Puas tergelak, Jonas pun terbatuk-batuk. Sudah sangat lama ia tidak tertawa lepas seperti itu. kalaupun ia bisa tertawa, hanya dua hal yang membuatnya tertawa. Pertama karena pengaruh alkohol. Ke dua karena terpaksa harus terlihat bahagia di depan ke dua orang tuanya. Namun saat ini sangatlah berbeda. Jonas dengan kesadarannya sendiri tertawa dari hati. Ia baru merasakan kebahagiaan lagi setelah semua itu hilang semenjak ibu dan ayahnya menolak mentah-mentah hubungannya dengan Angel. “Sudah selesai tertawanya?” tanya Amanda seraya terus memandangi Jonas. “Kenapa?” “Jangan katakan kalau anda tidak ingin memberiku makan.” Amanda melipat ke dua tangannya di depan d**a. Jonas ingat jika ia sudah mengulur waktu sarapan mereka cukup lama. “Okay ... kita akan makan bersama, di sana.” “Di s