalu lalang melihat mereka.
Karena bagi siapapun yang melihat kejadian itu adalah hal yang sudah biasa untuk dijadikan bahan tontonan.
Saat hendak mencapai pelepasannya, pelayan pria itu semakin menunjam milik wanita itu hingga wanita itu semakin menungging ke sofa.
“Aaahhhhh aaahhhkkkk aaahkkkk Mr. Blaackkk!” Ucap wanita itu mencapai pelepasannya.
“Aaahhh aahhhh aaahhhh.” Pelayan pria itu juga mencapai pelepasannya dan menumpahkan cairan kental itu di dalam sana.
Setelah beberapa menit mereka melampiaskan hasrat mereka satu sama lain. Wanita itu kembali membuka suaranya.
“Cepat pergi dari sini!” Ucap wanita itu sedikit membentak.
Dengan tubuh yang masih lunglai, pelayan pria itu dengan langkah cepat membenarkan pakaian kerjanya dan segera keluar dari ruangan VVIP itu. Baginya, malam ini adalah keberuntungan yang luar biasa untuknya.
Wanita itu masih dalam posisi menunggingnya. Dia masih mengatur nafasnya.
“Sialan! Sungguh susah sekali menaklukan hatimu.” Desis wanita itu dalam posisi pengaturan nafasnya.
Dengan wajah penuh kemarahan, dia kembali melanjutkan gumaman di mulutnya.
“Aku tidak akan berhenti, sampai kau menyatu di dalam milikku, Mr. Black.”