Bekas luka itu… Daniel menggeleng pelan. Tidak! Tidak mungkin, pikirnya. Andra dan Digo tidak mungkin orang yang sama. Pria itu sangat penasaran. Dia ingin membuka mulutnya untuk bertanya pada Digo, dari mana Digo mendapatkan bekas luka tersebut. Namun kedatangan Siera dan juga Saski membuat niatnya batal. “Ayo, Digo kita pulang!” ajak Siera pada Digo. Digo hanya melihatnya sebentar kemudian berdiri. Pria itu masih sedikit marah pada Siera sepertinya. Dido langsung menggandeng tangan Saski yang tersenyum padanya lalu berjalan mendahului Siera. “Dan, kita nanti bicarain lagi tentang rumah di telepon ya! Secepatnya aku akan menghubungi kamu,” kata Siera pada Daniel yang langsung dijawab dengan anggukan pelan oleh Daniel. Namun Digo buru-buru kembali dan menyela pernyataan Siera. “Masal