11

1540 Kata
Andra sudah tidak bisa berpikir jernih lagi sekarang. Pikirannya hanya tentang Raisa saja. Ia tak menyangka bahwa Raisa akan kecelakaan seperti ini. Seharusnya ia berangkat bersama dengan Raisa tapi karena memang tadi tidak bisa makanya Raisa berangkat sendiri. Ah rasanya ia menyesal saat ini. Seharusnya semua tidak seperti ini tapi ya mau bagaimana lagi. Sudah terjadi. Agas sendiri sekarang sudah pergi kantin karena ia akan menemui Lola dan yang lainnya. Dia akan memberitahu kepada mereka tentang Raisa. Memang dirinya yang diminta untuk mencari Andra dan teman-teman yang lainnya sementara itu Ardi dan Septian pergi ke rumah sakit untuk mengantarkan Raisa. Saat Raisa mengalami kecelakaan itu mereka ada di sana jadi mereka mengetahui dan langsung membawa Raisa ke rumah sakit. Agas kembali berlari dengan tergesa-gesa sampai beberapa temannya melihat agas dengan pandangan aneh dan penasaran sebenarnya apa yang terjadi sampai agas berlari seperti itu. Karena itu mereka pun mengejar agas. Sementara itu Lola dan yang lainnya masih memakan makanannya karena memang belum habis. Mereka sebenarnya juga menunggu Andra kembali karena tadi Anda mengatakan bahwa ia akan kembali lagi setelah urusannya di BEM selesai. Tadi anda bilang hanya sebentar tapi ini sudah lumayan lama semenjak Andra meninggalkan kantin untuk pergi ke markas. "Andra kok belum kelihatan ya? Ke mana ya Andra pergi? Atau jangan-jangan setelah ke markas BEM dia langsung pergi ke mana gitu kali ya? Tapi kan harusnya Andra ngabarin ke kita biar kita nggak nyariin dia gitu loh." Ujar Lola yang sekarang sebenarnya kesal tapi selain kesal ia juga khawatir. "Mungkin masalahnya belum selesai kali. Sabar aja ya sayang nanti juga kalau udah selesai Andra kembali lagi kok ke sini. Atau nanti kalau kita keburu masuk ke kelas ya udah kita tinggal kabarin dia kalau kita udah ke kelas." ujar Angkasa yang mana sekarang ini Angkasa sedang menenangkan Lola. "Iya juga sih ya udah deh kalau nanti Andra belum ke sini pas kita udah mau masuk kita kabarin Andra aja." ujar Lola melanjutkan makannya. Mereka berempat makan dengan tenang sembari mengobrol. Tanpa mereka sadari saat ini ada sekumpulan perempuan yang berada di salah satu meja kantin sedang menatap mereka dengan pandangan sinis. Apalagi salah satu perempuan itu sekarang ini menatap kebersamaan mereka dengan kesal juga. Gue bakalan ambil Galaksi lagi karena gue yang harusnya milikin Galaksi bukan lo Aurora. Dulu gue kalah sama Lola dan kembarannya si Lula tapi sekarang gue nggak bakalan kalah sama lo Aurora. Karena gue tahu kalau lo itu bukan siapa-siapa dan lo juga nggak punya kuasa. Beda banget sama Lola dan Lula. Dulu gue ngalah sama mereka karena mereka punya kuasa dan mereka juga anak dari orang kaya tapi gue nggak akan kalah dari lo Aurora. Karena lu bukan siapa-siapa. Batin perempuan yang menatap sinis itu. Ia benar-benar merasakan hatinya penuh dengan amarah dan rasa iri saat melihat Galaksi bersama dengan Aurora bisa sedekat itu juga. Ya, perempuan itu adalah Sinta. Perempuan yang masih mencintai Galaksi sedari dulu. Sinta memang belum menyerah sampai sekarang baginya untuk melewati Aurora sangatlah mudah. Aurora tidak sesulit saat ia akan merebut