Ingatan yang Utuh

1364 Kata
Saphira bangun dengan tubuh yang terasa pegal. Dia mendapati beberapa bagian badannya membiru. Sepertinya itu adalah bekas luka saat dia sedang berkelahi dengan Liu. Dia juga merasakan bagian intimnya sudah mulai membaik dan tidak terasa sakit lagi. Dia membuka ponselnya, tentu saja itu kosong. Itu adalah nomor baru dan tidak ada yang mengetahui nomor tersebut selain Romeo. Dia turun dari tempat tidurnya. Kemudian dia pun keluar dari kamarnya. Berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Di sana dia melihat kedua orang tuanya sedang sibuk memasak untuk dibawa berjualan nanti sore. Mereka berjualan teok dan berbagai jenis olahan ikan dengan bumbu rahasia keluarga. Saphira mengambil gelas, kemudian dia memencet dispenser air. Dia menarik kursi dan duduk. Kedua orang tuanya hanya melanjutkan pekerjaan mereka. Mereka bahkan seolah tidak memikirkan tentang kejadian kemarin. Saphira jadi penasaran dengan mereka. Apa jangan-jangan Kaisar telah menghubungi mereka? Tidak! Itu tidak mungkin, di surat perjanjian sudah tertulis dengan jelas bahwa kejadian itu akan menjadi rahasia dan harus terkubur dalam-dalam agar baunya tidak tercium oleh siapa pun. “Ibu,” panggil Saphira pelan. Maria menoleh ke arahnya, “Ada apa?” jawabnya. Saphira menggeleng pelan, “Tidak, hanya memanggil saja,” jawabnya. “Ibu, nanti aku akan mengundurkan diri dari klub. Aku akan mencari pekerjaan di dekat kampus saja.” Saphira melanjutkan kalimatnya. Mendengar ucapan Saphira, Maria dan Roki menghentikan kegiatannya. Mereka segera mencuci tangan dan duduk di depan Saphira. “Kampus?” ucap Maris. Dia menoleh ke arah Roki kemudian ke arah Saphira. Saphira mengangguk. “Iya Bu, aku sudah mengumpulkan uangnya. Ibu dan Ayah tidak perlu khawatir, aku pasti akan mendapatkan beasiswa dan pekerjaan. Jadi aku bisa mencukupi kebutuhanku sendiri. Kalian fokus saja pada Dave, dia memerlukan banyak perhatian kalian. Datanglah ke asramanya, aku akan berusaha mendapatkan pekerjaan yang baik. agar bisa membantu kalian meringankan beberapa tagihan.” Saphira mengatakannya dengan mantap. Dia memegang tangan Ayah dan Ibunya. Mengusap tangan mereka secara perlahan. Mendengar ucapan Saphira yang terdengar sangat dewasa membuat kedua orang tuanya terharu. Mereka meneteskan air mata. Saphira dengan cepat mengusap air mata mereka. Kemudian dia tersenyum dengan sangat manis. “Maafkan aku, aku tidak bisa membuatmu menjadi seorang puteri raja. Kamu malah harus bekerja dengan sangat keras untuk membantu kami.” Ayahnya tidak lagi dapat membendung rasa harunya. Tangisnya pecah, kemudian Saphira pun berdiri dan memeluknya. “Tidak Ayah, kamu adalah Ayah terhebat.jangan pernah mengatakan hal itu. Aku bahagia menjadi anak Ayah,” jawabnya. Dia mencoba menenangkan Ayahnya dengan menepuk-nepuk punggungnya. Maria pun ikut memeluk mereka, mereka bertiga larut dalam tangis untuk beberapa saat. Kemudian mereka saling melepaskan pelukan dan kembali duduk. Mereka pun melanjutkan obrolan dengan santai. Walau pun mereka hidup dengan keadaan pas-pasan, tidak membuat mereka menjadi lupa bahwa yang terpenting adalah keluarga, bukanlah uang. ***   Kaisar memeriksa ponselnya, Viona benar-benar telah meninggalkannya. Bagaimana bisa dia dicampakan oleh seorang Viona? Apa kurangnya dia? dia sudah memberikan semuanya. Tapi Viona masih merasa kurang dan kurang. Dia menerawang jauh ke malam itu. Dia sangat jelas mengingat Viona mengatakan akan meninggalkannya. “Aku sudah tidak bisa menjalani hubungan denganmu.” Dia mengucapkannya dengan lantang, tanpa merasa bersalah sedikit pun.  Dia bahkan tidak memandang mata Kaisar saat mengucapkannya. Seolah dia sudah tidak sudi lagi untuk melihatnya. Kaisar menarik tangan Viona, membuatnya sedikit tersentak dan mendekat ke arah Kaisar. “Apa yang kamu katakan? Aku bisa memaafkan kamu. Aku memaafkan kamu atas kesalahanmu. Tinggalkan dia, dan lupakan dia!” ucapnya tak kalah tinggi. Walau pun mereka saling berbicara dengan nada tinggi, orang-orang di klub itu tidak akan bisa mendengar mereka. Suara musik terus berdentang dengan sangat kerasnya. Ada gurat kemarahan yang ditahan sekuat tenaga oleh Kai. Dia menatap mata Viona dengan lembut, dia tidak bisa kehilangannya. Dia adalah cintanya. Masa depan baginya. Viona memalingkan wajahnya, dia menepis tangan Kaisar dengan kasar. Kali ini dia menatap mata Kaisar dengan serius. “Kenapa? Kenapa kamu memaafkan aku? Aku sudah berselingkuh! Jangan bersikap bodoh!” ucap Viona. Dia mencibir, dia merendahkan Kaisar dengan tatapannya yang memuakkan. “Aku tidak peduli jika kamu sudah berselingkuh. Kembalilah, aku memaafkan kamu.” “Kau sangat berbeda dengannya, harta yang kamu miliki memang banyak, tapi yang kamu berikan padaku tidak seberapa. Tidak sepertinya yang rela memberikan aku apa pun yang aku minta. Mari kita selesaikan ini sekarang. Kita putus.” Dia melangkah pergi meninggalkan Kaisar setelah mengucapkan hal yang sangat menyakitkan itu. Dibandingkan dengan pria lain yang tidak ada apa-apanya dengannya. Bahkan pria itu bukanlah tandingannya. Dia tidak pantas untuk dibandingkan dengan pria yang hanya mempunyai perusahaan kecil. Jika pria itu bisa memberikan semua yang Viona minta, pasti dia telah melakukan sesuatu yang buruk. Padahal Kaisar telah memberikan semuanya padanya, hanya saja dia memang hanya memiliki sedikit waktu untuk bertemu dengannya. Tapi, bukankah wanita hanya membutuhkan uang dan segala kemewahan? Setelah tersadar bahwa Viona pergi, dia pun segera menyusulnya. Dia menarik tangannya dengan paksa. “Kamu benar-benar ingin putus denganku?” Kaisar mendekatkan bibirnya ke telinga Viona. Viona menatapnya dengan tatapan tidak suka. “Kenapa? Kamu masih ingin menikmati tubuhku? Karena itu kamu tidak ingin melepaskan aku?” jawabnya. Dia tersenyum sinis dan menepis tangan Kaisar dengan kasar. “Tubuhmu? Tidak mungkin! Pergilah! Romeo akan mengantarmu!” ucap Kaisar. Dia benar-benar telah dibutakan oleh cinta. Dia mengira selama ini Viona mencintainya dengan tulus. Dia bahkan rela memberikan kegadisan pada dirinya. Ternyata semua itu hanyalah demi uang dan kemewahan. Dia bahkan mengira Kaisar hanya memilikinya untuk dinikmati. Dia tidak pernah menyangka bahwa Kaisar mencintainya dengan sangat tulus. Ini adalah kesalahan terbesar Viona. Dia telah membangunkan harimau yang sedang tidur. Dia akan segera mendapatkan balasannya. Pria itu akan hancur hanya dalam sekejap saja. Kaisar menikmati minumannya dengan tenang. Segelas dua gelas, hingga beberapa botol telah kosong dia minum. Dia mengerjap-erjapkan matanya beberapa kali. Karena pandangannya mulai terasa kabur dan tidak bisa fokus. Disela pandangannya itu, dia melihat Viona berdiri dan melayani beberapa pria lain. Dia melihat pria-pria itu mencolek dagunya, bahkan ada yang mencoba untuk memeluknya. Melihat itu emosi Kaisar memuncak, dia tidak suka wanitanya disentuh oleh pria lain. Dia pun membanting gelas dan beberapa botol. Kericuhan mulai terjadi, beberapa orang sudah berlari menjauh agar tidak terkena lemparan darinya. Dia dengan cepat menarik tangan Viona, Viona memberontak dan meminta tolong. “Diam, kamu adalah milikku. Jadi jangan mencoba untuk pergi dariku!” ucap Kaisar padanya. “Tidak! Aku tidak mengenalmu, tolong!” Viona terus meronta meminta pertolongan. Tapi karena semua orang telah mendengar bahwa dia adalah miliknya. Maka mereka pun tidak berani untuk menolongnya, menurut mereka lebih baik diam saja. Dari pada mereka akan mendapatkan masalah jika ikut campur dengan urusan orang lain. Kaisar sudah dipenuhi dengan emosi, dia menyeretnya dengan kasar. Mendorongnya masuk ke kamar hotel. Kemudian dia juga mendorongnya hingga jatuh ke tempat tidur. Tapi, Viona itu masih berusaha untuk melawan. Dia melemparkan bantal, dan barang-barang yang bisa dia lempar ke arah Kaisar. Tapi dengan sigap Kaisar menghindarinya. Dia masih bisa menghindari lemparan-lemparan itu walau pun dia sedang terpengaruh alkohol. Dia sangat mabuk, dia semakin emosi saat Viona akan keluar dari kamarnya. Dia menarik tangannya dengan kasar. Menarik bajunya hingga robek dan melepaskannya asal. Kaisar langsung menciuminya dengan ganas. Dia tidak lagi peduli dengan ucapan dan makian, segala sumpah serapah yang keluar dari mulut Viona. Karena Viona adalah miliknya. Dia tidak akan pernah melepaskannya.   Kaisar mengusap wajahnya perlahan, dia akhirnya mengingat semua kejadian malam itu. Gadis yang dia pikir adalah Viona ternyata dia adalah Saphira. Karena jarak usianya keduanya hampir sama. Dia mengira itu adalah Viona. Kini dia dalam penyesalannya. Dia telah merusak kehidupan seorang gadis. Dia sudah merenggut hal yang bukan haknya. Perasaannya kini dipenuhi dengan rasa bersalah padanya. Bahkan Saphira dengan  terang-terangan menolak uang darinya. Tapi Romeo telah berhasil memberikan semua itu padanya. “Saphira, aku akan melindungi dari jauh,” ucapnya lirih. Walau pun hatinya sedang sakit karena penghiantan, tapi dia masih mempunyai otak untuk tidak menyakiti orang lain yang tidak bersalah. Dia kemudian menelpon Romeo. “Selidiki semua tentang Saphira, siapa keluarganya, di mana mereka tinggal, apa keinginannya, semuanya. Siapkan yang terbaik untuknya! Jangan sampai terlewat satu hal pun!” Setelah mengucapkan itu dia pun menutup teleponnya. Sementara Romeo menjadi bingung. Kenapa Kaisar dengan tiba-tiba memintanya untuk menyelidiki Saphira dan dia bahkan menyuruhnya untuk menjamin semua kebutuhannya. Ada apa sebenarnya dengan Bos-nya itu? 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN