12

2040 Kata
Mereka semua sama-sama pergi ke rumah sakit untuk melihat kabar dari Raisa. Sementara itu Aurora pergi menuju ke kelasnya sendiri. Sebenarnya ia tak masalah dengan keputusan dari Galaksi tapi ia hanya belum bisa terbiasa saja karena di sini Galaksi membagi perhatiannya sementara dulu hanya dirinya saja yang diperhatikan. Ia juga heran kenapa Galaksi seperti ini. Rasanya, sekarang ia juga merasa perhatian dari Galaksi itu terbagi-bagi. Namun ia sangat yakin bahwa dirinya masih menjadi prioritas utama dari Galaksi. Ia yakin bahwa galaksi mencintai dirinya dengan tulus. "Ayo Aurora nggak boleh mikirin macam-macam karena Galaksi itu sayang sama Lo. Galaksi bakal selalu ada buat lo karena itu janjinya Galaksi. Sekarang lo nggak boleh kepikiran macam-macam dan mending sekarang Lo mikirin tugas Lo aja sama kelompok Lo." ujar Aurora pada dirinya sendiri. Sementara itu dari tadi Sinta melihat kepergian dari Galaksi yang tidak sama dengan Aurora. Baru kali ini ia melihat mereka pergi tidak bersama. Ini merupakan hal baik untuknya karena ia bisa mengganggu Aurora semaunya sendiri. Itu semua karena Galaksi tidak bersama dengan Aurora juga. Jika melihat bahwa tadi teman-teman mereka ikut dengan Galaksi yang mana mungkin saat ini tinggal Aurora saja sendiri. Ini sangat menarik juga untuknya. "Guys gue kayaknya mau main-main sebentar deh sama calon mantan pacar dari calon pacar gue." ujar Sinta kepada dua temannya tersebut. Perkataan dari Sinta tersebut membuat kedua temannya menjadi berpikir apa yang kira-kira akan dilakukan oleh Sinta tersebut. Karena sangat penasaran akhirnya mereka pun memutuskan untuk bertanya kepada Sinta. "Main-main gimana maksud lo? Calon pacar lo berarti Galaksi dong? Calon mantan pacarnya Galaksi berarti Aurora?" tanya Gita yang diangguki Sinta. Ia saat ini melihat ke arah tempat yang tadi ada Aurora disana. "Bentar deh sekarang kan Aurora sendiri ya? Karena tadi Galaksi pergi sama Lola dan yang lainnya. Aku sekarang gua tahu kenapa lo mau buat main-main sama Lola. Itu semua karena pastinya Aurora sendirian aja sekarang. Okay gua bakalan ikut sama Lo sekarang. Yok lah mau kapan nih sebelum mereka balik ke kampus nanti. Tapi gua juga penasaran sih kira-kira mereka pergi ke mana ya sekarang?" tanya Ayu kepada mereka semua. Ia penasaran. "Nah pinter juga Lo sekarang. Seneng deh gua kalo temen gua pinter kayak gini tuh. Jadi, duh sekarang gue malah mikir nih sekarang aja atau nanti ya? Gara-gara lo nih, Lo pakai bilang nanti mereka keburu pulang lagi. Kita kan nggak tahu mereka pergi ke mana dan bakal balik kapan. Kira-kira gimana nih? Kalau sekarang kan kita masih ada kuliah, kuliahnya pak Bambang lagi nanti kalau dia lagi dalam mode marah kan kita yang kena kalau kita nggak berangkat. Bisa-bisa auto nilai E." ujar Sinta yang mulai ragu sekarang ini. "Gimana kalau kita ikutin dia dulu aja? Lu punya jadwalnya Galaksi kan? Kita lihat sekarang dia ada di kelas mana." ujar Gita dan sekarang ini Sinta mengangguk. Ia pun langsung melihat jadwal kelas Galaksi hari ini. Setelah ia mengetahui jadwal kelas dan di mana kelas itu berlangsung dia bersama dengan Gita dan Ayu langsung pergi ke sana untuk menghampiri Aurora. Ia