31. Sebelum Pulang

1305 Kata

Lima menit berlalu, aku hanya menangis dan tak mengatakan apa pun. Pak Dipta juga masih diam saja dan hanya terus memelukku. Aku tidak menyangka kalau dia sudah pulang dari Kuala Lumpur dan langsung menyusulku ke stasiun. Aku merasakan bajunya agak lembab, barangkali itu keringat. Namun, entah kenapa aku tidak mencium bau tak sedap. Badannya masih wangi meski sudah tak terlalu segar. “Maafkan saya, Rin ...” lirih Pak Dipta akhirnya. Dia melonggarkan pelukan, mendorongku pelan, lalu menarikku untuk sedikit menjauh. Ah, iya. Mega, Kiki, dan Mas Gilang pasti menyaksikan aku dan Pak Dipta berpelukan. “Apa yang kamu rasakan saat ini, Rin?” tanyanya sembari mengusap air mataku yang masih belum mau berhenti. “Saya minta maaf karena baru mengetahui ini tadi siang.” “P-pak Dipta langsung p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN