"Gimana, apa kamu sudah menemukan senjatanya di jok belakang?" tanya Ella pada Aron yang saat ini masih mencari apa yang dimaksud oleh Ella. Meskipun dia sendiri juga tidak tahu. Senjatanya dari mana. Dan, bentuknya seperti apa. Aron sendiri tidak pernah mengenal senjata tajam atau bahkan sniper atau pistol. Sama sekali tidak paham dengan hal itu.
"Aron.. Gimana?" tanya Ella memastikan.
"Entahlah, aku tidak tahu." ucap Aron begitu polosnya.
"Kamu sama sekali tidak tahu?" tanya Ella memastikan. Dia menghela napasnya kesal. Mencoba untuk bersabar menghadapi remaja yang tidak tahu apa-apa di belakangnya.
"Kamu bisa mengemudi mobil tidak?" tanya.
"Tidak!" tegas Aron.
"Terus kamu bisa apa?"
"Aku bisa membunuh kamu secara langsung. Atau, bahkan aku akan menghancurkan apa yang belum pernah kamu lihat. Aku akan tunjukan semuanya."
"Sudah, jangan banyak bicara." kata Ella. sniper yang sudah kepergok ingin menembak mereka. "Kamu pikir aku disini hantu? Bisa menghilang kapan sana jika aku mau?" tanya Aron kesal.
Ella menambah kecepatan mobilnya. Dia melaju kembali ke jalan raya. Mempercepat laju mobilnya. "Jangan setor nyawa lagi." ucap Aron yang ada di belakangnya. Pandangan mata Aron tertuju ke belakang. Sebuah mobil berwarna hitam pekat melaju dengan sangat kencangnya. Bahkan tanpa pedulikan mobil yang sedang ada di depannya. Sengaja akan menabrak mobil yang di tumpangi.
Braakk!!
Tak selang berapa lama. Mobil itu tepat menabrak bagian belakang mobil Brian. Spontan Ella dan Aron terpental ke depan Ella membentur stir mobilnya. Dia mengerutkan wajahnya, menahan rasa sakit. Sembari mengangkat kepalanya perlahan.
"Sialan! Kenapa aku sial sekali dari tadi." kata Ella, mengumpat kesal. Dengan tatapan mata tajam. Dia memegang keningnya yang terus terbentur beberapa kali. Ella berdesis pelan.
"Sakit!" ucap Ella kesal. "Awas saja aku akan balas kalian." gerutu Ella.
"Kamu gak apa-apa?" tanya Ella.
Barak!!
Belum sempat di balas oleh oleh Aron. Mobil itu menabrak mobilnya lagi. Benturan terus bertubi-tubi mengenai mobil belakangnya.
"Sialan!" umpat kesal Ella. Dia membuka kaca mobilnya. Menoleh ke belakang.
"Woy... Siapa kamu." teriak Ella. Mobil di belakang hanya diam, Dan. Dorr...
Sebuah tembakan mengenai mobilnya. Spontan Ella menarik kepalanya lagi ke belakang. "Shiit..." umpat kesal Ella. Ella mulai mempercepat laju mobilnya. Dia menambah gas. Kedua mata mulai berfokus pada jalanan di depannya.
"Siapa mereka?" tanya Aron. Tangan kanan memegang keningnya.
"Entahlah!" ucap Ella. Tanpa menatap ke belakang sama sekali. "Kamu baik-baik saja?" Lanjut Ella.
"Memangnya aku kenapa? Hanya benturan kecil. Tidak masalah!" jawab Aron. Dia kembali duduk Dengan semula.
"Jangan buat aku mati konyol disini." umpat kesal Aron.
"Tenang saja. Aku tidak seperti Brian. "Kata Ella. Pandangan mata Ella melirik ke samping. Membuka dashboard mobilnya. Terpikir dalam benaknya untuk membalas mereka. Jemari tangan kirinya, segera membuka dasbor mobil Brian. Mencari senjata yang ada di sana. Sebuah pistol yang memang diletakkan di dalam dasbor mobil. Dengan segera Ella meraihnya. Dia mengecek lebih dulu pistol itu. Apa masih ada peluru di dalamnya. Ternyata benar, masih ada peluru di dalamnya. Untuk melayangkan tembakan pada lawan yang entah sejak kapan dia berada di belakang.
"Kamu tenang dulu. Aku akan mencoba membalas mereka." ucap Ella. Dia membuka kaca mobilnya. Setengah kepala dan tangannya keluar dari jendela mobil. Dia mengeluarkan tembakan bertubi-tubi tepat di kaca mobil bagian depan.
Dor... Dor..
Dor.. Dor..
Suara tembakan terus dia lancarkan. Seorang do belakang membalasnya dengan tembakan. Ella menarik tangannya kembali. Menghindari tembakan. Dia terus membalas dan bersembunyi.
Bahkan sampai tanpa dia sadari mobil itu melenggak lenggok di jalanan. Aron yang berada di belakang. Dia hanya diam, memegang handle bagian atas kepalanya.
"Lakukan dengan baik!" ucap Aron.
Ella, melayangkan tembakan lagi. Ke belakang. Merasa tak ada gunanya. Ella membuka isi pistol di dalamnya. Masih tersisa dua peluru. Tak mau terbuang sia-sia. Ella fokus mengemudi mobilnya. Menstabilkan laju kendaraannya lagi. Dengan pandangan mata lurus ke depan. Memikirkan cara apa yang harus dilakukan olehnya.
"Mereka masih mengejar kita." ucap Aron.
"Tenang! Aku pikirkan cara dulu." Ella melirik ke arah spion mobilnya. Kedua matanya menyipit. Dia mengamati ban mobil yang ada di belakang. Ella menatap dengan sangat teliti setiap lanjut mobil itu. Dia menggunakan segala pengamatan yang dia lakukan. Dan, skill yang dia miliki akan dikeluarkan olehnya. Dalam, hitungan ketiga Ella melayangkan tembakan tepat mengenai ban mobil.
Sraakkk.....
Mobil di belakang kehilangan keseimbangan. Mobil itu perlahan mulai miring ke kiri. Ella mengamati dari kaca spion mobilnya.
"Yess..." Ucap kesal Ella. Penuh kemenangan.
"Aron.. Kamu bisa menembak?" tanya Ella. Dia melirik ke belakang, menatap Aron yang masih memegang sangat erat hendri mobilnya.
"Aku sudah belajar sedikit!" kata Aron.
"Baiklah, lakukan yang terbaik. Aku percayakan peluru terakhir ini padamu." Ella melemparkan pistol itu pada Aron. Spontan tangannya gemetar. Melihat apa yang ada di depannya. Gimana bisa dia melakukannya. Aron memegang pistol itu kedua telapak tangannya. Kedua matanya terus menatapnya. Tanpa tahu apa yang harus dilakukan. Dia bingung, apa yang akan di tembak. Bahkan dia juga tidak yakin apa dia bisa melakukannya. Dia bahkan baru latihan dua hari yang lalu.
"Tembak ban sebelah kanan." pinta Ella.
"Tapi..."
"Aku yakin kamu kamu bisa melakukannya. Setidaknya Sekarang kita bisa kabur dari mereka" kata Ella. Dia fokus mengetuk. Sesekali melirik ke belakang. Mengamati Aron.
"Baiklah!" Aron.menggeser duduknya sebelah kanan. Dia membuka kaca mobilnya. Melirik dengan sangat hati-hati ke belakang. Setengah tangannya Dia keluarkan di luar jendela mobilnya. Wajahnya tampak sangat tegang. Dalam satu tarikan napasnya Aron, mengamati dengan teliti. Tepat satu tembakan keluar.
Dorr..
Sraakkk.. Braakk!
Mobil itu kehilangan keseimbangan. Dan terguling tepat di belakangnya. Ella menghela nafasnya lega. Bukannya menolong tetapi tetap sama sekali membuat dirinya berpikir keras. Apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ella memutar setir mobilnya. Dia segera belok ke kanan. Berada di lajur kiri. Dengan kecepatan sangat tinggi.
"Kerja bagus!" kata Ella pada Aron.
Aron masih memegang dadanya. Dia merasa ada yang aneh pada dirinya. Kenapa dia bisa melakukan itu setara dengan Ella.
"Gimana bisa kamu belajar itu dengan baik. Apa Brian yang mengajari kami?" tanya Ella.
"Iya, aku juga tidak tahu jika bisa melakukannya dengan baik. Aku baru tahu, kenapa kak Brian mengajarkan aku menembak. Ternyata untuk hal seperti ini." Aron menganggukan kepalanya pelan.
"Bagus… Ternyata dia juga pintar sekali mengajari seorang polos seperti kamu." ucap Ella.
**
Sementara Aron dan Brian. Dia berlawanan arah dengan Ella. Dia melaju dengan kecepatan tinggi.
"Gimana?" tanya Brian pada Alex.
"Gimana apanya?" tanya Alex semakin bingung. "Gimana cara kamu melakukan sesuatu itu."