“Arumi,” panggilan Ren membuat Arumi menoleh ketika tengah menikmati segelas es teh manis untuk menghilangkan rasa lelah. “Ayo kita pulang,” ajak Ren sambil tersenyum pada Arumi. Arumi menatap Ren dalam, senyuman itu adalah senyuman pertama Ren untuk Arumi selama mereka menikah. Ia tak pernah melihat Ren tersenyum manis padanya dan kini ia bersikap seolah tak pernah terjadi sesuatu diantara mereka. Arumi segera memalingkan wajahnya, entah mengapa hari ini ia merasa sangat sensitif. Mungkin itu sebabnya ia tak lagi menyukai ada di kota ini, membuatnya terkenang masa lalu disaat ada hal-hal kecil memicu memorinya dan hal itu membuatnya merasa terluka sekaligus sedih. “Kita akan pulang diantar oleh pak Awi sekalian ia akan mengambil oleh-oleh untuk anak-anak itu,”ucap Ren tanpa sungkan