Aku tiba di Jogja kurang lebih pukul setengah lima pagi hari. Aku dijemput Mas Athar karena dia dan Mbak Via sedang menginap di rumah. Memang sejak menikah, Mbak Via dan Mas Athar tinggal di rumah sendiri meski lokasi rumah mereka tidak jauh dari rumah Ayah dan Ibu.
Sebenarnya aku pulang sekarang ada baiknya. Sekalian aku menjenguk anak pertama Mbak Via dan Mas Athar yang lahir kurang lebih satu setengah bulan yang lalu. Aku belum sempat membahas ini karena sebelum aku terkena masalah di perusahaan, aku terus disibukkan dengan pekerjaan.
“Matamu kok kaya bengkak gitu, Dek? Habis nangis po?” tanya Mas Athar ketika dia membantuku memasukkan koper ke dalam bagasi mobil.
“Enggak, kok, Mas. Kurang tidur aja.”
“Kirain nangis.”
“Nangisnya kemarin, Mas, waktu ditelepon Ibu.” Aku tidak bo
