Enam

2845 Kata
“LEPAS!!”   Davin maju kedepan kemudian melepaskan tangan Dimas dari Michelle. “Berani lo sama gue!!” bentak Dimas. Davin dan Dimas saling bertatapan sinis. “Gue ga takut sama lo!!”   BUG!!   Dimas memukul pelipis Davin. Kemudian Davin membalasanya.   BUG!! Davin memukul dagu Dimas. BAG!! BIIG!! BUG!!   Terjadilah perkelahian antara Dimas dan Davin. Baku hantam terjadi di antara mereka tak mau kalah. Hidung Dimas mengeluarkan darah segar akibat di tonjok Davin. Sedangkan, bibir Davin berdarah karena hantaman Dimas. Kalau anak laki-laki begini nih berantemnya. Adu jotos, adu kekuatan. Sedangkan kalau berantemnya anak perempuan, paling cakar-cakaran, jambak-jambkan. Kurang seru, hehe.   “Stop! STTTTTTOOOOPPPPPPPP!!!!!” teriak Michelle mencoba melerai perkelahian mereka. Dimas dan Davin berhenti. “Biar gue abisin ini anak Chell,” Davin masih tak puas. “Gue engga tega lo di perlakuin kaya gitu sama nih cowok. Lo kan cewek, harusnya engga sekasar itu,” “Ayo lawan gue lagi!” tantang Dimas.   “STOP!! Aku ga mau ada perkelahian. Oke, kalian berdua stop berkelahi. Cukup! Davin ini masalah aku sama Dimas. Makasih tadi udah nolongin aku. Dan kamu Dimas. Masalah kamu sama aku. Kita terusin besok. Kepala aku pusing. Aku mau pulang,” “Biar aku antar,” Davin menawarkan diri. “Ga perlu. Aku pulang sendiri aja,” Michelle pergi meninggalkan mereka berdua. Semoga saja mereka tak berantem lagi. Ada sedikit lega karena Michelle telah lolos dari bullyan anak-anak Vegasus. Hari ini sungguh hari buruk bagi Michelle. Tak menyangka sama sekali ia bisa mendapatkan bintang merah dari gank GHS.   ******** Rumah Dimas.   Tiba di kamarnya Dimas langsung mengempaskan tubuhnya di ranjangnya yang cukup luas. “Aaaaggggghhhh!!” Dimas mengeluarkan sebatang rokok kemudian menghisapnya. Kenapa semuanya kaya gini? Selama gue di Vegasus, gue ga pernah ngasih bintang merah ke cewek. Gue cuma ngasih bintang merah ke cowok yang menurut gue menyebalkan. s**l!! Gue pasti kalah taruhan. Apa Michelle masih mau jadi cewek gue, setelah di kasih bintang merah sama gank GHS? Padahal gue ga tahu menahu soal bintang merah ini. Pasti bakalan sulit banget buat ngraih hatinya. Angela rese banget sih. Main seenaknya aja kasih bintang merah ke orang, tanpa komfirmasi gue dulu.  Apapun caranya gue ga boleh kalah taruhan. Semua hal yang gue inginin harus tercapai. HARUS!! Rutuk Dimas dalam hati.   ******** Naffisa Caffe.   Michelle bukannya pulang ke rumah. Malah kerja di caffe. Setelah beres dengan kerajaannya Michelle malah ngelamun. Engga tahu kenapa aku ngerasa bukan Dimas yang ngelakuin ini sama aku. Emang sih tadi dia juga bilang yang kasih bintang merah itu, Angela. Ahh tapi pasti Dimas. Dia pasti bohong. Secara dia kan jago acting. Tapi kok tadi kayanya Dimas mau ngajak aku kemana gitu. Kayanya mau ada yang diomoning. Ahhhhh Michelle Michelle.  Udah cowok tengil macem dia ngapain di pikirin, batin Michelle.     ********   Menjadi pribadi yang baik tidak sulit Cukup membuat orang tersenyum dan bahagia saja sudah cukup Entah sampai kapan hidupmu di liputi amarah Entah apa yang kau sembunyikan dari semua orang   Aku merasa ada yg aneh dalam dirimu. Menutupi segalanya dangan amarah dan kebencian. Seperti haus akan kasih sayang dan cinta   Tak mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Aku tahu kau masih berkelana mencari cinta Cinta yang tulus. Cinta yang membuatmu bahagia.   -Michelle Octorina Andara-   “Igghh ngapain sih aku nulis puisi tentang dia,” Saat Michelle akan beranjak pegi. Dimas sudah ada di hadapannya. “Mau ngapain lagi kamu? Belum puas dengan bullyan kemarin?” “Jujur bukan gue yang ngasih bintang merah sama lo. Gue ga tahu menahu, kalo lo di kasih bintang merah sama Angela,” “Mau kamu mau Angela. Yang jelas gank GHS yang ngasih dan ketuanya kamu. Otomatis kamu juga ikut bertanggung jawab atas kejadian kemarin. Tapi tenang aja aku ga bakalan mundur dari sekolah ini,” Michelle tidak gentar meski sudah di buat ketakutan setengah mati kemarin. “Kenapa sih lo ga terima bintang pink gue?” “Cinta itu bukan permainan Dim. Sampai kapanpun aku ga akan nerima cinta dari orang yang suka mainin cinta,” terangnya. “Emang menurut lo cinta itu apa?”   Michelle tersenyum. “Cinta itu cukup membuat orang yang kita cintai itu bahagia, maka kita akan bahagia. Cinta itu tulus. Tanpa menuntut apapun pada pasangannya. Cinta itu suci. Besih tanpa ada kebohongan di antara pasangannya. Cinta itu…” “Stttt.. Drama banget sih! Cinta itu bukan puisi tahu,” potong Dimas. “Ya memang bukan puisi. Tapi lebih indah maknanya dari puisi,” “Masa jadi pacar sehari gue aja ga mau,” “Engga!” Michelle pergi meninggalkan Dimas.   Ternyata buat dapetin Michelle ga semudah yang gue pikir. Sulit banget. Tapi gue ga boleh nyerah. Gue ga pernah kalah taruhan lihat aja nanti. Lo pasti bakalan bertekuk lutut dihadapan gue, pikir Dimas   “Michelle itu cewek istimewa Dim. Lo kasih seribu bintang pink dia ga akan mau,” “Jelita! Terus lo punya caranya ga?” tanya Dimas. Siapa tahu Jelita mempunyai idea brilian. Jelita tersenyum misterius, “Dulu Michelle pernah pacaran. Tapi pacarnya meninggal karena sakit dan ga bilang sama Michelle. Sejak itu Michelle selalu simpati sama orang yang sakit. Coba deh lo pura-pura sakit,” sarannya. “Pura-pura sakit? Sakit apa?” “Kanker kek, apa kek. Terserah, yang jelas sakit. Ya di coba aja,” saran Jelita. Patut di coba nih sepertinya. Semoga kali ini Dimas berhasil.   Dimas berpikir keras. ”Gue tahu! Thank’s ya Ta. By the way gue lihat lo ga terlalu deket sama Michell?” “Michelle ga tahu, kalo gue sama dia masih sepupuan sama gue. Gue juga di larang bokap nyokap temenan sama dia. Tapi gue suka iba sama dia. Gue harep sih lo jatuh cinta beneran sama Michelle,” ceplos Jelita. “Ahahhaha lo bercanda. Ga akan mungkin Ta. Dia buka tipe gue,” “Biar waktu aja yang menjawab  ya Dim. Gue yakin lo bakalan ngerasa beda, kalo pacaran sama dia,” “Terserah deh yang jelas gue ga mau kalah taruhan. Thank’s  ideanya,” mereka saling berbincang cukup lama. Jelita ini memang tidak seperti anggota gank GHS yang lainnya. Sikapnya sama seperti Dimas. Tapi Jelita lebih tenang. ********   Heart Care Hospital.   Dimas mencari dokter yang akan menjadi dokter pura-puranya. Namun sampai saat ini belum ada yang mau di ajak kerja sama. “s**l di tawaran duit kaga mau,” rutuknya.   BUK!   Dimas menabrak sesorang. “Dimas?” sepertinya dia mengenal Dimas. “Eh iya. Lo siapa ya?” “Saya Imaz dokter di sini. Saya kan sepupu kamu. Masa lupa?” terangnya. “Lo dokter apa?” Dimas memang tidak sopan. Masa bicara sama dokter saja pakai lo-gue. Yah meskipun Imaz sepupunya tapi tetep saja dia seorang dokter. “Saya dokter ahli jantung di sini,” “Kebetulan banget. Gue lagi butuh dokter pribadi buat gue,” seakan mucul idea saat Imaz menyatakan jabatannya di rumah sakit ini. “Emangnya kamu sakit? Sakit apa? Sakit jantung?” “Engga kok gue ga sakit. Tapi…” Dimas berbisik pada Dokter Imaz. Dimas meminta agar dokter Imaz bisa jadi dokter palsunya untuk missi status palsunya. Dengan imbalan uang yang cukup mengiurnya. Apakah dokter Imaz akan tertarik?   “Saya ga bisa,” tolak dokter Imaz mantap. “Loh kenapa ga bisa? Gue kan udah nawarin duit. Anggap aja lo kerja sama gue,” Dokter Imaz tersenyum kecut, “Pertama, kalo saya ikuti kemauan kamu, sama saja saya melanggar sumpah dokter yang udah saya ucapkan. Kedua, meskipun kamu sepupu saya. Tapi saya ga bisa bantu untuk kebohongan kamu Dimas. Itu melanggar kode etik. Saya bisa di tuntut karena telah memberikan keterangan palsu,” “Ahhh.. Masa sama sepupu sendiri, lo ga mau bantu. Ga butuh duit ya lo?” rayu Dimas. “Kamu lupa. Saya juga dari keluarga Smith? Masalah uang itu nomor dua. Ini kejujuran Dimas. Lagian kenapa kamu pengen pura-pura sakit? Orang sakit aja pengen sehat. Nah kamu, harusnya kamu bersyukur karena di berikan kesehatan. Penyakit jantung itu bukan main-main Dimas,” nasihatnya. “Udah lah ga usah banyak omong. Kalo ga mau, gue bisa cari yang lain,” Dimas pergi.   “Kamu ga berubah Dimas. Tetep ga sopan. Suka maksa orang. Persis kaya papah kamu. Yahh cuma sekarang papah kamu sedikit lebih sopan,” dokter Imaz ngomong sendiri.   ********   Vegasus International High School.   Michelle menunggu bus di halte. Namun tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di depanya. Kaca jendela mobil itu di buka. “Dimas!” “Dari pada lo nunggu bus lama. Mendingan naik mobil gue aja,” “Ga! Aku lagi nunggu orang,” bohong Mihelle. “Siapa? Paling cuma alesan lo aja,”   Tak lama ada motor yang berhenti di hadapan Michelle. “Davin,” Michelle mendekati Davin. “Aku pulang bareng kamu ya?” “Oke boleh. Tapi bukannya lo sama Dimas?” tanya Davin. “Ga kok. Yuk! Siapa juga yang mau bareng sama Dimas, ” Michelle langsung duduk dijok belakang motor Davin. Sementara Dimas melihat dengan mata sinis. Ternyata Davin boleh juga sebagai saingannya. Tapi, Dimas yakin akan lebih cepat mendapatkan hati Michelle di banding Davin.   ********  Tiga minggu kemudian.   Dimas mengusahakan berbagai cara agar Michelle jadi pacarnya. Namun dengan respon yang sama Michelle tetap menolaknya. Michelle mamang cewek unik. Sangat sulit sekali mendapatkan hatinya. Mungkin saatnya idea dari Jelita, Dimas mencobanya.   Best Camp gank GHS.   “Satu minggu lagi, lo ga jadian sama Michelle. Lo kalah taruhan,” ujar Mario. “Santai aja brow! Gue pasti dapetin dia,” “Serius lo? Daedlinenya seminggu lagi loh! Masa sih King Of Master  Vegasus ga bisa naklukin cewe cupu macem Michelle,” Ananda meremehkan. “Diem lo! Gue pasti bisa,” “Udah lah Dim. Ga ada untungnya juga, kalo lo pacaran sama dia,” ucap Angela. “Bukan masalah pacarannya. Gue ga akan pernah kalah taruhan. Ngerti!” bentaknya. “Ya udah kita tunggu aja. Sampe minggu depan. Kalo lo ga jadian juga. Berarti lo fix kalah,” Anggie meningatkan. “Ga usah di ingetin. Gue juga inget! Udah gue mau jalanin missi status palsu dulu,” katanya sambil meleos pergi.   ******** Vegasus 3 IPA 1   “Bagus banget lukisannya. Lo bakat jadi pelukis,” puji Ivha saat melihat lukisan Michelle untuk karya seni sekolahnnya. “Jangan salah tulisan Michelle bagus juga. Puisi-puisinya juga wiiihhh keren deh. Tapi aku sih masih ngeharepin kamu ngejar impian kamu buat jadi designer, Chelle” ucap Putri penuh harap. “Iya, kalo itu sih pasti,” “Udah lah ga usah muji-muji mulu Michelle,” Liana dongkol. “Napa sih lo sentimentil banget dari kemaren. Kayanya lo ga suka gitu, Michelle bagus di mata kita,” Chanes mencium perasaan dengki dalam diri Liana. “Engga kok biasa aja,”   Dimas masuk kelas. “Bisa ngomong sebentar?” gank Merkurius bingung. Dimas mau ngomong sama siapa nih? “Sama aku?” Liana kepedean. “Bukan. Michelle, bisa ngomong sebentar?” “Ya, kalo mau ngomong. Ngomong aja di sini,” “Ga disini. Ayo ikut!” Dimas menarik tangan Michelle. “Mau kemana sih?” “Ayo ikut aja!” Dimas membawa Michelle ke parkiran. ”Masuk!” “Kamu mau ngapain lagi sih? Bisa ga kalo nyuruh orang itu yang sopan,” protes Michelle. “Gue mohon, lo masuk ke dalam mobil gue,” Dimas memelas sedikit sopan.  Akhirnya Michelle masuk ke dalam mobil. Tiba-tiba Dimas menjalankan mobil Lambroghini Reventon hitamnya. Entah kemana Michelle akan dibawa oleh Dimas. Sepertinya akan ada hal yang penting yang akan Dimas bicarakan pada Michelle. Michelle jadi penasaran. Soalnya sampai harus pergi menjauh dari sekolah segala. Semoga Dimas tidak berbuat macam-macam pada Michelle.   Tiba di sebuah tempat.   “Umur gue tinggal tiga bulan lagi, Chell,” Michelle bingung dengan pernyataan spontan dari Dimas. “Maksud kamu apa Dim?” “Gagal jantung. Gue kena gagal jantung. Dokter vonis gue. Umur gue tinggal tiga bulan lagi,” ucapnya dengan wajah yang sedikit lesu. “Kamu ga bercanda kan?” Dimas menggeeng. “Gue harep gue bercanda. Tapi ini kenyataannya Chell,” “Pembohong macem kamu bisa aja kan. Udah ah jangan bercanda,” Michelle masih tak percaya. “Gue serius. Gue mau dengan sisa umur gue yang tiga bulan. Lo jadi pacar gue. Gue pengen ngerasain apa cinta itu sesungguhnya. Dan gue rasa, lo bisa ngasih cinta itu,” Dimas mulai memelas. “Dimas! Ga ngeefek tahu ga! Pasti ini akal busuk kamu kan! Udah deh,” “Gue serius,” Dimas memgang bahu Michelle sambil menatap dalam kedua bola mata Michelle yang sedikit sayu. Michelle mempunyai mata yang indah ternyata. Hanya saja Dimas tidak menyadari itu semua. “Udah ah! aku keluar!” Michelle keluar dari mobil Lambroghini Reventon Dimas. Namun Dimas berhasil menahan Michelle. “Gue ga bercanda. Hanya tiga bulan Chell. Dan mungkin setelah itu gue mati, gue pengen dapetin cinta sejati yang pernah lo bilang itu. Please Chell, anggap aja ini permintaan terakhir gue,” “Aku ga akan percaya,” Michelle akan pergi. Dimas meremas dadanya. “Chell.. Mi.. Michelle.. To.. hh tolong!” Dimas mulai sesak. “Acting kamu tuh, kurang bagus Dimas,” ucap Michelle masa bodo.   Dimas terjatuh ke tanah. “To.. To..long.. Saa..hh sakit… Chell!” Dimas merintih kesakitan. Meskipun kurang yakin, tapi Michelle kembali berbalik menghampiri Dimas. “Kamu beneran sakit? Ya ampun muka kamu pucet banget. Kamu harus ke rumah sakit,” Michelle panik. “Gue... gue.. hh..” “Udah kamu jangan banyak omong. Ayo masuk mobil,” Michelle memapah Dimas menuju mobil. Setelah itu Michelle bingung karena baru pertama kali mengendarai mobil Lambroghini Reventon. “Bismillah,” ucap Michelle. Mobil Lambroghini Reventon melaju menuju rumah sakit. Meskipun segikit grogi, karena ini adalah untuk pertama kalinya Michelle menggunakan mobil sport. Tapi setidaknya dulu ia bisa menyetir. Sebelum papahnya korupsi dan membuat kehancuran di keluarganya yang dulu harmonis. Yang Michelle pikirkan sekang adalah yang penting Dimas selamat dulu.   ******** Heart Care Hospital.   Instalasi Gawat Darurat. Dimas masih di tangani dokter. Michelle sangat panik. Michelle tidak nyangka, kalau Dimas benar-benar sakit. Dia pikir tadinya Dimas hanya berpura-pura saja untuk menarik simpati dirinya. Tapi, Dimas malah pingsan. Apa ini sungguhan? Tidak lama kemudian dokter keluar. “Bagaimana dok keadaan Dimas?” “Kondisinya drop lagi. Tapi dia sudah siuman. Dia manggil-manggil nama kamu terus. Kamu Michelle kan?” terang dokter pada Michelle. “Iya dok. Dokter siapa?” “Saya Dokter Leo. Dokter ahli jantungnya Dimas,” Michelle terkejut.” Dimas.. Dimas beneran sakit jantung dok?” “Ya. Sejak kecil Dimas memang mengiap penyakit itu. Namun kondisinya semakin memburuk sekarang. Bahkan menurut perhitungan medis umurnya hanya tinggal tiga bulan,” jelasnya.   Ya Allah ternyata ucapan Dimas benar. Aku ga mungkin jadi pacar Dimas. Tapi Dimas bisa kena serangan jantung, kalo aku nolak dia. Seenganya, kalo aku nerima cintanya. Aku bisa memperpanjang usia hidupnya, gumam Michelle. “Boleh saya masuk?” “Tentu,”   Michelle masuk. Michelle melihat Dimas terbaring lemah di ranjangnya. Dengan selang oksigen menempel di hidung Dimas. Serta infusan yang menancap di punggung tangannya. “Chell..” suara Dimas terdengar sangat lemah. “Iya Dim. Sorry aku ga percaya ucapan kamu. Tapi ternyata kamu beneran sakit,” sesalnya. “Gue emang jahat Chell. Tapi gue pengen rasain cinta sebelum gue mati,” ucap Dimas dengan nada paru. “Tapi aku kan..” “Please cuma tiga bulan aja. Setelah itu terserah. Setelah gue mati. Lo bebas dari gue,” ”Jangan gitu dong. Aku yakin kamu bisa sembuh kok,” Michelle memberikan semangat pada Dimas. “Chell, gue cinta sama lo,”   Duhh gimana nih? Serbasalah banget. Kalo aku nolak. Dimas pasti kena serangan jantung. Kalo sampe mati gimana? Tapi kalo aku terima. Otomatis aku harus jadi pacar dia dong selama tiga bulan. Adduuhhh.. batin Michelle.   “Please Chell. Anggap aja ini permintaan terakhir gue,” Dimas memelas. “Emhh gimana ya,” Michelle bingung. Michelle masih menimang-nimang permintaan Dimas. Ini bener-benar sangat mengejutkan. Menurut Michelle ini sangat mendadak. “Lo ga mau kan, gue mati tanpa pernah ngerasain cinta? Gue bisa mati kapan aja Chelle, jantung gue bisa berhenti kapan aja. Bahkan mungkin kurang dari tiga bulan, gue bisa aja mati,” lirih Dimas. “Oke oke. Aku terima cinta kamu,” Michelle menyerah. Dimas langsung memeluk Michelle. “Makasih. Makasih Chell,” akhirnya Michelle mau menerima pernyataan Dimas. Mulai saat ini ia menjadi pacarnya Michelle. “Janji satu hal sama aku. Kamu harus mau menjalani pengobatan. Aku yakin kamu bisa bertahan,” syarat Michelle pada Dimas. “Iya Chell,” “Kalo kamu sakit, bilang sakit ya,” Dimas mengangguk.   Yes. Mangsa masuk perangkap. Kalo tahu semudah ini ngibulin Michelle. Kenapa ga dari dulu, gue pura-pura sakit. Untung aja ada dokter Leo, mau ngebantuin sandiwara gue. Bagus juga ide hidup tinggal tiga bulan. Idea Jelita bagus juga. Pinter juga tuh anak. Engga sia-sia gue minta saran dari dia. Ahahaha.. Yes gue menang taruhan. Dalam tiga bulan gue harus bertahan sama Michelle. Dengan sakit gagal jantung palsu ini. Gue bisa dengan mudah dapetin yang gue mau dari Michelle, batin Dimas.   Tega banget Dimas bohongin Michelle. Apa rencana Dimas berikutnya? Mampukah hubungan Michelle dan Dimas bertahan sampai tiga bulan? Bagaimana respon gank GHS setelah tahu Dimas dan Michelle sekarang pacaran?          
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN