please

2618 Kata
Elang menahan nafasnya kuat menanti jawaban atau sahutan yang akan keluar dari mulut mamanya, Elang takut mamanya akan menolak ucapannya barusan, karena apabila mamanya menolak, maka hubungannya dengan Inara akan kacau. Dan Elang tidak mau hal itu terjadi! “Ma… bagaimana, apa mama setuju?”Ucap Elang pelan dan tak sabar. Elang takut istrinya Inara segera bangun dari tidurnya, dan bisa mendengar obrolannya dengan mamanya. “Ma….” “Mama… setuju, dan mama mau punya 3 cucu…”Ucap Sarah dengan wajah yang tersenyum ceria, membuat anaknya Elang kontan menghembuskan nafasnya lega. “Ya, 3 cucu akan Elang berikan untuk mama. Nanti Elang dan Sabila akan program bayi kembar, maksudnya akan langsung program bayi kembar setelah selang 4-5 bulan Sabila melahirkan, “Ucap Elang dengan tatapan menerawannya, mendapat anggukan dari Sarah. Sarah yang saat ini sudah terlihat gerah dari dudukkannya, dan Sarah juga yang sudah bangun dari dudukkannya, menoleh ke sana kemari dalam ruang keluarga mewah rumah anaknya, mencari seseorang, tapi seseorang itu tidak Sarah temukan batang hidungnya. “Apa yang mama cari?”Elang membuka suara. Dan Elang menahan nafasnya kuat, melihat wajah mamanya yang terlihat amat kesal dan penuh amarah. Sungguh, mamanya adalah orang yang moodnya dalam waktu seperkian detik gampang berubah-rubah. “Mana, istri cacatmu?”Tanya Sarah dengan nada suara yang amat sinis. Pasalnya, Sarah sangat benci pada Inara. Sudah orang miskin, yatim piatu pula harus bersanding dengan anak sematawayangnya yang sempurna, dan dulu Sarah karena sangat mencintai anaknya Elang, menerima Inara apa adanya, tapi setelah 2 tahun Inara, tak kunjung memberinya cucu, membuat Sarah eneg dan benci Inara. Inara yang sedikitpun tidak ada kelebihan dalam hidupnya kecuali wajah cantikinya yang banyak di miliki oleh wanita lain yang lebih sempurna di luar sana. “Mah, tolong. Bukannya kita barusan sepakat…” “Ya, ya, ya…. Mana Inara?”tanya Sarah dengan wajah sewot. Melihat wajah sewot mamanya, mau tidak mau, Elang tertawa pelan… “Lagi tidur, Ma…” “Sudah tak guna, pemalas lagi istrimu itu…” “Inara aku bawa kerja kemarin, tiba-tiba relasi yang dari Korea telfon Elang, mengabarkan kalau dia ada di Indonesia, kita ketemuan, dan kami pulang pukul 3 pagi….”dusta Elang dengan raut yang sangat yakin dan serius. “bela saja terus…”Sewot Sarah lagi, kali ini, Elang terlihat menghela nafas panjang. “Mama haus..” “Sial! Kemana para pembantu…” “Sudah mama usir, main di luar dulu semuanya…”Potong Sarah cepat ucapan anaknya, yang hampir mencaci para pembantu yang sudah banyak membantunya, Sarah tidak mau anaknya dzolim. “takut mereka dengar pembicaraan kita…” “Dan mama harap, andai istrimu nggak tidur, semoga dia nggak sengaja dengar ucapan kita, kamu yang akan nikahi sabila, sabila yang hamil anakmu, biar dia diam-diam kabur di belakang kamu karena sakit hati…” “Maaaa, cukup, Ma. Jangan sampai Inara tahu jangan sampai!...”Ucap Elang frustasi dengan Sarah, yang melenggang dengan santai meninggalkan anaknya yang entah kenapa bisa cinta mati pada Inara yang lebih banyak kekurangannya di banding kelebihannya untuk menuju dapur. Andai, anaknya Elang mau menikah dengan Larasati anak saabatnya 7 tahun yang lalu, mungkin Sarah tidak akan sejulid ini sebagai seorang ibu dan seorang mertua untuk menantunya. ***** Sudah 6 bulan lamanya, baru hari ini lagi, Sarah datang berkunjung ke rumah anaknya, anak lah yang wajib mendatangi orang tua, kalau bisa setiap hari, dan andai di rumah besar ini ada cucunya, Sarah rela, yang datang berkunjung ke rumah anaknya setiap hari bahkan ikut tinggal di sini, tapi sayang, satu cucupun belum Sarah dapatkan dari anaknya Elang. Dan lupakan hal itu, Sarah saat ini sedang tersenyum-senyum melihat tata letak dapur anaknya Elang, dari interior, barang dan alat untuk keperluan masak, semuanya masih sama seperti yang Sarah atur 6 bulan yang lalu, dan satu kelebihan Inara. Inara itu tipe anak yang penurut. Hanya itu… Dan ah, satu lagi, kopi dan teh buatan Inara sangat enak, entah mantra apa yang Inara baca ke dalam kopinya, sehingga terasa enak di lidah Sarah yang pecinta kopi sejak Sarah umur 17 tahun. Dan dari umur 17 tahun, Sarah sangat suka dengan kopi s**u, tapi di saat Sarah umur 40 tahun, Sarah berubah haluan menjadi suka kopi sachet ABC, yang awalnya Sarah pertama kali minum saat Sarah menghadiri kegiatan agama di tempat ibadah di komplek rumahnya, dan… Sarah ingin meminum kopi abc saat ini, sehingga Sarah dengan langkah santai, berjalan menuju rak tempat kopi kesukaannya di simpan…. Dan Sarah tersenyum, melihat mungkin ada 5 renteng Inara menyiapkan kopi kesukaannya…. “Andai kamu nggak mandul, aku nggak benci kamu sebenarnya, Inara….” Ucap Sarah dengan nada menyesalnya akan kondisi rahim Inara yang sangat payah. Sarah kali ini berjalan menuju dispenser, tapi baru sekitar 3 langkah Sarah melangkah, langkah Sarah terhenti, karena sial! tiba-tiba sarah merasa ingin pipis. Membuat Sarah meletakkan begitu saja cangkir yang sudah berisi bubuk kopinya di atas westafel, Sarah ingin ke toilet. Tapi, sekali lagi, hampir saja Sarah melangkah untuk menuju toilet. Kaki kanan Sarah hanya melayang di udara di saat kedua mata Sarah yang bulat jernih, tak sengaja melirik kearah tempat sampah kering yang di isi oleh beberapa lembar tisu, dan juga di isi oleh dua testpack. Dan ya… melihat ada testpack di sana, sontak Sarah langsung menunduk untuk mengambil dua testpack itu, dan sial! Di saat testpack itu sudah ada di tangan Sarah, entah kenapa jantung Sarah rasanya ingin meledak di dalam sana… “Ini testpack punya siapa, punya Inara, kah?”ucap Sarah penasaran siapa pemilik testpack ini dan apa hasil dari testpack yang ada di tangannya sat ini. Apakah negative atau positive ? *** Sudah 15 menitan ibunya ke dapur, kenapa lama sekali? Elang yang takut ibunya kenapa-napa, misalnya terpeleset, dan tersiram air panas tangannya, dengan panic berlari menuju dapur, dan haaaaaa, Elang menghembuskan nafasnya lega, melihat ibunya yang berdiri membelakanginya saat ini, terlihat baik-baik saja. Tapi, sekali lagi, kenapa lama sekali sih ibu menyeduh kopinya? “Mama….”Panggil Elang dengan nada lembutnya, dan s**t! Elang menahan nafasnya kuat, melihat wajah mamanya yang terlihat sangat amat tak enak di pandang saat ini, terlihat kusut, luyuh, dan kesal. Semua ekspresi menyebalkan dan marah ada di wajah mamanya saat ini. Ada apa? “apa ada yang terjadi? Tangan mama terkena air panas…” brak Ucapan Elang terhenti telak di saat mamanya tiba-tiba melempari wajahnya dengan sesuatu yang kecil dan panjang, dan ternyata sesuatu