Galaksi dari Lola ataupun Lula dulu. Ini akan mudah bagi Sinta juga. "Lu kapan nih mau jadian sama Galaksi? Masa lo dari dulu kalah mulu sih sama adik kelas lo. Kalau dulu adik kelas sekarang adik tingkat. Ayo dong Sinta buktiin kalau lo bisa dapetin Galaksi. Lagipula gue lihat-lihat kayaknya hubungan Galaksi sama ceweknya yang sekarang masih ngambang aja. Lo pasti juga lihat kan kalau beberapa kali tadi Galaksi melihat ke arah Lola?" tanya Ayu sembari memanas-manasi Sinta yang memang udah panas. "Bener sih gue juga setuju sama Ayu, dari tadi tuh ya yang gua lihat kayak Galaksi sering lirik ke arah Lola, which mean kalo kenyataannya Galaksi itu masih belum bisa move on dari Lola." ujar Gita sembari menjentikan jari. "Ya gimana nih kalau Galaksi belum bisa move on dari Lola? Masalahnya gue mau maju karena lawan gue itu Aurora bukan Lola. Karena kalau lawan gue Lola udah pasti gue bakalan kalah sebelum maju. Menurut lo gimana? Kok lo berdua malah kayak seneng gitu sih kalau Lola masih disukai sama Galaksi? Lo berdua ga dukung gua ya?" tanya Sinta dengan wajah kesalnya. "Yaelah Sinta please deh masa kayak gini aja lu nggak paham sih. Gini lho Sinta, jadikan kalau Galaksi masih suka sama Lola itu berarti Aurora kan bakalan tersingkir tuh. Ya minimal dia bakalan ngerasa kalau dia nggak cocok sama Galaksi. Nah di situlah lu bisa masuk nanti." ujar Ayu kepada Sinta. "Ya itu mah gue paham kalau pasti Aurora bakalan ke singkir sama Lola tapi masalahnya tuh gimana caranya supaya Galaksi ngelihat ke gua? Kan Galaksi sukanya sama Lola dan pastinya dia bakalan deketin Lola lah. Bukan malah nyariin gua dan deketin gua." ujar Sinta membuat dua temannya greget. Pasalnya seharusnya Sinta sudah paham dengan apa yang mereka maksud, tapi ternyata Sinta tak paham-paham juga sampai sekarang. "Sumpah ya Lo bikin gua greget ya Sin. Of course Lo bisa masuk ke Galaksi karena Galaksi ga mungkin masuk ke Lola. Lo amnesia apa gimana sih? Lola kan udah da Angkasa. Itu bisa jadi alasan kenapa Galaksi meskipun masih suka sama Lola tapi dia nggak bisa deketin Lola. Apalagi mau balikan sama Lola it's impossible right?" ujar Gita yang diangguki oleh Ayu juga. "Yes bener banget apa kata Gita. Walaupun Lola lagi ada masalah sama Angkasa itu nggak akan ngebuat Galaksi berani deketin Lola. Lo tau nggak kenapa alasannya? Karena Galaksi belum ngelupain apa yang pernah dia lakuin ke Lola dulu. Dia nyesel dan dia bakalan mikir kalau Lola sama dia Lola nggak akan sebahagia waktu Lola sama Angkasa. Jadi menurut dia, lebih baik dia ngalah meskipun dia masih cinta. Karena dia cuma bisa nyakitin Lola aja. Itu udah ada buktinya dulu. Gitu deh." ujar Ayu dan Sinta pun kini tersenyum. "Berguna juga nih gua punya temen kayak Lo berdua." ujar Sinta. "Oke jadi kita tinggal nunggu waktunya aja kan. Tunggu waktu yang tepat saat nanti Galaksi sama Aurora berantem. Gue juga bakalan panas-panasin Aurora karena gue lihat dia gampang terpengaruh." ujar Sinta tersenyum. Sementara itu Lola, Angkasa, Galaksi dan Aurora sudah selesai makan dan mereka hampir pergi meninggalkan kantin tapi sebelum itu mereka sudah dihampiri oleh agas yang datang dengan nafas tersengal. Mereka pun langsung bertanya pada Agas apa yang sebenarnya terjadi