"Bukanya kamu ahli sniper. Lakukan tugasmu sekarang." Brian mengernyitkan matanya, melirik tajam ke arah Ella. dalam pikirannya, jika Ella ada hubungan mereka semua. Dia begitu yakinnya, jika Ella yang memberi tahu tempat dimana mereka tinggal.
"Semua senjata aku, bukanya kamu yang sita. emang bisa nembak dengan tangan?" Ella menarik salah satu alisnya. kelopak mata ikut tertarik. tatapan sedikit kesal pada Brian.
Brian menarik bibir bawahnya ke dalam sela-sela giginya. dia masih fokus pada tatapan matanya yang sibuk melihat ke belakang. memastikan jika orang aneh itu terus mengejarnya.
Ella, dengan santainya. meletakkan kedua kakinya di atas dasbor mobil. Dan, wajah yang terlihat datar. meski keningnya terluka dia terlihat acuh tak acuh.
"Kamu yakin tidak kenal dengan mereka?" Tanya Brian pada Ella. Wanita di sampingnya itu tampak terlihat sangat santainya. bahkan dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi tadi. bahkan hanya menggerutu tak jelas, saat mengemudi dengan kecepatan tinggi.
"Tidak!" Jawab datar Ella.
"Lupakan soal orang tadi. lagian sekarang kita sudah aman. Dan, Kak Brian memangnya kita mau menunggu siapa?" Tanya Aron.
"Nanti, kamu juga akan tahu." Brian mengamati sekelilingnya. Tak lama sebuah mobil warna hitam yang sangat familiar di kedua matanya. iya, itu adalah mobil sosok teman yang saat ini dia tunggu. Tanpa banyak bicara. Brian keluar dari mobilnya. Dia segera menghampiri mobil hitam itu. Bukanya keluar dari mobil. Sosok yang bagi Aron dan Ella sangat misterius itu tampak tak mau menunjukan batang hidungnya.
Brian masuk ke dalam mobil orang yang sama sekali tak di kenal oleh Aron dan Ella. Bahkan kaca mobil dari depan juga tak terlihat. Hanya terlihat kaca berwarna hitam pekat.
"Siapa orang itu?" tanya Ella penasaran.
"Kalau aku tau pasti aku juga bilang padamu. Aku juga tidak mau juga ngurusin orang lain. Memang butuh keribetan atau gimana." Gerutu Aron.
"Tidak" ucap Ella, dia terlihat merasa ada yang aneh dengan mobil itu. Pandangan matanya bukan tertuju siapa orang di dalam mobil itu. Sosok lain yang terlihat jelas, apalagi dia adalah sosok sniper.
"Eh.. Kamu tahu tidak dimana senjata aku sekarang?" Ella menoleh ke belakang. dia melipatkan tangan kanannya di atas jok mobilnya Dia menoleh ke arah Aron yang duduk santai menyandarkan punggungnya. sementara Brian belum juga kembali.
"Memangnya kenapa?" Tanya Aron.
"Katanya dia suruh bantu. Sekarang aku akan bantu dia dari jauh." Kata Ella.
"Itu bukan urusan aku. Kamu bilang saja pada Brian. jangan padaku. Aku masih anak-anak tidak tahu apa-apa." Jawab Aron. Pandangan mata fokus pada Ella. Dia mencoba melihat apa yang ada di pikiran wanita itu.
Siapa dia? siapa yang bertemu dengannya? Apa aku harus cari tahu tentang dia. Sepertinya memang aku harus segera pergi dari tahu tentangnya.
"Apa yang kamu katakan?" Tanya Aron. Dia beranjak duduk tegap menggerakkan kepalanya pelan, menoleh ke arah Ella yang dari tadi terus menatap kedepan.
"Memangnya apa yang aku katakan?" Tanya Ella. "Dari tadi aku hanya diam." Jelas Ella. Dia melirik sekilas Kearah Aron. mengerucutkan bibirnya. Sesekali menahan amarah yang luar biasa pada dirinya. dia ingin segera pergi. Namun wanita di sampingnya selain saja membuat pikirannya semakin kacau.
"Gimana? Gimana. Apa yang kamu katakan tadi?" Tanya Aron.
"Bisa diam tidak. Jangan suka membaca pikiran orang. Tidak sopan. Setiap apa yang kamu lakukan. Tidak semua harus dibilang." Kesal Ella.
"Aku paham, tapi apa yang kamu katakan membuat aku merasa kesal. Jika kamu terus baca pikiran orang. Aku tidak akan tinggal diam." Kata Ella. Ella beranjak dari mobil itu. Dia melangkah keluar. Lalu menutup pintunya kembali. Tanpa pedulikan Aron yang masih berada di sana.
"Kamu sudah dewasa, kan. Kamu bisa melakukan segalanya sendiri. Jangan pernah ganggu aku. Lama-lama muak aku sama kamu." Kata Ella. Membersihkan semua yang pernah di ada di pikirannya. Apalagi harus berdekatan dengan Aron yang gak punya sopan santun itu membuatnya kesal. Dia selalu saja membaca pikirannya.
"Memangnya aku salah?" Tanya Aron pada dirinya sendiri.
Berbeda dengan Aron. Brian masih berbicara dengan Alex temannya. dia terlihat serius membicarakan berbagai hal. Dan Ella terus mengawasi sekitarnya. dia melihat ada sosok yang mengincar mereka dari jauh. Sementara mereka bahkan tidak tahu itu.
Ella melipat kedua tangannya di atas dadanya. Dia berdiri punggung menyadari di body mobilnya. Dia memainkan bibir menatap sekitarnya. Tak sabar lagi menunggu pembicaraan mereka yang terlalu lama. Bahkan sniper sudah mulai mengaktifkan tembakannya. Makan riwayat mereka tidak tahu lagu bagaimana.
Ella melangkahkan kakinya pergi. Segera berjalan menghampiri Brian yang masih berada di mobilnya.
"Apa yang kamu lakukan?'' tanya Ella. dia mengetuk jendela mobilnya berkali-kali.
"Hey..." Alex dan Brian melirik ke arah kaca mobilnya. Kedua mata mereka melebar saat melihat sosok wanita yang mencoba mendekatkan wajahnya. Mengintipnya dari balik kaca jendela yang terlihat gelap dari luar.
"Siapa dia?" tanya Alex.
"Dia temanku. Tenang saja. Dia dalam pengawasanku sekarang." Kata Brian.
"Kamu dapat wanita itu dari mana. Lihatlah, dia begitu lucunya. Kenapa melakukan hal itu. Dan siapa dia?" Tanya Alex. Dia terus menatap ke arah kaca mobil. Perlahan mulai membukanya jendela kaca mobilnya.
"Buka cepat sekarang." Kata Ella.
"Apa maksud kamu?" Tanya Brian bingung.
"Cepat keluar sekarang. Atau setidaknya kamu segeralah pergi dari sini." Ucap Ella. Pandangan mata berkeliling. Melihat siapa yang mencoba mengawasi dirinya.
"Ada sniper." Kata Ella.
"Sniper?" Tanya Brian.
"Jangan bercanda" saut Alex.
"Kamu bilang aku bercanda. Bisa di coba kalau kalian tidak ingin mati konyol disini. Segeralah pergi. aku akan bawa mobil kami. Dan, kalian pergilah lebih dulu." jelas Ella kesal. Dia menghela napasnya kesal jika tidak percaya dengan apa yang dikatakan olehnya. Alex mengerutkan ujung matanya. Mengamati setiap gerak-gerik Ella.
"Sepertinya apa yang dia katakan benar. Kemarin dia sempat terancam nyawaku gara-gara tembakan yang entah dari mana." Ucap Alex.
"Nah, mungkin memang kamu yang di incar dia sekarang. Bahkan, mereka sampai tahu. Jika kamu pergi kemana saja. Tidak hanya aku yang terancam sekarang." Kata Ella panik. Sinar merah saja terlihat lebih jelas di bagian depan mobilnya. Pantulan itu terlihat di mata Ella.
"Pergilah!" Pinta Ella.
"Oke.." Alex segera menyalakan mesin mobilnya. Dia segera pergi dari sana. Mobil itu mulai melaju pergi menjauh. Sementara Ella berlari kembali ke mobil Aron. Dia berjalan pergi menjauh dengan tatapan mata yang mulai manajam. Fokus pada jalanan di depannya. Ella menyalakan mesin mobilnya. Segera menjalankan gas perlahan.
"Ada apa?" Tanya Aron yang masih duduk di dalam mobilnya.
"Kita pergi dulu sekarang. Dari tempat yang sangat aman." Kata Ella.
"Baiklah terserah!" Jawab Aron.