37. Pertanyaan Bu Dean

1525 Kata

Suaraku terasa tercekat di tenggorokan. Otakku blank, mendadak tidak bisa berpikir apa pun. Tangan halus dan hangat itu masih menggenggamku, dan ketika aku menatap pemiliknya, senyum super cantik menyambut dengan begitu ramah. “Mau, ya?” tanya Bu Dean setengah menarikku. “Harus mau.” Aku tidak bisa berkutik ketika Bu Dean mengapit tanganku dan mengajakku jalan. Mataku mengerjap beberapa kali, mencoba menyadarkan diri kalau ini benar-benar kenyataan. “Mbak Karin, have a nice lunch!” Seru Mega pelan, tetapi penuh penekanan. Aku menoleh ke arahnya, dan dia segera mengangguk mantap. Jantungku masih tak terkendali sampai akhirnya Bu Dean berhenti di depan suami dan anaknya. Jangan tanya bagaimana aku sekarang, aku benar-benar masih menganggap ini hanyalah mimpi di siang bolong. “Mama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN