11. andai kamu tidak mengkhianatiku

1174 Kata
Sial! Kalau tahu ia akan berpapasan dengan Pak Rangga, ah… bukan berpapasan, tapi tak sengaja bertemu di restoran yang sama, Inara akan menolak tegas permintaan suami bejatnya, yang mengajak mereka makan malam yang sudah bukan jam nya lagi, dan tak hanya berpapasan, tapi saat ini Pak Rangga dengan kurang ajar dan santainya, langsung mendudukkan dirinya, di kursi yang seharusnya tempat duduk suaminya, yang suaminya tinggal untuk mengangkat panggilan penting dari relasi bisnisnya, katanya. Dan sudah Inara usir dengan ekpresi sebiasa mungkin Pak Rangga, tapi Pak Rangga masih tak bergeming di tempatnya, dengan senyum penuh artinya, dan sudah tidak ada pilihan lain, menampilkan wajah garang dan tegas tidak mempan pada Pak Rangga. Maka, Inara akan menampilkan wajah memelas dan mengibanya saat ini. “tolong, segera pergi, sebelum dia sadar akan keberadaan anda…” “Akting kamu bagus juga, ya. Dan kamu kuat banget, nggak yakin saya, suamimu sedang ngobrol dengan relasi bisnisnya, tapi pasti dia ngobrol dengan…” “Selingkuhannya.!”potong Inara tajam ucapan Rangga. Rangga yang sialan! Masih menampilkan wajah santainya. “saya permisi, Mbak Inara… Terimah kasih banyak sudah…” “Kamu siapa?”Tanya suara itu tajam, memotong telak ucapan Rangga yang sudah bangun berdiri dari dudukannya. Dan dengan gerakan santai, Rangga yang menatap Inara dengan tatapan yang amat lembut, menoleh dengan gerakan santai kearah Elang yang wajahnya terlihat merah padam dan menyeramkan saat ini. “Kamu siapa, sialan!? Kenapa lancang duduk dengan istri orang…” “Saya orang yang awalnya ingin menjadikan Inara istri saya, karena dia….” “tidak, dengarkan dulu, semua ucapan saya!”Ucap Rangga dengan bentakan tertahannya, dan bahkan Rangga juga menahan kepalan tangan Elang yang hampir meninju wajahnya. “Pergi, sialan! Jangan membuatku semakin marah…” “Inara baik. Mau tolong saya orang asing sore tadi, membayarkan belanjaan saya karena dompet saya jatuh entah dimana, dan saya mengatakan kamu cocok jadi istriku, tapi Inara menolak telak saya, karena dia hanya mencintai suaminya…” “Puas kamu, sialan!” “Enyah dari hadapanku!”desis Rangga dingin, dan Rangga juga menghempas kasar tangan Elang yang ia tahan sedari tadi. Tangan Elang yang wajahnya, sudah tak semerah dan semenyeramkan tadi. Dan rangga, tanpa menunggu jawaban atau sahutan dari Elang, dan tanpa pamit pada Inara yang membeku kaku, menahan malu karena jadi pusat perhatian orang, langsung melenggang pergi begitu saja. Semenit, dua menit, dan menit ke tiga, tak tahan dengan keheningan, Inara membuka suara…. “Aku malu, Mas . sangat amat malu…”Cicit Inara pelan, sambil menghapus air mata yang sudah mengalir di sudut matanya. “Kamu nggak percaya sama aku….” “Itu karena aku sangat mencintai kamu, takut kamu di ambil orang, takut kamu meninggalkan aku…”Potong Elang frustasi ucapan Inara. Bahkan Elang juga, saat ini, terlihat menghapus kasar, air mata yang sudah mengalir di sudut matanya. Inara? Hanya diam. Lebih tepatnya, pura-pura diam, sambil menahan muntah, mendengar ucapan bohong dan dusta yang keluar dari mulut suaminya, suami bejatnya yang saat ini, terlihat bangun dari dudukannya, entah ingin pergi kemana lagi saat ini…. Dan Inara sumpah, sangat malas sekali, untuk bertanya… “Aku ijin ke kamar mandi, maafkan aku, dan sumpah, aku sangat menyesal mengangkat panggilan sialan dari Pak Alan beberapa saat yang lalu…” Ucapan dengan nada frustasi, Elang. Masih, hanya di balas kebiusan oleh Inara. Dan melihat istrinya yang hanya diam, Elang…. Berjalan mendekati istrinya, dan Elang dalam waktu seperkian detik…. Cup! Mengecup sayang dan penuh cinta kening Inara. Yang diam-diam, di balas Inara dengan tawa miringnya tanpa Elang tahu dan sadari… Andai, kamu nggak mengkhianatiku, mungkin aku adalah perempuan yatim piatu yang sangat beruntung dan bahagia di dunia ini, di cemburui oleh suami tampan dan kaya sepertimu, Elang. Dan di kecup dengan penuh cinta keningku olehmu orang terpandang di kota ini, di depan orang banyak… Tapi, sayang, kamu selingkuh, dan semua sikap manismu, terasa amat pahit ku terima… teramat jijik juga kurasakan… ***** Tidak ada Elang yang ke toilet, karena Elang dengan wajah yang datar, pergi mencari---laki-laki sialan yang dengan terang-terangan ingin merebut Inara darinya, dan Elang tersenyum sinis, melihat kebaradaan laki-laki itu yang ternyata ada di lantai satu resto ini, tapi sial! Laki-laki itu entah ingin pergi kemana lagi , dan Elang dengan rasa marah dan kesal, terpaksa mengikuti…. Laki-laki b***t itu yang sudah merayu istri orang. Dan.. ternyata, laki-laki sialan tadi, ingin ke toilet, membuat Elang yang menghentikan langkahnya sejenak saat ini, terlihat tersenyum sinis. “Pas, kamu seakan memuluskan niatku yang ingin membuatmu babak belur agar kamu kapok dan tidak lancang lagi mendekati istriku….”Desis Elang dengan kedua tangan yang mengepal erat, dan Elang dalam sekejap bahkan meloncat. Menahan tangan Rangga, yang sedikit terkejut, ada orang yang menahan tangannya. “Jijik, lepaskan tanganku. “Desis Rangga tenang, tapi Rangga benar-benar jijik, ada seseorang laki-laki yang menahan dan memegang pergelangan tangannya. “Jawab dengan jujur pertanyaanku, kamu ada hubungan apa dengan istriku!!!”Desis Elang dengan wajah yang merah padam dalam sekejap. Rangga? Jelas, mengernyitkan keningnya bingung, lebihnya tepatnya, di buat pura-pura bingung dan menatap Elang dengan tatapan tak mengerti. “Jawab sialan!” “Kenapa kamu berpikir seperti itu?” “Kamu dan istriku terlihat mencurigakan….” “Oh, ya?”Sahut Rangga santai, dan Rangga juga dalam sekali hentakan kuat, melepaskan pegangan Elang pada tangannya. Dan Rangga dengan santai juga, terlihat melipat kedua tangan di depan dadanya, menatap Elang dengan tatapan yang penuh-penuh curiga saat ini. “Kamu tahu, biasanya orang yang punya pikiran picik seperti kamu lah yang busuk dan b***t…. “ “Kamu lah yang selingkuh dan mengkahianati istrimu, tapi kamu malah sok-sok mencurigai istrimu….” “Kamu selingkuh, Mas Elang?”Tanya suara itu histeris, membuat tubuh Elang menegang kaku, dan Elang sontak menatap keasal suara. Suara milik istrinya, yang wajahnya terlihat pucat pasih saat ini, dan untung saja, Elang bisa mengusai dirinya dengan tegas. Puas menatap wajah panic istrinya, dengan gerak kaku, elang menatap jijik dan penuh benci pada laki-laki asing sialan yang ada di depannya…. “Kamu sudah membuat kesalah pahaman dalam rumah tangga kami, awas kamu…” desis Elang tak main-main, tapi sialan, hanya mendapat angkatan bahu tak acuh dari Rangga. Dari Rangga yang tanpa kata, sudah masuk ke dalam toilet, sedang Elang dengan wajah seriusnya, tatapan dalamnya pada sang istri, mendekati istrinya. Dan elang dan inara sudah berdiri saling berhadap saat ini, elang memegang lembut kedua bahu istrinya, menatap istrinya dengan tatapan yang semakin-makin dalam… “Tatap, mataku, sayang…”Ucap Elang lembut, dan dengan tatapan kosong yang di buat-buat, Inara menurut, menatap tepat pada kedua manik mata suaminya…. “Ibuku atau orang tuaku yang tersisa di dunia ini, akan mati mengenaskan kalau aku selingkuhi kamu, Inara…. Aku nggak selingkuh…!” Mendengar sumpah suaminya di atas, yang berani dan gila, membuat Inara ingin pingsan. Sedangkan Elang…? Toh, aku benar, nggak selingkuh, kan? Aku tidur dengan Sabila karena kecelakaan, aku nikahi Sabila nantinya hanya untuk mendapatkan anakku, anakku yang akan buat hubunganku dengan istriku Inara harmonis nantinya… ucap batin Elang menenangkan debaran jantungnya yang berdebar tidak normal di dalam sana… sedikit takut akan sumpah menyeramkan yang ia ucap terhadap mamanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN