Bab 5 Kesucian yang terenggut paksa

1039 Kata
"Gadis kecil...kau siapa? kenapa kau ada di atas ranjangku? siapa yang mengirimu? hemmmz..." ucap Andra dengan endusan di bagian ujung bibir Natasya, gadis itu hanya menatapnya dengan tatapan sendu penuh ketakutan, Natasya ingin sekali berteriak malam itu. Namun ia ingat bahwa saat itu tengah berada di rumah asing, rumah orang lain yang baru tadi sore ia datangi. "Siapa kau? kenapa memperlakukan aku begini? pergi! menyingkirlah!" ucap Natasya dengan penuh tenaga mencoba mengusir tubuh lelaki yang sudah tidak berbusana itu dari atas tubuhnya, namun lagi lagi ia harus menyudahi keinginannya. Karena ia kalah dengan kekuatan lelaki itu. Rontaannya seakan percuma ia lakukan, tenaganya terkuras, menjadi lemas saat ciuman liar menyeruak masuk menembus pakaiannya, kedua tangan kekar itu mengoyak paksa pakaian yang Natasya kenakan dengan kasarnya lalu melemparnya. Tubuhnya bergetar hebat saat tangan tangan kekar memaksa merengkuh tubuhnya dalam dekapannya, hingga semua busana yang Natasya kenakan terlepas sempurna, isakan dan rintihan Natasya menghiasi setiap ciuman yang bercampur gigitan di sekujur tubuhnya, kini Andra sudah mendominasi dan tidak bisa menyudahi, setiap inci ia nikmati tanpa terkecuali, Andra menjamahnya dengan rakus dan buas. Namun saat Andra menyadari keduanya tidak berada di kamarnya, segera lelaki itu dengan kasar memaksa Natasya dalam pelukannya, Andra membopong tubuh yang sudah tidak berdaya itu menuju ke kamarnya. Hingga Andra dengan kasar menjatuhkan tubuh yang polos itu keatas pembaringan, mengunci pintu kamarnya rapat rapat. Andra merangkak naik pembaringan dengan tatapan nanar dan liar yang masih sama, nafasnya memburu seakan ingin secepatnya tersalurkan, sedangkan Natasya kian menarik selimut untuk menutupi sekujur tubuhnya, sampai dengan kasar Andra menarik selimutnya dan melemparnya. "Tolong...jangan...jangan lakukan itu padaku! jangan...!" ucap Natasya sembari mundur perlahan hingga terantuk sandaran ranjang Andra, ia terpojok disana, Andra pun segera melakukan aksinya, membuat Nataya melayang sesaat hingga meneteskan air mata. "Lepas...tidak! kau jangan melakukannya! jangan!" ucap Natasya dengan kedua tangan yang menggebuk lengan sampai punggung Andra, sampai lelaki itu harus mengurung tangannya dibawah kendalinya, hanya kepala Natasya yang bebas menggeleng menolak apa yang lelaki itu lakukan padanya. Sentakan itu membuat Natasya tercekik sampai sesak ia rasakan, pekikan kencang Natasya teriakan, namun sayang tidak ada yang mendengarnya, ditambah guyuran hujan deras serta gelegar petir yang beberapa kali mengiringi aksi paksa yang Andra lakukan pada wanita yang kini sudah kalah dan sudah tidak mampu menolaknya sama sekali. Malam itu, Andra mengambil sesuatu yang sudah selama itu Natasya jaga, Andra mengambilnya paksa secara buas dan tanpa ampun, hingga peluh keduanya bercucuran dan nafas terengah kian menjadi, berkali kali sampai Andra terjatuh lemas diatas tubuh gadis yang tidak berdosa itu. "Harusnya kau menurut saja, agar kau tidak kesakitan." Bisik Andra sembari beringsut menyamping dari tubuh yang sudah lemas tidak berdaya itu. "Gadis ini sangat lain dari gadis penghibur pada umumnya, siapa dia?" ucap Andra dalam hatinya, ia masih belum tersadar dari semuanya, rasa haus akan kehangatan itu masih mengusik di tubuhnya, ia masih kurang puas menikmati aktivitasnya tadi meski sudah ia lakukan beberapa kali, sampai Andra meraih lampu duduk di sampingnya, ia menatap lekat wajah sampai tubuh mulus yang saat itu tengah meringkuk menghadap ke arahnya, Andra hanya menggeleng gelengkan kepalanya saat melihat beberapa bekas ciumannya yang tertinggal disana. "Hei...siapa yang mengirimu kemari? harusnya kamu juga yang memberikanku obat itu? lalu secara polos kamu menolak tidur denganku." Ucap Andra dengan sadisnya, lalu Natasya pun terjaga saat mendengarkan gerutuan Andra disana, ia pun mengambil selimut yang ia kenakan dan beringsut pergi dari sana, tubuhnya gemetaran dengan langkah kaki berat yang ia paksakan, nyeri yang ia rasakanpun ikut berperan, membuatnya tertatih tatih berjalan sampai ke pintu kamar Andra, Natasya membukanya dan keluar dari sana, lalu menuju kamarnya sendiri. Tangisnya pecah disana, ia terisak isak diatas pembaringannya, tubuhnya lemas seakan tanpa tulang penyangga, membuat kepalanya berkunang kunang sampai ia tidak sadarkan diri. Malam kian larut, saat papa dan mama Andra pulang, keduanya begitu terkejut saat sudah mendapati mobil puteranya di garasi mobil, tanpa curiga keduanya pun lalu masuk kedalam rumah tanpa mengecek kamar puteranya dan juga puteri barunya yang baru sore itu tadi datangnya. Pagipun menjelang, terlihat dari cahaya yang masuk dari celah celah tirai ruang kamarnya, Natasya membuka kedua matanya, tubuhnya seakan tidak bertenaga, seperti remuk saat itu yang ia rasakan. Natasya kian terjaga saat mendengar ketukan dari luar pintu kamarnya. "Tok, tok, tok, sayang...ayo bangun..." ucap mama Andra yang mencoba membangunkan Natasya disana, dan sontak membuat gadis itu segera beranjak dari tidurnya, namun rasa nyeri itu masih ia rasakan disana, membuatnya meringis kesakitan. "Iya tante...Nat sudah bangun..." ucap Natasya dengan suara yang ia paksakan agar orang yang membangunkannya dari luar pintu kamar tahu bahwa ia sudah bangun. "Cepat turun ya sayang...kita sarapan sama sama di bawah." Ucap mama Andra yang masih dari luar pintu kamar. "Hah...sebenarnya keluarga macam apa ini? hanya semalam saja menghancurkan hidupku, dan esoknya sangat baik sekali." Ucap dalam hati Natasya, iapun lalu terduduk di atas ranjang, ia menatap kemeja biru laut teronggok di sana, membuat Natasya ingin menangis saat itu, hingga ia baru menyadari, selimut yang ia kenakan berbau khas parfum maskulin lelaki disana. Sontak membuat Natasya segera membuang selimutnya tersebut, dan ia baru sadar bahwa tubuhnya masih polos tanpa benang penutup. Lagi lagi Natasya menangis sembari terisak isak. "Papa...Natasya hancur di sini hanya dalam kurun waktu satu malam saja! papa kemana? Natasya mau pulang...Nat nggak mau disini..." ucap Natasya dengan isakannya, lalu bergegas menuju ke kamar mandi setelah puas menangis. Sembari menekan perut bagian bawahnya, Natasya menuju ke kamar mandi, bayangan buas nan liar semalam membuat tubuhnya gemetar ketakutan saat mengingatnya. Benar benar hal yang mengerikan untuk di ingat, namun meski Natasya tidak ingin mengingatnya pun, bayangan itu, ciuman itu, serta gigitan itu, terus memenuhi benaknya. Hingga ia terduduk dibawah shower, ia mengguyur tubuhnya sembari mengusap usapnya beberapa kali dengan usapan kasarnya, ia merasa telah ternodai, saat kesuciannya sudah terenggut dengan paksa. Luka fisiknya mungkin tidak seberapa, namun luka batinnya, ia benar benar tidak sanggup jika mengingatnya. Dikamar Andra, lelaki itu pun mulai membuka matanya saat cahaya mentari itu menusuk masuk menyilaukan matanya. "Akh...tubuhku terasa puas, nyaman, namun aku lelah..." ucap dalam hati Andra sembari menghirup udara dan menghembuskannya secara lega. Andra benar benar merasa tubuhnya begitu bugar. Hingga bayangan bayangan yang semalam ia lakukan, terlintas di otaknya begitu saja, membuat Andra mengerutkan keningnya dan menyatukan alisnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN