“Mel, kamu nggak keberatan kan kalo semuanya kita akhiri di sini?” ucapku pada Amel. Ucapan Tatjana saat itu terus terngiang di telingaku. “Ciye, kamu seriusan? Aku sih nggak masalah, Yas. Toh di antara kita nggak ada perasaan sama sekali. Hanya sekedar hubungan yang saling menguntungkan. Bener, kan?” “Aku ngomong ini karena harus ada kesepakatan di antara kita berdua. Dulu, pertama kali kita ngelakuin ini juga atas kesepakatan aku sama kamu, kan?” “Iya, Yasa. Aku paham. Aku mau tanya sesuatu. Kamu sama cewek itu udah sepakat berkomitmen atau gimana, sih?” “Belum. Aku masih dalam tahapan untuk bisa mengenal dia lebih dekat.” “Apa dia sanggup, Yas? Kamu banyak kerja di dunia hiburan selain di restoran kamu. Dia bukan dari kalangan orang kayak kita kan, Yas?” Apa yang baru saja dikatak