sampai Agas seperti itu. Namun Agas masih mencari oksigen dalam beberapa waktu. "Agas ada apa sih? Kenapa kok lari-larian kayak gitu sih Agas? Habis dikejar apaan coba? Jangan bikin Lola takut dong." ujar Lola kepada Agas. "Emergency Lola, harus lari karena kalau nggak lari bisa-bisa nanti ga ketemu sama Lola. Ini gawat banget karena Raisa ketabrak tadi di depan fakultas. Sekarang Raisa dibawa ke rumah sakit dan Andra lagi otw kesana juga." ujar Agas yang tentunya membuat keempat orang itu jadi terkejut. "Loh kok bisa sih? Pantas Andra nggak kembali. Aduh takut banget nih gimana ya kabarnya Raisa sekarang. Bolos aja yuk kita ke rumah sakit sekarang." ujar Lola kepada mereka semua, mereka pun kini mengangguk. "Maaf sebelumnya, kayaknya Rora ga bisa ikut deh. Rora ada maju nanti buat presentasi kelompok." ujar Aurora kepada mereka berempat saat ini. "Oh okay ga papa kok Rora, nanti Lola bakalan kabarin di grup juga tentang perkembangannya Raisa. Jadi tenang aja." ujar Lola sembari ini ia melihat ke arah Aurora dan galaksi. Namun sepertinya galaksi ingin mengatakan sesuatu maka dari itu mereka menunggu galaksi untuk berbicara. "Sayang, kalo aku ikut buat ngelihat Raisa ga papa kan?" Tanya Galaksi kepada Aurora, sebenarnya Aurora cukup terkejut tapi ia juga tidak bisa mencegah Galaksi karena mereka semua disini juga merupakan teman Galaksi. Jadi ia tidak boleh untuk mengatakan tidak pada hal seperti ini. "Nggak apa-apa kok sayang tenang aja. Nanti aku titip salam ya buat Raisa. Kalau kayak gitu gih pada berangkat biar nanti cepat datang ke sana. Aku juga mau ke kelas mau ketemu sama temen kelompokku." ujar Rora. Mereka pun akhirnya berpisah di sana, tampak sekarang ini Sinta melihat ke arah berpisahnya galaksi dan teman-temannya itu dengan pandangan bingung. Pasalnya Galaksi pergi bersama dengan Lola dan angkasa, sementara itu Aurora pergi sendirian berbeda arah dengan mereka juga. "Ada apa ya kira-kira sama mereka? Kok kayak aneh aja. Tumben Galaksi mau pisah sama Aurora, biasanya juga nempel terus. Malah Galaksi ikut sama Lola, Angkasa dan Agas lagi." ujar Sinta sembari memikirkan hal tersebut. "Gua juga penasaran sih Sin." jawab Ayu yang juga menatap mereka. Kemudian mereka melihat gerombolan dari Agas itu dihentikan oleh teman-teman mereka yaitu Rein dan yang lainnya. Mereka berbicara lagi. "Ada apa sih Gas? Kenapa Lo larian gitu? Ada masalah?" Tanya Rein. "Iya, Raisa ketabrak di depan fakultas. Sekarang ada di rumah sakit dan kita lagi mau otw kesana." Ujar Agas yang membuat mereka terkejut. "Hah? Gimana bisa? Ya udah ayo ke rumah sakit sekarang. Duh semoga Raisa ga kenapa-kenapa. Si Andra udah Lo kabarin kan?" tanya Rein panik. "Iya, Andra udah gua kabarin tadi dan sekarang Andra udah pergi kesana juga. Dia pergi sendiri tadi. Ga tahu deh udah sampai atau belum sekarang dia di rumah sakit." ujar Agas sembari mereka masih berjalan karena mereka ingin cepat ke mobil mereka dan langsung berangkat menuju ke rumah sakit dimana Raisa dibawa kesana. Mereka semua masih dengan wajah khawatirnya mereka karena jujur saja semuanya sudah menganggap bahwa Raisa itu merupakan bagian dari keluarga mereka yang harus di jaga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN