Arumi bangkit dari tidurnya ketika ia mendengar banyak suara orang-orang yang terdengar berbincang dari luar. Setelah pertengkarannya dengan Ren, tampaknya ia tertidur. Ren sudah tak ada di dalam kamar entah kemana. Saat keluar kamar Arumi menemukan mbok Jum tengah menyimpan sepiring pisang goreng dan gelas-gelas juga teko yang berisi teh panas. “Ngemil dulu mbak, simbok goreng pisang dan uenak’e! Pisangnya manis!” suruh mbok Jum ketika melihat Arumi bersemangat. Tetapi wajah ceria itu berubah ketika melihat mata sembab Arumi. “Ya Allah mbak, kenapa lagi?” tanya mbok Jum pada Arumi yang berjalan duduk dan mencoba menikmati pisang goreng. Melihat istri majikannya itu hampir setiap hari menangis membuat mbok Jum merasa sangat kasihan. Tapi Arumi hanya menunduk dan menggelengkan kepal