Jakarta, Kediaman Amanda. Amanda sangat berbinar ketika mendapat kabar dari suaminya perihal keputusan ayah dan ibunya yang bersedia untuk tinggal bersama mereka di Jakarta. Berkali-kali ia melabuhkan pandang ke arah Syarief dan membayangkan jika keceriaan sang putra akan segera kembali. “Sayang, coba tebak mama bawa kabar apa buat Syarief.” Amanda menghampiri putranya yang tengah asyik menonton televisi di ruang keluarga. Ia tengah menyaksikan film upin dan ipin kesukaannya. “Memangnya mama bawa kabar apa?” Syarief mengalihkan pandangannya yang semula ke arah televisi, kini beralih ke arah Amanda. Karakter Syarief sendiri memang sengaja dibuat tidak cadel di sini agar pembaca menikmati percakapan yang ada. Beberapa teman pembaca maupun penulis terkadang kurang nyaman dengan kaeakter y