yang kecil dan panjang itu adalah dua buah testpack, melihatnya, membuat tubuh Elang menegang kaku, dan Elang reflek menunduk untuk mengambil dua testpack itu yang dengan pintar dan mudah, Elang tebak adalah milik istrinya Inara, karena pasti mama menemukan testpack itu di dapur, jadi ini hal yang membuat lama mamanya. Tapi, hasilnya apakah…. Hampir saja, Elang melihat hasil dua tetspack itu, tapi urung Elang lakukan di saat mamanya Sarah… “mandul tetap mandul, lihat! Hasilnya tetap garis satu!”teriak Sarah geram, mendengarnya, membuat tubuh Elang menegang kaku, dan untuk membuktikan ucapan mamanya yang terdengar kecewa sekaligus marah, Elang ingin melihat sendiri. Da elang menahan nafasnya kuat, melihat hasilnya… yaitu garis satu, sakit dan kecewa hati Elang mengetahuinya… “Mandul tetap mandul…” “Kita sudah sepakat, Ma. Jangan menghina istriku lagi,”Ucap Elang tegas, dan Elang tanpa kata pamit pada mamanya, elang melenggang pergi meninggalkan mamanya yang terlihat semakin kesal. Elang butuh mandi, kepalanya terasa ingin pecah saat ini. Kenapa testpack tadi tidak garis 2? Kan andai garis 2, nanti setelah anak pertamanya dengan Sabila lahir, elang tidak akan capek-capek lagi untuk berhubungan dengan Sabila, yang bisa saja di ketahui oleh Inara nantinya, Inara marah, lalu bisa saja Inara meninggalkannya… Tidak! Tidak! Elang yang hampir menjangkau handel pintu kamarnya, terlihat menggelengkan kepalanya kuat, mana berani, El. Inara melepaskan suami sekaya, setampan dan sebaik kamu…. Walau kamu sudah punya anak dengan wanita lain sekalipun….bisik batin Elang penuh percaya diri. Iya, kan? Inara nggak akan bisa hidup tanpa dirinya dan juga tanpa harta darinya! ***** Inara merasa tidak enak badan dan mual-mual hari ini, membuat Inara memutuskan untuk datang memeriksakan dirinya ke dokter kandungan untuk pertama kalinya, seharusnya di saat Inara tahu dirinya hamil 7 hari yang lalu, Inara langsung memeriksakan kandungannya, tapi setelah semua fakta tentang suaminya yang Inara ketahui, Inara lebih mementingkan semua rencananya dulu, membuat Inara merasa sangat bersalah pada calon anaknya di dalam sana. Dan hari ini, untung saja suaminya kerja, bahkan akan pulang malam, karena laki-laki itu beralasan dia akan lembur, kantor sedang sibuk-sibuknya hari ini karena Sabila sudah resign bahkan sejak 4 bulan yang lalu katanya, tapi surat resign nya baru di setuju oleh Elang 3 hari yang lalu, dn Inara iyakan saja kebohongan besar suaminya. “ssssttt”ringisan sakit, keluar begitu saja dari mulut Inara, Inara yang sudah duduk di kursi tunggu atau antri, dari sekian banyak ibu hamil, mungkin ada sekitar 25 an ibu hamil yang duduk bersamanya saat ini, dan melihat para ibu hamil itu, membuat Inara rasanya ingin menangis. Karena hanya dirinya, dirinya seorang yang datang tanpa ada sosok suami yang menemani dan mendampingi. Bahkan air mata dalam sekejap sudah mengumpul cepat di kedua mata Inara, sedikit saja Inara menutup matanya, maka air matanya akan membasahi pipinya. Pedih, sesak, sakit hati Inara untuk anak yang ada dalam perutnya saat ini…. “yang sabar, Mbak…”Ucap suara itu lembut sekali, membuat Inara tersentak kaget, karena bahunya juga tiba-tiba di tepuk lembut oleh seseorang. Inara menoleh cepat keasal pemilik suara, ternyata seorang perempuan muda yang ada di samping kanannya, pemilik suara barusan. Perempuan muda, cantik yang bahkan sedang melempar senyumnya pada Inara saat ini… “Kamu siapa….” “Saya Kiara, tunangan dari Mas Rangga…”potong perempuan muda yang mengaku bernama Kinan ucapan Inara. Inara yang terlihat sedikit kaget saat ini di tempat duduknya. “Pak Rangga?” “Iya, Mas Rangga, eh dokter Rangga atau anak Pak Jamal. Kita nggak sengaja lihat mbak di loby, tapi Mas Rangga lagi buru-buru, di suruh lah aku untuk temani, Mbak….” “Jangan sedih lagi….” “Kamu juga sudah tahu tentang aku…” “Maaf, Mbak…. Ya, dari Mas Rangga, tapi nggak semuanya….” Ting nong “atas nama Ibu Salsabila Siddiq, silahkan masuk, Bu….” Suara bel dua kali, dan panggilan nama pasien yang beruntung mendapatkan antrian nomor 1 di dokter kandungan yang professional dan nomor satu di kota ini, memotong telak ucapan Kiara, dan berhasil membuat Inara juga menoleh keasal suara, tapi dalam waktu dua detik, Inara melihat kearah asal suara dan melihat pemilik nama yang tidak asing dan sangat Inara kenal siapa pemiliknya, Inara membuang cepat wajahnya kearah lain. Di saat Sabila yang di maksud adalah benar, Sabila sekertaris suaminya, Sabila selingkuhan suaminya, dan Sabila yang sedang mengandung anak suaminya, dan sakit…. Sakit hati Inara melihat…. Melihat tak hanya ada Sabila, tapi ada suaminya juga di samping Sabila yang saat ini terlihat merangkul mesra dan possesive pinggang Sabila…. Suaminya yang memakai masker dua lapis, kacamata besar dan hitam tapi tetap saja Inara mengenalinya, itu suaminya….. “Mbak Inara…” brak Sekali lagi, ucapan Kiara, di potong telak oleh Inara yang tiba-tiba menenggelamkan wajahnya di belakang punggung Kiara. Kiara yang kebingungan dengan Inara yang jantungnya rasanya ingin meledak di dalam sana, Karena Elang yang membelakanginya, tiba-tiba menoleh kearahnya… tapi, untung saja dengan cepat dan gesit, Inara menyembunyikan wajahnya di belakang punggung Kiara…. Dengan agak susah payah…. Sedangkan di dalam ruangan dokter Mariana, Elang dan juga Sabila terlihat saling menatap satu sama lain dengan tatapan penuh haru dan cinta. Mendengar suara detak jantung bayi mereka untuk pertama kalinya. Dan acara tatap-tatapan sambil pegangan tangan Elang dan Sabila yang masih berbaring di atas bed terputus di saat dokter Mariana… “Selamat ya, Pak, Buk. Bayi bapak dan ibu sangat sehat di dalam perut ibu…” “Terimah kasih banyak, Dokter….”Ucap Elang dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca…. Inara sayang, bayi kita kata dokter, sehat dan kuat sayang… teriak batin Elang sangat-sangat bahagia di dalam sana… **** “Kamu mau makan apa, Sa?”Tanya Elang dengan nada yang lembut sekali pada Sabila yang tengah baring malas di atas sofa sambil memainkan ponselnya. Ya, tidak ada hari sibuk di kantor, semua bohong, bohong besar Elang pada istrinya Inara. Dan memang sibuk, tapi sibuk di rumah Sabila yang saat ini tidak ada siapapun, sengaja di buat kosong oleh keluarga besar Sabila, agar bos besar anak mereka semakin kecantol anak mereka. Dan melupakan istrinya yang mandul itu. “Sabila, kamu mau makan apa? “ “Selain makanan pokok, kamu harus makan camilan sehat….” “Mau di peluk kamu, Mas.” “Boleh?”cicit Sabila pelan sekali, dan Sabila tersenyum senang mendapat anggukan lembut dari Elang. Dan langsung saja, dalam sekejap, tubuh Sabila dan Elang sudah berbaring di atas sofa sempit itu, ah lebih tepatnya, Sabila yang berbaring di atas tubuh tinggi tegap milik Elang. Elang yang sedang memeluk wanita lain, tapi sumpah…. Pikiran Elang saat ini, tertuju penuh pada istri tercintanya, Inara… Inara, sekali lagi, kita akan punya anak, sayang…. Bersabar lah, 6 bulan lagi, aka nada suara bayi yang akan mengisi kesunyian rumah kita…. ***** Inara tidak jadi memeriksakan kondisinya di dokter Mariana, karena setelah melihat Eland an Sabila laknat masuk ke dalam ruangan dokter Mariana, Inara langsung beranjak bangun dari dudukannya, yang di ikuti dengan patuh oleh Kiara. Kiara yang saat ini, duduk di samping Inara. Menanti dengan tak sabar, kata-kata yang akan kekuar dari mulut dokter Alex tentang kandungan Inara, yang sudah melakukan serangkaian pemeriksaan 7 menit yang lalu. “Mbak Inara….”Panggil Dokter Alex hangat, mendapat anggukan cemas dari Inara. Dan melihat raut cemas, Inara. Dokter Alex tersenyum. “Jangan cemas, Bu Inara. Tidak ada yang harus ibu khawatirkan….”Ucap Dokter Alex hangat. Lembut juga. Membuat Inara mendesah lega. “Sayang, tidak ada suami ibu yang ikut mengantar, supaya kabar bahagia, bisa langsung…” “suami saya sudah meninggal dokter….”Potong Inara cepat ucapan dokter Alex dengan raut wajah sedihnya,. Membuat Dokter Alex terlihat merasa bersalah di depannya. “Maafkan saya, Bu Inara…” “Tidak apa-apa, dokter. Bagaimana dengan anak saya…” “Selamat bu Inara. Bayi anda sangat sehat dalam perut anda, dan rasa mual yang anda rasakan, wajar. Karena anda sedang hamil muda, dan untuk menghilangkan rasa mual anda, pilih makanan dengan hati-hati, hindari yang bisa memicu anda mual-mual, perbanyak makan camilan, seperti beberapa biscuit atau sepotong roti panggang, kentang, dan anda bisa minum the mint juga ya, Bu Inara…” “Dan sekali lagi, selamat bu. Andai ibu ingin saya menjelaskan di saat proses usg tadi, pasti sejak tadi ibu akan mengetahui, kalau ibu saat ini tengah mengandung anak kembar, sekali lagi, selamat bu Inara….” Ucapan panjang dan ucapan terakhir dokter Alex, membuat tubuh Inara menegang kaku. Benarkah, iya hamil anak kembar? “Anak kembar dokter?”cicit Inara gugup…. “Ya, anda mengandung anak kembar, selamat, sekali lagi, Bu Inara….” Inara? Saat ini terlihat tersenyum lebar. Persis, apa yang di inginkan oleh Inara. Hamil anak kembar kalau bisa kembar 4, tapi kembar 2 saja saat ini, Inara sudah sangat bersyukur. Semakin banyak anaknya dengan Elang, maka semakin banyak juga pasukannya yang akan membantu ia membalas rasa sakit hatinya pada laki-laki j*****m itu nanti…. Dan ada satu hal penting yang ingin Inara tanyakan pada Dokter Alex saat ini, yaitu…. “Dokter, saya mau bertanya, 4 hari lagi saya akan naik pesawat, dari kota ini ke Kalimantan dengan hamil anak kembar seperti ini, apakah tidak apa-apa, Dokter? Apa tidak membahayakan anak-anak saya?” “Bisa, Bu Inara. Anda bisa…” “Terimah kasih banyak, Dokter…” 3 hari anak-anak, adalah sisa hari kalian berada di sekitar bapak laknat kalian, jadi sehat-sehat dalam perut mama, dan kalian akan mama munculkan suatu saat nanti, untuk membalas rasa sakit hati mama pada ayah laknat kalian….. ada di pihak mama, ya, kalian nanti….. please.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN