Setelah Jeffry berpikir begitu keras apa yang Koris katakan tentang ia harus menikahi Sarena agar semua tujuannya bisa lebih mudah, ia pun kini melangkah menuju mansion utama keluarga Fandrana. Jeffry berusaha menenangkan hatinya walaupun ia tidak ingin menikahi Sarena. Kenapa ia harus menikahi perempuan yang menjadi salah satu targetnya?
Jeffry akan menemui keluarga Fandrana dan melamar Sarena didepan semua keluarga Fandrana.
***
Saat ini keluarga Fandrana tengah makan malam, mereka menikmati makanan mereka, namun tidak dengan Sarena yang saat ini diam dan memainkan sendok makannya. Ia tidak mengunyah apa pun.
“Saren, kamu kenapa lagi?” tanya Alvindo sang kakak.
“Heem?”
“Dia putus cinta sepertinya,” jawab istrinya Alvindo.
“Apa sih, aku tidak putus cinta ya, dan aku tidak akan pernah putus.” Sarena menoleh menatap kakak iparnya itu, yang sebenarnya tujuannya hanya bercanda, namun Sarena ambil hati.
“SARENA!” teriak Erang memukuli meja makan keras, hingga suaranya menggema.
Sarena menatap sang Kakek dan berusaha menenangkan perasaannya, ia tidak mau sampai membuat kakeknya itu marah dan jantungnya kambuh.
“Dad, biarkan saja,” kata Rejal.
“Biarkan saja? Dia mau makan apa kalau menikah dengan asistenmu?” tanya Erang menatap Rejal kesal.
Semua keluarga membulatkan mata, mereka menoleh melihat Sarena. Dan, mereka langsung bisa menebak apa yang Erang katakan, maksud mereka adalah Jeffry. Yang mereka ketahui adalah asisten pribadi Rejal.
“Apa? Kamu memadu kasih dengan Jeff?” tanya Alvindo dengan suara yang begitu tertahan.
“Iya. Kenapa?”
“Kenapa apanya, kamu mau makan apa kalau—”
“Ya makan seperti kalian. Kita tidak butuh kekayaan lagi kan? Kakak juga kan tidak butuh? Dulu juga Kakak mencintai perempuan yang jauh dari keluarga kita, apa Kakak pernah memikirkan kekayaan?” tanya Sarena, membuat Alvindo membulatkan mata dan menoleh melihat istrinya.
“Kenapa jadi malah aku yang kamu bahas? Kita sedang membahasmu.”
“Aku akan pergi dari rumah ini dan hidup bersama Jeff diluar negeri.”
“Kenapa kamu sangat keras kepala? Gepa memberitahumu jangan menjalin hubungannya dengannya.” Erang melanjutkan.
“Aku akan tetap bersamanya. Aku tidak akan pernah menikah dengan siapa pun selain Jeff.” Sarena kesal sekali, ia hendak pergi meninggalkan keluarganya, namun suara deheman terdengar.
Semua keluarga menoleh dan melihat Jeffry yang kini berdiri didepan meja makan, tepat didepan Erang. Ia terlihat tampan dengan setelan jas yang ia kenakan.
“Jeff?” Sarena membulatkan mata dan melihat keluarganya yang tengah menatap Jeffry seksama.
“Saya kemari mau meminta restu pada kalian semua, saya mau melamar Sarena.” Jeffry dengan kepercayaan diri yang tinggi berdiri dengan gagah dan mengatakan hal itu pada seluruh keluarga Rejal Fandrana.
“Apa? Kamu mau melamar Saren? Apa yang kamu punya?” tanya Alvindo.
“Kenapa kamu sangat percaya diri? Kenapa kamu kemari malah mempermalukan diri?” tanya Erang yang sudah sangat kesal sejak tadi.
“Gepa, kenapa Gepa mengatakan itu?”
“Masuk kamar sana,” titah Erang. Namun, Sarena tidak mendengarkan dan malah berlari menuju Jeffry.
“Sayang, kenapa kamu di sini? Kan kamu—”
“Aku akan menikahimu,” bisik Jeffry.
“Wahh. Kamu kebanyakan nonton drama sepertinya. Kamu harus punya segalanya jika kamu mau melamar Saren.” Alvindo melanjutkan.
“Diam, Alvindo! Pekerjaan Jeff dan pekerjaanmu, lebih baik pekerjan Jeff, Jeff kompeten,” kata Rejal.
“Apa? Daddy membelanya? Artinya Daddy merestui mereka?”
“Yes. Daddy merestui mereka.”
“Kenapa Daddy malah menghancurkan tradisi keluarga ini?” tanya Alvindo tertawa dengan mengejek.
“Apa kita akan miskin kalau menjadikan Jeff suami Saren?” Rejal tersinggung dengan perkataan putranya barusan.
“Jangan aneh. Kamu itu tidak akan paham,” kata Erang. “Pulang dan jangan pernah kemari lagi. Kamu saya pecat,” kata Erang.
“Daddy ada hak apa memecat Jeff? Dia asistenku,” kata Rejal.
“Jadi, kamu benar merestui mereka?”
“Aku percaya pada Jeff. Dia kompeten dalam bekerja, kenapa memangnya kalau aku merestui mereka? Daddy harusnya paham, dengan penilaianku,” kata Rejal masih membela Jeffry.
Sindra memegang lengan suaminya, Rejal menoleh melihat istrinya yang saat ini menggeleng pelan. Sindra menyuruhnya untuk tidak ikut campur urusan Erang, karena Erang tahu mana yang terbaik untuk cucunya.
“Waktu membicarakan masalah perjodohan Saren dan Giozan, Daddy kan memberikan sepenuhnya keputusan padaku. Bukankah itu benar? Daddy mengatakan bahwa terserah aku. Jadi, aku merestui hubungan Saren dan Jeff.” Rejal melanjutkan sementara istrinya masih berusaha menahannya.
“Oh jadi kamu tetap keukeuh merestuinya? Baiklah. Terserah kamu saja.” Erang mendesah napas kesal, karena apa pun yang Rejal katakan, itu menyakiti harga dirinya.
“Kamu mampu memberikan uang mahar pada Saren?” tanya Alvindo. “Ya mobil mewah contohnya yang hanya ada dua di dunia.”
“Alvin!” sergah sang Ayah.
“Dia itu tidak kompeten Dad, kenapa Daddy merasa dia kompeten? Kalau dia kompeten dia pasti sudah memiliki segalanya, kan?” tanya Alvindo dengan mengejek.
“Kamu lupa siapa yang menyelesaikan masalahmu? Siapa yang menyelesaikan skandalmu? Dia adalah Jeff.” Rejal menggelengkan kepala.
“Itu kan memang tugasnya. Dia asisten Daddy dan ketua personalia keluarga Fandrana.” Alvindo tidak pernah mau tahu dan tidak mau tahu. “Jadi, wajar kan dia melakukan tugasnya dengan menyelesaikan masalahku?”
“Lalu kamu katakan dia tidak kompeten itu, dibagian mana?”
“Anak Daddy itu siapa? Aku atau Jeff?”
“Ini tentang bagaimana kompetennya dia.”
“Sayang, jangan dengarkan mereka. Ayo pergi,” ajak Sarena.
“Aku akan tetap di sini sampai mendengarkan kakekmu merestuiku.”
“Dia tidak akan merestui kita, Sayang,” lirih Sarena. “Jadi, ayo kita pergi dan jangan dengarkan mereka. Mereka hanya akan menyakitimu.”
“Aku akan tetap di sini,” kata Jeffry yang sudah bertekad harus mendapatkan restu dari keluarga Fandrana.
“Cucu kesayanganku memang tidak akan pernah mendengarkanku.” Erang mendesah napas kecewa.
“Gepa, apakah Gepa mencintai Gema? Aku mendengar bahwa Gema bukan dari keluarga kaya tapi Gepa mencintainya, bahkan ketika Gema sudah tiada, Gepa masih sendiri karena Gepa masih mencintai Gema. Itu lah yang Gepa ceritakan padaku. Apakah Gepa lupa? Jangan membuatku kehilangan laki-laki yang aku cintai, Gepa,” lirih Sarena.
“Itu hanya cerita dongeng!” bentak Alvindo.
“Cerita dongen yang mengesankan, bukan?” tanya Sarena.
“Saya tidak akan pergi dari sini kalau saya tidak mendapatkan restu dari kalian,” kata Jeffry menghancurkan harga dirinya.
Apa yang diinginkan Alvindo? Mahar dengan mobil mewah yang hanya ada dua di dunia ini? Mobil mewah yang hanya ada satu di dunia pun ia mampu membelinya, hanya belum saatnya memberitahu pada mereka siapa dirinya sebenarnya. Jika nanti mereka tahu, mereka pasti akan terkejut bahkan mungkin akan jantungan.
“Sayang, aku mohon,” lirih Sarena.
“Tidak apa-apa, Sayang. Ini demi kamu,” jawab Jeffry mengelus pipi Sarena.