Aku baru saja sampai di depan sebuah kafe untuk bertemu dengan Pak Yosef. Dari pesan yang dikirimkan Pak Yosef, aku bisa menarik kesimpulan kalau ia tertarik dengan cerita-cerita yang kutulis. Yasa sampai rela meluangkan waktunya untuk menemaniku bertemu dengan Pak Yosef. Jika boleh kukatakan, Yasa masuk ke dalam golongan pria yang lumayan posesif. Selama ia bisa, ia akan meluangkan waktunya untukku. Yasa juga tak akan membiarkanku pergi sendiri selama ia bisa mengantarku. “Saya tertarik sama cerita kamu, Na. Kebetulan cerita kamu yang saya suka belum terbit. Tapi, saya lihat ada peluang di cerita kamu,” ucap Pak Yosef. “Sama sekali nggak masalah walaupun belum cetak. Kita bisa langsung buat script yang based on story.” “Kalau saya boleh tau, cerita mana yang menurut Bapak menarik untuk