akan membuat Aurora tahu bahwa dirinya tidak istimewa. Dirinya tidak lebih dari Sinta. Apalagi jika disandingkan dengan Lola, jelas sekali bahwa Aurora akan kalah dari segi mana pun. Itu semua bisa dilihat secara nyata karena memang semuanya masih bisa dimenangkan oleh Lola. Sinta pun juga mengakui hal tersebut. Makanya ia dulu tidak berani untuk mencoba merebut Galaksi dari Lola karena ia sadar diri bahwa dirinya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Lola. Ia tidak mau jika nantinya ia akan di permalukan karena merasa bahwa ia lebih baik dan lebih cantik daripada Lola. Padahal tidak sama sekali, ia pun mengakui hal itu. Saat ini Andra sudah sampai di rumah sakit, ia langsung menelfon Septian untuk menanyakan padanya dimana ia sekarang. Karena ia melihat rumah sakit ini pada pagi ini benar-benar semrawut, sepertinya banyak pasien yang berdatangan. Maka dari itu mereka semua terlihat sangat kewalahan. "Hallo Sep, Lo ada di ruangan mana?" Tanya Andra kepada Septian. "Oh Lo dah sampe ya Ndra? Gua ada di Melati No 1 nih." ujar Septian dan panggilan itu langsung dimatikan sepihak oleh Andra. Andra kini sudah tahu keberadaan dari Raisa jadi ia langsung pergi ke ruangan tersebut saat ini. Pikirannya sudah macam-macam, bahkan ia sampai tidak bisa lagi tadi menanyakan kepada Septian tentang keadaan dari Raisa. Karena ia sangat takut jika saja Raisa keadaannya tidak baik-baik saja. Maka dari itu ia pun sekarang memilih untuk tidak tahu dulu sebelum akhirnya ia pergi kesana. Lo pasti ga papa kan Raisa? Karena kalo Lo kenapa-kenapa gua ga akan berhenti nyalahin diri gua sendiri. Ga tahu kenapa gua selalu ngerasa kalo gua harus jagain Lo. Gua harus selalu ada buat Lo, jadi orang yang selalu ada buat Lo sejak gua jadi Ketua BEM dan Lo jadi sekertaris gua. Gua rasa perasaan ini tuh wajar karena kita sekarang bekerja sama dan semua kerja sama kita menuntut gua sama Lo buat selalu bersama. Gua rasa itu bukan lah hal yang salah dan ga da rasa suka kayak yang sering dibilang sama temen-temen yang lainnya. Meskipun gua sendiri juga jadi ga yakin sekarang apakah gua saat ini masih profesional atau ga. Tapi yang pasti gua sekarang khawatir banget mikirin tentang Lo Raisa. Batin Andra sembari ia masih berjalan. Setelah mencari dan beberapa kali bertanya akhirnya ia bisa menemukan ruangan itu. Kini Andra sudah ada di depan ruangan itu. Ia masih belum mau untuk masuk ke dalam karena ia masih takut jika keadaan Raisa terlihat memprihatinkan nanti. Ia pun bimbang akan masuk atau tidak sekarang. "Ndra, ngapain Lo kok diem aja di depan pintu?" tanya Ardi kepadanya. "Lu kok ada di luar sih terus yang jagain Raisa di dalam siapa?" tanya Andra padahal seharusnya anda berpikir bahwa Septian yang menjaga Raisa. "Iya gue tadi habis keluar buat beli cilok. Katanya Raisa pengen cilok makanya gue beliin. Di dalam ada kok Septian sama Sabda." ujar Ardi yang saat ini membuat Andra merasa lega karena jika Raisa sudah bisa mengatakan bahwa ia ingin beli cilok itu berarti Raisa baik-baik saja. Namun di sela-sela kelegaannya itu ia pun juga merasa ada yang aneh di sini. Terdapat satu nama yang ia baru mendengarnya satu kali ini saja dan ia tidak tahu itu siapa. Maka dari itu ia kini bertanya lagi kepada Ardi tentang hal itu. "Sabda? Siapa dia? Kok gue baru dengar sekarang ya?" tanya Andra. "Oh iya mungkin lu baru dengar karena gue pun juga baru denger dan ketemu hari ini aja. Sebelumnya gue belum pernah sih ketemu. Jadi Sabda itu mantannya Raisa. Dia kuliah kedokteran, dan kebetulan dia tadi lagi disini buat ambil nilai dari dosennya yang kerja disini. Makanya deh dia melihat Raisa langsung deh dia nemenin Raisa terus." ujar Ardi yang kini sengaja memanas-manasi Andra. Namun semua yang ia ceritakan itu memang benar adanya karena ia tidak berbohong. Memang benar bahwa si dari tadi Sabda terus-menerus menunggu Raisa. Hubungan antara mereka berdua pun juga sepertinya masih terjalin dengan baik meskipun mereka merupakan mantan. Ardi kini sedang melihat reaksi dari Andra, dapat ia lihat sedikit raut kesal yang ada di wajah Andra. Sepertinya Andra tidak suka dengan apa yang ia katakan tadi. Dilihat dari sini saja ia sudah tahu bahwa Andra menyukai Raisa. Namun sayang sekali Andra masih denial dengan hal itu. Mungkin Andra baru akan menyadari perasaannya itu ketika nanti Raisa sudah memiliki yang lain atau malah ia akan balikan dengan Sabda karena Sabda terlihat masih menyukai Raisa. Itu semua bisa terlihat dari perlakuan Sabda ke Raisa. "Keadaannya Raisa gimana?" Ujar Andra yang kini sedang mengubah arah pembicaraan mereka itu. Ardi pun mengatakan bahwa Raisa sudah baik-baik saja sekarang tadi ia hanya luka-luka lecet sedikit tapi tidak ada luka yang berat. Jadi hari ini Raisa juga sudah diperbolehkan untuk pulang. "Oh oke deh." ujar Andra kepada Ardi. Saat ini Andra rasanya ingin mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam karena ia tidak mau melihat Raisa dengan lelaki lain. Ya memang aneh sekali tapi sampai sekarang pun Andra merasa bahwa ia tidak menyukai Raisa padahal jelas-jelas sekali bahwa ia cemburu memang begitulah keras kepalanya Andra yang tak bisa diganggu. "Ya udah ayo kita masuk ke dalam yuk." ujar Ardi mengajak Andra. "Gue udah tahu kalau Raisa baik-baik aja jadi gue sekarang mau balik ke kampus. Mau ngurusin BEM dulu." ujar Andra membuat Ardi sangat bingung. "Andra lu yakin nih nggak mau masuk dulu?" tanya Ardi yang diangguki oleh Andra yang sekarang sudah mulai meninggalkan mereka disana. "Yaelah Andra bilang aja kalau lo lagi cemburu sekarang. Habisnya sih lu nggak maju-maju kalau ketikung ya lo nya yang menyesal" Ujar Ardi yang kini ia sudah memasuki ruangan yang berisikan tiga orang. Raisa pun memandang penuh binar dengan cilok yang ada di tangan Ardi tersebut. "Akhirnya cilok gue datang juga, BTW lo tadi ngobrol sama siapa Ardi? Kedengeran sampai sini tapi ya nggak jelas banget sih ngobrolin apa. Emangnya tadi udah ada yang ke sini ya?" tanya Raisa yang berharap memang sudah ada yang kesini. Kita sangat berharap bahwa andralah orang yang ke sini. Namun entahlah harapannya itu akan benar terwujud atau tidak. "Oh iya tadi si Andra datang cuman dia nggak masuk karena udah tahu kalau lo baik-baik aja. Katanya sih dia mau ngurusin masalah BEM gitu deh. Makanya dia langsung balik dan nggak masuk." ujar Ardi yang awalnya bisa membuat Raisa merasa senang tapi setelah ia mengetahui bahwa anda sudah pulang dan tidak masuk ke dalam ia pun merasa sedih karena sedari tadi ia berharap bahwa Andra menjenguknya. Ya memang benar bahwa Andra menjenguk dirinya tapi ternyata Andra tidak masuk ke dalam ruangan. Kenapa ya Andra? Yang tadinya gue seneng sekarang jadi sedih deh karena dia nggak masuk ke sini. Padahal juga dia kalau buat masuk terus nyapa doang terus balik pun nggak apa-apa karena ini juga masalah BEM. Tapi kenapa dia nggak mau buat sekedar say hello kak ke dalam. Ih gue jadi bad mood deh sekarang gara-gara Andra. Aneh banget tuh anak padahal tadi dia nelpon-nelpon gue meskipun enggak keangkat karena gue tadi masih pingsan dan handphone gue mati. Batin Raisa yang merasa sangat kesal. "Ya mungkin dia emang lagi ada masalah BEM kali ya, soalnya gue tadi ditelepon beberapa kali tapi nggak keangkat karena gue masih pingsan sih. Udah lah ga papa juga." ujar Raisa yang sebenarnya saat ini merasa kecewa juga saat ia tahu bahwa Andra sudah datang tapi hanya di depan pintu tadi. Sementara itu saat ini Galaksi dan yang lainnya sudah sampai di rumah sakit, mereka langsung mencari keberadaan dari Raisa. Mereka belum menemukannya karena mereka juga bingung harus bertanya kepada siapa. Sepertinya hari ini banyak sekali yang memasuki rumah sakit ini karena semua perawat dan dokter juga terlihat sangat sibuk sekali saat ini. Mereka masih mencari keberadaan dari Raisa dan Agas pun juga sedang mencob untuk menghubungi Septian atau Ardi tapi belum tersambung juga. Hingga pada akhirnya mereka malah dikejutkan dengan pertemuan antara mereka dan Andra. Sebenarnya ini tidak alah karena Andra juga pasti akan menjenguk Raisa. Namun aneh saja ketika mereka melihat Andra seperti sudah akan pulang. Padahal mereka yakin sekali bahwa Andra kemungkinan besar belum lama di sini. Jadi sekarang mereka mulai berpikiran kira-kira kenapa Anda sudah akan pulang dan apakah Raisa memang sudah diperbolehkan untuk pulang. Mereka pun langsung menghentikan Andra. "Kok lo udah mau balik aja sih Andra? Lo udah ketemu sama Raisa? Dia ada di ruangan mana?" tanya Agas kepada Andra. Andra sebenarnya malas sekali menanggapi pertanyaan dari Septian ini karena ia sedang tidak mau diganggu sebenarnya. Apalagi juga ini semua membahas tentang Raisa yang pagi ini berhasil membuat mood nya seketika mulai hancur juga. "Lo pada ke sana aja ada di Melati nomor 1. Gue duluan ya soalnya ada acara BEM yang penting dan ga bisa ditinggal." ujar Andra kepada mereka. Mereka pun mengangguk sebagai jawaban dari Andra yang kini sudah mulai meninggalkan mereka. Sebenarnya saat ini mereka juga mulai bingung ketika melihat wajah dari Andra yang seperti sedang kesal. Namun mereka tidak memikirkan hal itu karena mereka pikir itu merupakan masalah yang ada di BEM. Jadinya mereka pun sekarang sudah berjalan menuju ke ruangan yang tadi di bicarakan oleh Andra tersebut. Saat sudah menemukan ruangan itu langsung saja mereka masuk ke dalam dan melihat ada empat orang yang sekarang ini berada di dalam. Mereka sangat tahu dengan tiga orang lainnya tapi satu orang yang saat ini mereka masih berpikir tentang itu siapa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN