"Iya juga sih sayang hehehe. Habisnya sih Andra bikin greget aja deh sumpah. Lola tuh ga bisa berhenti mikirin Andra." ujar Lola ke Angkasa.
"Oh jadi gitu? Lola ga bisa berhenti mikirin Andra ya? Terus mikirin Angkasanya kapan dong kalo gitu." ujar Angkasa yang sok-sokan sedih.
"Ihhh bukan gitu Angkasa. Angkasa mah paling Lola sayang dan paling Lola sering pikirkan tau. Tenang aja Lola ga akan pernah berpaling dari Angkasa tahu. Pokoknya selamanya sama Angkasa hihihi." ujar Lola itu. Hal tersebut membuat Angkasa kini tersenyum bahagia, Angkasa benar-benar senang sekali saat ini. Rasanya hari-harinya benar-benar mengesankan.
Aurora melihat bagaimana interaksi antara Angkasa dan Lola, ia pun merasa ikut bahagia dan senang ketika melihat mereka yang bucin. Bagi Aurora, mereka berdua juga terlihat sangat cocok. Namun menurut Aurora memang akan dipasangkan dengan siapa saja Lola pasti cocok-cocok saja. Sekarang Lola bersama dengan Angkasa cocok, saat ia melihat Lola dengan Andra pun juga cocok. Sepertinya memang Lola dengan siapa pun cocok.
Namun kini Aurora menjadi memikirkan apakah saat ia melihat Lola dengan Galaksi, mereka berdua juga akan cocok di mata Aurora? Apakah Aurora bisa tenang jika ia melihat Lola dengan Galaksi? Pasalnya meskipun saat ini Galaksi memang miliknya tapi ia selalu merasa bahwa Galaksi tidak sepenuhnya menjadi miliknya. Rasanya ada sedikit benteng yang memisahkan mereka dan membuat Galaksi tidak bisa ia miliki sepenuhnya. Namun ia sendiri juga tidak tahu mengapa dirinya memikirkan hal tersebut.
Galaksi, kamu udah benar-benar move on dari Lola kan? Kembalinya kamu kesini bukan untuk Lola kan Gal? Aku ga tahu kenapa tapi perasaan ini sering banget datang tiba-tiba. Aku takut Galaksi, gimana kalo ternyata perasaanku ini benar? Aku belum siap kalau harus kehilangan kamu. Bagiku kamu itu sinar milikku yang selalu menyinari hariku. Batin Aurora tersebut.
Sementara itu Galaksi sedari tadi juga melihat mereka berdua. Ia melihat bagaimana cara Angkasa dan Lola berhubungan. Angkasa benar-benar sangat manis pada Lola dan sudah dipastikan bahwa Lola saat ini udah mendapatkan pasangan yang tepat. Angkasa sudah berhasil membahagiakan Lola. Galaksi saat ini merasa iri kepada Angkasa karena baginya Angkasa sangat hebat bisa membahagiakan Lola dan membuat Lola tersenyum.
Kenapa gua masih iri sama Angkasa yang bisa bahagiakan Lola? Ga, gua ga boleh kayak gini karena Lola itu hanya bagian dari masa lalu gua. Ya, memang itu merupakan masa lalu yang membahagiakan sekaligus menyakitkan bagi gua dan hal itu masih membuat gua kecewa sama diri gua sendiri sampai sekarang. Jujur gua masih menyesal akan apa yang terjadi dulu tapi gua ga bisa kayak gini terus menerus. Galaksi Lo ga boleh terjebak di masa lalu lo lagi! Lo harus bisa move on, lagi pula ingat kalo sekarang Lo udah punya Aurora. Lo ga boleh lupain dia. Lo balik ke Bandung bukan untuk merenungi masa lalu, tapi karena Lo kangen sama temen-temen Lo dan mau kumpul lagi sama mereka. Ya, Lo harus ingat itu. Batin Galaksi sendiri.
"Btw makanannya enak-enak banget ya. Ga nyangka ih kantin yang baru buka ini ternyata enak makanannya." ujar Angkasa kepada mereka semua.
"Iya, gua juga setuju. Terus juga kayak bersih dan sehat banget makanannya. Jadi aman banget dah buat kita makan." ujar Galaksi menjawab.
"Lola paling suka sama sosis bakarnya nih. Enak banget hehehe. Tapi tahu baksonya juga Lola suka. Kayaknya Lola besok-besok harus nyoba semua makanan di kantin ini deh." ujar Lola sembari memakan tahu baksonya.
"Hati-hati dong Lola kalo makan, tuh kan belepotan gini." ujar Angkasa sembari saat ini Angkasa mengusap lembut bibir Lola yang terkena makanan.
"Hihihi ya kan ini modus Angkasa. Lola tuh modus supaya Angkasa bersihin bibir Lola gitu kayak yang di film-film gitu loh Angkasa. Untung aja pacarnya Lola peka banget. Love you Angkasayang." ujar Lola yang mana membuat Angkasa terlihat sangat gemas dengan kekasihnya tersebut. Ia mengusap rambutnya dengan lembut membuat Lola pun juga tersenyum.
Aurora ikut tersenyum melihatnya, mereka berdua benar-benar sangat manis. Semua orang pun juga akan setuju jika ada yang mengatakan bahwa mereka semua manis. Karena itu semua memang benar adanya juga.
"Aurora suka sama apanya?" tanya Lola bertanya makanan ke Aurora.
"Rora suka sama sotonya La. Mirip soto yang dulu ada di dekat SMA nya Rora yang ada di Jogja. Enak banget." ujar Aurora dan Lola pun mengangguk. Sepertinya soto itu memang enak tapi perutnya sudah tidak cukup untuk mendapatkan makanan lagi. Perutnya sudah sangat penuh untuk kali ini.
"Besok deh kapan-kapan Lola bakalan pesen soto. Kira-kira Lola suka ga ya. Soalnya Lola itu sama soto sering pilih-pilih hehehe." ujar Lola.
“Hahaha bener tuh. Kayaknya harus seminggu full makan disini biar bisa nyobain semua makanannya ya. Tapi emang sih enak-enak. Yang lainnya pasti juga bakalan suka kalo makan disini.” ujar Aurora. Lola pun mengangguk setuju dengan Aurora, nantinya mereka akan mengajak teman-teman mereka yang lainnya juga untuk bisa makan disini bersama.
Sementara itu, saat ini Leon dan Lula baru saja keluar dari bandara. Mereka berdua pergi ke Bandara untuk membeli tiket dan mengatur agar mereka nantinya bisa pulang ke Indonesia. Mereka harus menyiapkan beberapa berkas dan tadi sudah lengkap semua. Kini mereka berdua masih berada di dalam mobil untuk nanti mereka akan pulang ke rumah mereka. Namun sebelum pulang, rencananya mereka akan pergi ke salah satu Caffe untuk membeli burger dan es kopi lebih dahulu untuk mereka makan.
"Lula benar-benar ga sabar sebentar lagi kita akan pulang Bang. Meskipun tanpa sambut tapi Lula berharap kalau nantinya lambat laun akan ada yang menyambut kita. Andai Nando masih sama Lula ya Bang. Pasti Lula bakalan ajak Nando buat pulang ke Indonesia bareng sama Lula." ujar Lula dengan sedih tapi ia menyelipkan sedikit tawa di akhir, ia sedang menertawakan dirinya yang sangat lucu karena sudah mengharapkan orang yang bahkan saat ini ia sudah tidak tahu kemana perginya seorang Nando.
"Bahkan sekarang Lula pun juga nggak tahu di mana keberadaan dari Nando. Tapi yang lu lah harapkan semoga Nando akan selalu baik-baik aja di manapun Nando berada." ujar Lula yang masih membuat Leon terdiam. Pasalnya jika itu tentang Nando Leon sendiri juga tidak bisa berkata apa-apa. Leon saja saat ini tidak tahu di mana keberadaan dari Nando yang pergi secara tiba-tiba. Nando pergi meninggalkan luka bagi Lula karena Nando pergi saat Lula sedang sayang-sayangnya kepada Nando. Namun yang Leon sampai sekarang syukuri adalah Lula sudah berdamai dengan masa lalu itu.
"Egois nggak sih bang kalau Lola pengen Nando tetap bahagianya sama Lula? Biar ke manapun Nando pergi tetaplah tempat pulangnya Nando dan tempat yang paling dicari oleh Nando untuk mencari kebahagiaan itu Lula. Sampai sekarang nggak bisa bayangin gimana kalau sekarang di belahan bumi lain ternyata Nando lagi bahagia sama perempuan lain. Kenapa sih bang Nando harus jadi pemberi sekaligus penawar luka dari Lula? Nando pernah jadi penawar luka Lula, tapi Nando juga pemberi Luka yang baru." ujar Lula.
"Enggak kok Lula, Lula sama sekali ga egois. Berdoa apapun itu untuk diri Lula itu boleh, apalagi untuk kebahagiaan Lula. Abang yakin kok kalau di luaran sana Nando pasti juga kangen banget sama Lula. Nanti setelah masalah kita sama Lola dan yang lainnya sudah selesai kita cari Nando bareng-bareng ya? Abang janji akan bantuin kamu." ujar Leon kepada Lula.
"Makasih Abang, Lula ga tahu lagi kalo hidup Lula tanpa Abang gimana. Apalagi saat kayak gini lagi jauh dari orangtua. Abang, Lula bersyukur banget karena ada Abang didekat Lula sekarang. Jangan pernah tinggalkan Lula ya bang. Lula janji kalo Lula bakalan jadi adil yang nurut." ujar Lula tersebut.
"Iya sayang, nah yuk kita beli burger sama ice coffe." ujar Leon dan mereka berdua pun turun. Mereka langsung masuk dan memesannya, kali ini mereka akan take away pesanan mereka karena dikabarkan hari ini akan da badai salju. Jadi mereka tidak mau jika nanti harus terjebak badai salju di luar rumah. Karena sebaik-baiknya tempat saat terjadi badai adalah rumah sendiri.
Sementara itu, Andra sudah berada di markas BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia pun langsung masuk ke dalam dan bertanya ada apa. Ternyata mereka sedang mencari Raisa tapi tidak ada. Mereka sangat butuh Raisa untuk meminta beberapa file surat saat ini. Andra pun mengerti, ia sekarang sedang menghubungi Raisa. Ia memang tak berangkat bersama dengan Raisa pagi ini karena Raisa harus mengantarkan adiknya terlebih dahulu tadi.
"Gimana Ndra? Udah bisa dihubungi atau belum? Sorry gua kira tadi Lo berangkat bareng Raisa makanya gua minta kesini." ujar Hans padanya.
"It's okay santai aja. Ga papa kok, iya tadi Raisa ga berangkat bereng sama gua. Tapi harusnya dia udah sampai sih." ujar Andra kepada mereka.
"Nah makanya, biasanya kan setelat-telatnya dia tuh jam sembilan udah sampai lah di sini. Tapi ini sama sekali belum." ujar Roy kepada mereka.
Andra sekarang ini jadi khawatir karena Raisa sama sekali tak bisa di telfon. Sebenarnya panggilannya masuk, hanya saja memang tidak diangkat. Ia heran padahal Raisa pasti mengangkat panggilannya karena ia tahu bahwa dirinya dan Raisa memang banyak berkomunikasi untuk BEM FEB ini.
"Woy, Andra mana? Si Andra mana?" Ujar Agas yang tiba-tiba datang. Hal itu membuat mereka yang da di dalam markas tampak terkejut mendengarnya. Andra pun kini menatap ke arah Agas yang ngos-ngosan.
"Apa sih Gas, ga usah teriak-teriak kenapa." ujar Andra masih sembari menelfon. Agas sedang menstabilkan nafasnya sekarang ini.
"Woy Andra, Raisa ditabrak orang di depan fakultas. Sekarang di bawa ke RS Medika." ujar Agas membuat Andra terkejut. Ia pun langsung bergegas pergi ke sana untuk pergi ke rumah sakit dimana Raisa mendapat perawatan.